CHAPTER NINE

5.2K 248 11
                                    

Selamat malam semua, makasih banyak ya sudah mau mengikuti cerita ini : ) Makasih juga bagi yang sudah berkenan vote dan komen. Sori banget belum bisa balas komen karena hape agak eror buat masukin komentar di kotak akun sendiri, saya sendiri nggak tahu kenapa : ( Padahal kalau komen ke akun teman2 lainnya bisa. Maaf ya ( bungkuk)

Berhubung bab ini saya ngetik dan postingnya pakai hape orang lain dan itupun jadul, maafken bila banyak typo ya. Susah banget buat ngedit, jadi saya berusaha meminimalisir kesalahan penulisan ketika mengetik.

Membuatnya ditengah hujan deras dan petir yang mengguyur kota Pahlawan. : ) Bagi yang kepo sama cast para tokoh, bisa lirik castnya di bagian atas mulmed yah : ) makasih.

Dan salam cinta nan sayang hari ini, dipersembahkan dari Randhu Tanjaya. My lovely brondong boy. #halah . Met baca semua

Hug n Kiss.

NB : BAGI YANG PENASARAN PENAMPAKAN AKANG AIDAN, BISA LIRIK MULMED YAK XD

SAYA TAU KOK KAYAKE KEMUDAAN, TAPI....APA BOLEH BUAT HANYA OPPA JI-CHANG WOOK YANG ADA DALAM KEPALA AIHHH....

****************************

Surabaya, 4 tahun lalu.

“ Nama saya Randhu Tanjaya, mulai sekarang saya akan menjadi murid baru di sekolah ini. Mohon bimbingannya teman-teman sekalian”

Suasana hening seketika. Semua mata di dalam kelas ini tertuju kepada pemuda berumur sepantaran denganku yang sekarang tengah berdiri di tengah-tengah ruangan dan menjadi magnet perhatian.

Tubuh tinggi di luar rata-rata normal remaja lelaki Indonesia seumurannya. Badannya ramping, tapi cukup berotot dan jelas terlihat gagah karena memiliki bahu tegap dan punggung tegak. Rahang berliannya tampak bersih dan kulit putihnya mulus. Di balik mata sipitnya terpancar jelas semangat menari-nari di dalam iris coklat gelap sewarna rambut lurus pendek dan berponi rata menutupi dahinya.

Pemuda itu tampan, sangat malah. Kupikir tadinya dia salah satu K-Pop idol yang tersasar ke Indonesia, rupanya mengingatkanku pada salah satu tokoh utama drama Korea yang baru-baru ini kutonton.

Wali kelas kami, Pak Armand mempersilahkan Randhu untuk mengambil tempat duduk yang kosong. Kulihat dia berjalan penuh percaya diri sambil sesekali melemparkan senyum kepada teman-teman sekelasku. Terang saja tindakannya membuat murid perempuan histeris, sungguh memalukan menurutku. Mereka mirip perawan tua tak pernah melihat pemuda tampan saja.

Lalu, secara mengejutkan dia mengambil tempat tepat di belakangku. Nomor empat dari belakang sebelah kanan dekat jendela. Beberapa pasang mata anak gadis menatapku iri, seolah-olah aku telah menyihir Randhu supaya duduk didekatku. Mina bahkan memutar badanya dan melongo sesaat, sebelum akhirnya mengerjab-ngerjabkan bulu mata secara berlebihan dan berkata.

“ Dari beberapa tempat duduk kenapa dia memilih bangku di belakangmu ya?” tanya Mina. Menggigiti ujung pulpennya.

Aku mengangkat bahu, mencoba acuh.

“ Kupikir itu karena dia naksir kamu” celetuk Mina seenaknya.

“ Hah?”

“ Kalau dalam drama seperti itu sih”

“ Kalau begitu kamu terlalu banyak nonton drama dan berkhayal” jawabku datar.

Mina hanya nyengir lebar lalu kembali ke posisi duduknya semula.

WINNING LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang