CHAPTER TWELVE

5K 221 17
                                    

Banyak yang bilang Aidan dan Randhu sama2 so suitttt tapi Randhu nyebelin >,,< wakakakkaka kalo saya jadi Airin bakal aku patahin dulu kaki Randhu kalo mendadak nongol setelah ngilang sekian lamaa.... astagaahhh.

Tapi, manusia nggak ada yang sempurna. Begitu juga Aidan.

Selamat membaca kawan2 moga suka :)

HUG N KISS

***********************************************************

            “Astagaa Airin!! Kamu sejak kapan ada didepan rumahku hah? Ya Tuhan mana hujan-hujan begini lagi. Kenapa nggak ngehubungin aku atau ngetuk pintu sih kalau kamu sakit bagaimana” suara Mina memarahiku.

       Tangannya menarik kedua bahuku hingga aku berdiri dari dudukku.

       “ Kupikir kamu sudah pulang tadi. Kamu kenapa? Rin?”

       Lidahku membeku didalam mulut, terlalu kelu buat digerakkan. Aku hanya mampu mematung dan membisu.

       “ Airin, ya Tuhan. Kenapa nangis? Aduh cup..cup..cup…ayo masuk keringin tubuhmu dulu baru kita ngomong ya….oke…” Mina mengelus-elus perlahan punggungku.

       Ya Tuhan, bagaimana ini. Kok bisa-bisanya sih air mataku meluber. Mana tak mau berhenti-henti lagi.

       “ Ayo Rin masuk, kamu bisa tambah sakit”

       Sebodo amat. Hatiku sudah sakit ini.

      “ Wuaa….Mina….” pertahananku roboh juga. Kupeluk erat sahabat baikku tersebut. Awalnya dia kaget setengah mati tapi beberapa menit kemudian mulai bisa memaklumi situasiku.

       “ Iya Rin, aku ada di sini kok. Tenang ya. Yang sabar ya apapun masalahmu itu”

       Kulesakkan wajahku dalam-dalam pada bahunya. Memang, setiap manusia takkan pernah bisa hidup sendiri. Seperti dimasa seperti aku sekarang, yang sangat membutuhkan pelukan dan dukungan dari orang lain, sahabat baikku sendiri.

*************

      Sudah satu jam lebih Mina duduk sambil membisu, dan aku merasa bersalah karenanya.     

      Kami duduk bersila berhadapan diatas karpet bulu sintetis didalam kamarnya dilantai dua. Sahabatku masih terserang terapi shock setelah aku usai menceritakan semua permasalahanku.

       Mula-mula mengenai pertemuanku bersama Randhu sesudah pertandingan. Kemudian, keinginan Randhu balikan lagi bersamaku beserta alasan putusnya komunikasi kami selama ini. Terakhir, soal rahasiaku dan Aidan, sepupu tiriku. Bagian itulah yang membuat Mina kesulitan bernafas sejenak.

      Mulut Mina mendadak membuka, lalu ditutup lagi. Astaga, apa seaneh itu ya pandangan orang ketika mengetahui orang lain berhubungan asmara bersama saudara tiri yang bahkan tak sedarah dengannya.

       “ Aku tahu kalau Aidan memang bersikap terlalu over padamu, tapi kupikir itu karena…” kata-katanya menggantung di udara.

       “ Ini aneh sekali ya buatmu” kataku. Sambil menekuk kedua kakiku dan memeluk siku erat-erat. “ Aku sendiri merasa seperti terjebak didasar jurang saat menyadari perasaanku pada Aidan, butuh waktu serta keberanian besar agar bisa mengakuinya dibibir. Tapi Aidan, dia juga memiliki hal sama terhadapku dan kami…..”

       Mina mendadak maju dan meraih kedua tanganku. “ Sejauh apa hubungan kalian?” tanyanya serius dengan mata menyala-nyala.

       “ Ya ampun Mina, aku tahu apa yang ada dalam otakmu tapi semua itu salah! Hubunganku dan Aidan sehat kok” bantahku menarik tanganku kesal.

WINNING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang