Yuvin tertawa dari balik tembok melihat Hangyul dan Yohan tengah berciuman panas di area belakang kampus.
Tangannya iseng mendial nomor Hangyul, melihatnya menjauh dari Yohan untuk menerima telpon darinya,
"lagi dimana Gyul?"
"𝑘𝑎𝑛 𝑔𝑢𝑒 𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑑𝑎 𝑙𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑉𝑖𝑛, 𝑛𝑔𝑎𝑝𝑎𝑖𝑛 𝑠𝑖ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑝𝑜𝑛 𝑠𝑒𝑔𝑎𝑙𝑎? 𝐺𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑎𝑗𝑎"
"Oh gitu, sorry ya kalo ganggu"
Yuvin mematikan panggilannya dengan Hangyul sementara netranya terus mengawasi kedua orang yang kembali berciuman itu dengan tatapan datar.
Yuvin sudah menduga ada hubungan spesial antara Hangyul dan Yohan. Ia tau dari saat Hangyul memperkenalkan Yohan kepada Yuvin dan temen mereka yang lain, dari tatapan memuja yang Hangyul berikan untuk Yohan, dari sikapnya yang selalu memprioritaskan Yohan diatas segalanya.
*******
Yuvin duduk di cafe yang biasa ia datangi dengan Hangyul, menunggu cowok itu datang.
"Hai Vin, sorry telat tadi macet di jalan"
"Gpp, jadi lo mau ngomong apa Gyul?"
"emh g-gue mau-,.."
"Minta putus?"
Melihat raut terkejut Hangyul membuat Yuvin tertawa terbahak-bahak, walaupun tawa itu tidak sampai dimatanya,
"Dari dulu gue selalu tau kalo akhirnya bakal kaya gini Gyul"
"Maaf Vin"
"Buat apa? karena macarin gue padahal lo nggak pernah ada rasa sama gue atau karena lo selingkuh sama Yohan?"
"Jangan salahin Yohan, dia nggak tau apa-apa"
"Gue nggak pernah nyalain Yohan kok, toh dia juga korban kan? lagian nggak yakin gue dia masih mau sama lo kalo dia tau kelakuan lo gini"
Yuvin tertawa saat Hangyul mencengkram kerah kausnya dan menarik tubuhnya mendekat,
"Lo nggak usah macem-macem Vin!"
"Lo tau Gyul? lo selalu egois dan gak pernah berubah dari dulu. Lo selalu penuh dengan diri lo sendiri dan nggak pernah mikirin perasaan orang lain. Lo macarin gue waktu gue deket sama Hanseul soalnya lo nggak mau orang yang selalu ada buat lo tiba-tiba ninggalin lo sekalipun lo nggak punya perasaan apapun ke gue. Dan lo tau gue nggak mungkin nolak karena lo tau gue cinta sama lo. Sekarangpun, saat lo tau lo punya perasaan sama Yohan, lo nggak mau mutusin gue sampai lo yakin Yohan juga punya perasaan yang sama kaya lo"
Hangyul melepas cengkraman tangannya pada kaos Yuvin, ia merasa tertampar setelah mendengar perkataan Yuvin
𝑆𝑒𝑗𝑎ℎ𝑎𝑡 𝑖𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑘𝑎𝑝𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑌𝑢𝑣𝑖𝑛, 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢 𝑎𝑑𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑙𝑢𝑠?
Melihat Hangyul yang terdiam, Yuvin tersenyum dan mengangkat tangannya untuk mengacak rambut Hangyul,
"Gue pergi ya Gyul, lo baik-baik ya sama Yohan" pamit Yuvin sebelum keluar cafe dan meninggalkan Hangyul yang masih termenung di kursinya.