RezaAngelica [On Going]

Rasa dan Ego

"Jika Rasa dan Ego bercampur menjadi satu, maka hanya terdapat dua pilihan yang dapat engkau pilih, bersabar dan memilih mengalah memastikan semua baik-baik saja atau mementingkan ego masing-masing yang berakhir pada sebuah perpisahan"

Keesokan harinya saat langit mulai membiru, Angel terus memikirkan kejadian yang baru saja kemarin ia alami di Sekolahnya, Angel terlihat sangat bingung karna dirinya sedang dihadapkan oleh dua pilihan yang sangat sulit, terlebih lagi ia terlalu terburu-buru mengambil kesimpulan untuk mempercayai Rizka dan meninggalkan Reza yang mengajaknya untuk pulang bersama seperti biasanya. Menit dan menit pun berlalu dengan cepatnya saat Cintya sudah memakai lengkap atribut sekolahnya ia tak sengaja melihat Angel yang hanya termenung menatap lemari kaca. Kak lo kenapa?, kok gue lihat lo seperti orang sedih gitu sih daritadi, tanya lembut Cintia menatap penuh wajah Angel yang sedang menatap penuh kearah cermin kaca, dengan sedikit usapan kain, Angel perlahan mengusap butiran air mata yang mengalir disekitar pipi wajah manisnya, "Gapapa kok dek" Jawab singkat Angel.

"Tapi kok aku lihat dari tadi kakak cemberut aja sih, kenapa kak?, ayo lah ceritakan saja kak, insyallah Cintia dapat menemukan jalan keluar terbaik dan membuat kakak menjadi periang seperti sedia kala"

"Kakak gapapa cintia, ya sudah yah kakak mau mandi dan makan dulu abis itu kita berangkat bareng ke Sekolah" Jawab Angel yang berusaha meyakinkan hati Cintia.

Saat setibanya mereka disekolah mereka menaiki tangga menuju lantai 2 yang terlihat seorang Rizka dan Gio sedang melihat Angel berada dihadapannya dengan mengambil langkah yang terburu-buru Rizka berlari sembari menyikut tubuh Angel dari belakang hingga membuat Angel terjatuh berlutut disamping adiknya sendiri, Cintia yang melihat hal itu tentu spontan tidak terima dengan perlakuan yang dibaru saja diberikan kepada kakaknya.

"Heh, maksud lo apa dorong ka Angel sampai jatuh begitu?" Cetus kasar Cintia mendorong bahu Rizka dengan kedua tangannya.

"Suka-suka gue lah, lagian gue ga ada urusan sama lo bocil"

"Apa bocil?, gue adeknya Angel btw gue ingetin lagi yaa, sekali lagi lo jahatin kakak gue jangan harap gue akan tinggal diam. Ingat kita hanya berbeda umur bukan nyali, jadi sikap harap dijaga yah" Cetus Cintia sekali lagi dengan nada tinggi.

"Hahaha, dasar bocah!!!" Ucap Rizka sembari mengeryitkan kening kanan kepalanya sebagai simbol merendahkan Cintia didepan seluruh kelas khususnya yang berada dilantai 2.

"Ckck lucu lo yah udah salah berani adu argumen lagi, mending mbanya ngaca dulu deh biar keliatan tuh sifat buruk didalam hati lo!!!, owh yaa gue lupa orang miskin harga diri kayak lo ga bakal pernah berkaca. Pantesan dandanan sekolahnya berantakan sama kayak hati lo yang udah ketutup sama kebencian" Sahut Cintia sembari mengulurkan tangannya untuk membantu Angel yang terlihat mengalami kram dibagian kaki kanannya.

Serentak saat mendengar ucapan menusuk dari mulut Cintia membuat Gionando menjadi terpancing emosi, "Eh lo ga usah deh pake segala ngatur-ngatur adik gue, urusin aja tuh hidup lo dan kakak lo dulu" Sahut Gio dengan suara sangat keras dan lantang hingga membuat suara teriakannya menjadi bergema ke seisi kelas disekitarnya. Beberapa anak yang mendengar suara emosi dari Gio turut melihat kejadian tersebut dari arah depan kelasnya masing-masing, namun berbeda dengan Kayla saat melihat Angel terjatuh dan Cintia yang sedang bertatapan muka dengan Gio dan Rizka ia berjalan perlahan menghampiri mereka, "Udah Angel, Cintia gak usah di ladenin orang gak waras kayak mereka berdua. Mending kita ke kelas aja yuk sekalian bercanda bareng lagi daripada ngurusin dua orang lepas pasien RSJ mending kita happy happy bareng dikelas" Ajak Kayla yang spontan merangkul bahu Angel bersama Cintia dan memutuskan untuk mengakhiri dialog perkelahiannya dan memilih untuk kembali berjalan menuju dalam kelasnya.