Bab13

247 3 0
                                    

jalan berbunga sungguh pemandangan yang sungguh indah untuk dilihat, ketenangan senyap sunyi cenderung tak normal, sebuah pohon besar dengan dedaunan hijau yang sangat rimbun menggugurkan bunga-bunga yang sangat harum hingga harumnya tercium hingga tempatku berdiri sekarang, ayunan dengan tali yang terikat dengan erat didahan pohon itu membuat nuangsa lembut juga elegan membuat siapapun yang memainkannya menemukan kebahagiaan diantara ketenangan yang menngelamkan taman bunga yang indah ini, tanpa disadari kakiku yang sudah terpaku tak bergerak mulai melangkah kearah pohon terlihat seorang laki-laki dengan penampilan maskulin duduk dibawah pohon dengan mata tertutup rapat,rambut hitam legam, bibir pink, rahang tegas membuatnya terlihat tampan perlahan ku dekati rasa bahagia, sedih,juga rindu yang akhirnya bisa terlepas membuat air mata yang membendung dikelopak mataku terjatuh membentuk anak sungai dikedua pipiku. dengan keberanian yang aku kumpulkan dengan perasaan ragu-ragu aku memcoba membuka bibirku memanggilnya.

" leo?"

laki-laki itu langsung membuka matanya dengan pandangan terkejut menatapku, mata coklat tua itu menatapku dengan tatapan rindu penuh kasih juga kekawatiran.

"saba bagaimana lo bisa disini?" tanya nya setelah bangkit dari posisi rebahan.

"lo tinggal ditempat seindah ini sendirian?" cobaku merubah topik.

"gak usah mengalihkan topik, siapa yang membuatmu datang kesini kali ini?"

"le beneran diantara kita berlima ada penghianat?"

"hufff" helaan nafas kencang terdengar jelas keluar dari bibir kak leo.

"ketakutanku terjadi" sambungnya.

"yaudahlah gak apa gw udah disini juga gak bakal balik lagi disini sepertinya lebih baik"

"egak lo harus balik lo belum waktunya nemenin gw disini,"

"why?"

"lo harus bersihin time kita yang udah berantakan itu lagian ada yang nungguin elo ba"

"tapi le?"

"udah gak ada tapi tapian balik lo sono"

"entar lagi deh"

"nih anak ya balik sekarang!"

"bentar ae biarin gw disini,"

"kagak boleh! lo harus balik "

"tapi dunia luar sangat kejam le sendirian itu sangat menyakitkan saat kau ingin menangis tapi tak satu air matapun keluar, "

"maka biarkan semua berakhir seiring waktu ba,"

"harusnya dulu lo gak usah nolongin gw"

BRAKKKKK

sebuah tinju mendarat dipipi gw seketika gw terpelanting jatuh.

"walaupun waktu terulang kembali gw masih gw masih akan nolongin elo"ucap leo

jelas sekali amarah juga kekawatiran dan kekecewaan yang entah dia kecewa padaku ataupun tidak. yang membuatku sangat terkejut hanyalah air mata yang mengalir dari pelipisnya seperti bendungan yang runtuh dan membentuk anak sungai yang mengalir deras membasahi pipi tirus itu.

"maaf aku hanya tak mau dia lolos begitu saja, maaf membuatmu menderita, maaf telah meninggalkanmu seorang diri, maaf atas semua yang terjadi padamu setelah aku pergi." leo tak henti-hentinya memintak maaf atas semuanya membuatku meneteskan air mata, leo menunduk menutup mataku dengan telapak tanganku membuatku mengingat masa kecil yang sangat menakutkan itu.

"jangan mengawatirakan semua, buka mata perlahan, orang yang selalu disampingmu saat kau membuka mata adalah orang yang bisa kau percaya dan orang yang akan disampingmu saat kau memulai perang dengan dunia yang tak pernah ada belah kasih untuk sebagian orang, ingat apa yang kau lihat dan kau dengar belum tentu semua benar satu-satunya yang bisa kau percaya dan andalkan adalah dirimu sendiri inget itu ba" bisik leo.

anehnya suaranya terdengar semakin menjauh hingga benar-benar hilang,kegelapan yang membungkusku dengan sangat erat ini menyesakkan membuatku sulit sekali bernafas air mataku yang sendari tadi tak berhenti membentuk anakan sungai, sebuah cahaya menyilaukan terlihat, perlahan aku membuka mataku cahaya dalam ruangan itu benar-benar menyilaukan hingga akhirnya mataku terbiasa dengan cahaya itu, kali ini bukan taman indah seperti sebelumnya tapi rungan dengan nuangsa putih biru dengan bau obat yang sangat menyengat, dua orang laki-laki berdiri disampingku dengan muka lega terlukis jelas dimuka mereka dengan tenggorokan yang super kering juga alat bantu pernafasan yang masih terpasang dengan baik diantara bibir hidungku aku hanya bisa berbicara lirih memanggil dua orang ini.

"kak itto, bang agus." senyum tipis terlukis diwajahku melihat mereka entar kenapa aku menyadari aku tidaklah sendirian.

setelah beberapa saat dokter datang untuk melihat kondisiku setelah dipastikan aman aku pun berpindah keruang perawatan.

"lo tau ba lo hampir ngebunuh kita" kata kak itto dengan menggebu aku hanya memandanginya dengan senyum tipis.

"apaan dah lo to lebay amat" timpal bang agus.

"apaan dah gw tuh jujur gus, dia hampir ae nyusulin leo untung kagak jadi udah panik setengah mampus gw" jelas kak itto

membuaku sedikit terkejut karna fakta kalau kak itto mengenal leo, kalau kak itto mengenal leo apa bang agus juga? ku lihat bang agus masih dengan ekpresi sebelumnya begitu tenang. saat aku hendak membuka mulutku untuk bertanya tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar dan seseorang berdiri tegap didepan pintu dengan senyum lembut menatap kearahku tapi entah kenapa aku merasa janggal dengan senyumannya.

"hai saba" sapanya.

asmosfer seketika berubah menjadi menjadi tegang aneh sekali.

"eh daniel masuk sini " kataku akhirnya membalas sapaannya.

saat daniel mendekat dengan sigap kak itto menghalanginya membuatku semakin curiga gak mungkin kan kalau yang dimaksud penghianat itu daniel kan????

DORRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR




TBC

SEE YOU NEXT CAPTER!!!!

Can't MoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang