"Youn kok lo duduk di meja gue sama Hangyul sih? berantem lo sama Jinhyuk?" Tanya Yuvin penasaran.
Pasalnya tumben sekali sepasang kekasih itu berantem sampai tukeran meja segala, padahal biasanya selalu nempel kemana-mana."Lha? Orang si Hangyul yang maksa-maksa pengin pindah kursi. Malah gue kira kalian yang lagi berantem?"
"Enggak kok, tapi yaudahlah bodoamat paling ngambek bentar" jawab Yuvin cuek kemudian menelungkupkan tangannya ke atas meja, bersiap menuju ke alam mimpi,
"Ntar kalo ada guru bangunin gue ya" lanjut Yuvin tanpa mengangkat kepalanya
"Bentar lagi juga udah bel Vin, begadang lo ya tadi malem?"
"Masih 15 menitan lagi Youn. Iya, gue semalem ngerank sampe pagi"
******
Nyatanya dugaan Yuvin salah tentang Hangyul yang hanya ngambek sebentar. Sudah lebih dari seminggu Hangyul menghindari dan mengacuhkan Yuvin, membuat pemuda itu kesal bukan main.
Yah gimana enggak kesal coba kalo kita dihindarin mulu kaya virus sama orang yang biasanya akrab dan kita nggak tau dimana letak kesalahannya?
Seperti sekarang, saat Yuvin tiba di bar tempat biasa mereka nongrong, Hangyul tiba-tiba bilang kalo ia harus pergi karena baru ingat kalo ada urusan. Halah bullshit!
Yuvin bergegas menyusul Hangyul yang sudah keluar dari bar dengan mata yang memerah menahan kesal, karena demi apapun Yuvin benci diperlakukan seperti ini.
Saat sampai di gang yang sepi, Yuvin menarik tangan Hangyul hingga membuat empunya tubuh menghadapnya, kemudian melayangkan kepalan tinjunya ke pipi Hangyul hingga pemuda yang dipukulnya itu terjatuh. Belum sempat bangkit, Yuvin sudah mencengkram kerah Hangyul agar berdiri menghadapnya,
"Anjing! lo kenapa sih? kalo gue ada salah bilang bangsat nggak usah kaya gini!" racau Yuvin sembari menahan air matanya yang nyaris jatuh.
Melihat Hangyul yang hanya terdiam membuat Yuvin semakin emosi,
"Jawab! benci lo sama gue hah? kalo lo marah nggak usah kek gini, ngomong gue salah apa bukannya ngacuhin gue kek gini bangsat!"
Melihat Hangyul yang terus diam membuat emosi Yuvin semakin menjadi-jadi. Ia terus memukuli Hangyul hingga buku jarinya ikut terluka hingga air mata yang sedari tadi ditahannya ikut tumpah.
Yuvin menghentikan pukulannya saat merasakan benda asing menempel di bibirnya, ia hanya bisa membelalakan matanya menatap si pelaku yang merampas ciuman pertamanya,
"Jangan nangis Vin, gue nggak suka"
"Tapi lo yang bikin gue nangis Gyul. Kenapa lo jauhin gue? lo marah? atau malah benci sama gue?"
"Gue enggak akan pernah bisa benci sama lo Vin"
"Ya terus kenapa lo malah jauhin gue hah?"
"Karena gue suka sama lo. Gue nggak mau lo risih kalo tau gue suka sama lo makanya gue ngejauhin sambil berusaha buang perasaan gue"
Mendengar itu Yuvin langsung memeluk Hangyul erat-erat, membenamkan wajahnya didada bidang temannya itu,
"Gue benci sama lo! kenapa lo bego dan sok tau banget sih?sok pinter nyimpulin sendiri padahal lo nggak tau apapun tentang perasaan gue!"
"Maksud lo?"
"Gue juga suka sama lo bego!"
Pernyataan Yuvin barusan sontak membuat Hangyul berteriak kegirangan hingga mengejutkan beberapa pejalan kaki yang lewat.