Chapter 23

738 51 0
                                    

Pagi ini Dira sudah boleh pulang dengan memelas seperti biasa nya. Sona sudah berangkat ke sekolah nya, bukan gak mau nungguin tapi Dira yang menyuruh nya.

Dira akan ke sekolah meski telat, dia akan masuk les kedua aja. Setelah mengganti pakaian nya. Ia langsung bergegas menuju sekolah.

"Pak" panggil Dira.

"Iya non bentar saya buka"

"Ada ketua OSIS gak?"

"Gak ada, dia lagi keluar buat fotocopy"

"Oke" balas Dira mengancungkan jempol nya.

Saat ingin ke perpus Dira jumpa sama Verel.

"Dira!" Panggil nya dengan melambai-lambaikan tangan.

"Jangan-jangan ini Adit lagi" ucap Dira dalam hati.

Dira tidak ingin menoleh ke belakang dan langsung aja lari meninggalkan Verel yang masih kebingungan dengan tingkah Dira.

"Kenapa tuh anak lari? Kayak liat setan aja"

Saat sampai perpus ia menghela nafas lega. Dia segera mengirim pesan kepada Novi.

Dira
Nov, gue ada di perpus. Ada yang ingin gue bicarain.

Novi
Kita otw ke sana.

Dira
Read

Gak berapa lama Novi dan Gesya datang dengan alasan ke kamar mandi.

"Ada apa?" Novi.

"Gak ada gue cuma bosen di sini"

"Gak guna astaga" Gesya.

"Ehh lo tau gak, semalam Adit jalan sama Natasya" kata Gesya dengan semangat.

"Iya dir, kata Natasya mereka udah tunangan. Setau gue Adit itu gak suka sama Natasya" sambung Novi.

"Emang gue peduli?"

Novi dan Gesya diam mendengar jawaban dari Dira. Sebenarnya sedikit sakit, tapi Dira mencoba mengabaikan perasaan nya. Ia tidak ingin terjerat cinta yang hanya akan melemahkan diri nya.

"Sumpah gak guna cerita sama Dira" bisik Gesya ke Novi.

"Dira kan hati es, cinta? Mana mempan" balas Novi ikut berbisik.

"Kenapa?"

"Enggak" balas mereka serempak.

Setelah mereka diam-diaman, akhirnya Dira membuka pembicaraan.

"Gue harus cepat balas dendam karena waktu gue juga gak banyak" ucap Dira yang membuat mereka berdua melihat ke arah nya.

"Maksud lo?"

"Setelah dendam gue terbalaskan gue akan pergi dan tetap berada di luar negeri"

"Lah jangan tinggalin kita dong dir" Gesya.

"Gue gak mau lo jauh dari kita" Novi.

"Iya kita mohon"

Mereka pun memasang muka memelas.

"Oke nanti gue pikir-pikir lagi"

The Queen Darkness [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang