Chapter 22

773 59 2
                                    

Hari ini Dira sedang malas untuk pergi sekolah. Tidak juga di bilang malas, sakit kepala itu kumat lagi. Sudah 2 tahun Dira mengidam kanker otak. Namun tak ada yang tau penyakit nya kecuali dokter Daniel.

Dokter Daniel sudah sering menyuruh Dira untuk melakukan terapi, tapi emang Dira yang keras kepala dan terus saja membantah.

"IKAN HIU MAKAN TOMAT, I MISS YOU SOMAT!" Teriak Sona dengan keras saat berada di depan pintu kamar Dira.

"SO MUCH! BUKAN SOMAT!" Balas Dira ikut teriak.

Padahal saat ini kepala nya berdenyut hebat. Tapi untuk mengajari Sona ia harus ikut berteriak. Sona yang mendengar balasan Dira cengengesan tanpa dosa.

"Gak sekolah lo?"

"Enggak, lo aja. Gue dah pinter jadi buat apa sekolah?" Tanya Dira sambil menaikan alis nya.

"Serah orang pinter aja dah, ehh tapi wajah lo kelihatan pucat. Lo sakit?" Tanya Sona khawatir.

"Enggak, kepala gue cuma pusing" balas nya sambil kembali memejamkan mata.

"Yaudah lah gue gak usah ke sekolah buat nemani lo" kata Sona lalu mendekat ke arah Dira.

"Enggak lo harus sekolah, mau jadi apa lo gak sekolah?" Bantah Dira.

"Tapi nanti lo-"

"Udah sana gue cuma pusing biasa" potong Dira dengan cepat.

"Yaudah gue berangkat, lo jangan kemana-mana. Kalau ada apa-apa telepon gue" pesan Sona lalu segera pergi.

Dira mengambil obat nya yang berada di laci. Ia terduduk di lantai dengan kepala yang di sandarkan ke tempat tidur. Obat nya berserak karena terjatuh dari genggaman nya.

"Mungkin.. Apaan sih lo, pikir positif" gumam Dira sambil menahan sakit.

Kali ini perut nya terasa seperti di aduk, ia benar-benar mual. Tapi tak ada tenaga untuk menuju kamar mandi. Dira mengesot menuju kamar mandi. Saat sampai ia langsung memuntahkan semua isi perut nya. Hanya kebanyakan air yang keluar karena pagi ini Dira belum makan apa pun.

Setelah itu tubuh nya benar-benar terasa lemah. Tiba-tiba terdengar suara hp Dira yang berdering. Ia berusaha bangkit untuk mengambil hp nya. Dengan susah payah Dira melangkahkan kaki nya selangkah demi selangkah.

"Halo Dir di markas akan ada penyerangan"

"Kalian bisa kan ngurus nya? Aku gak bisa ke sana"

"Lo kenapa? Dari suara lo kayak kesakitan banget" tanya Gesya khawatir.

"Gue gak papa, udah yah gue tutup"

Setelah sambungan di putus Dira terjatuh ke lantai. Ia pingsan karena sakit yang begitu dasyat.

***

Bangun-bangun ia mendapati diri di rumah sakit. Ada Sona di samping nya yang menatap ke arah nya dengan gelisah. Pandangan Dira kali ini seakan mengabur, bahkan ia gak bisa melihat wajah adik tersayang nya dengan jelas.

"Lo kenapa?" Tanya Sona dengan tangisan.

"Gue gak papa, cuma kecapean aja" balas Dira dengan senyum yang merekah.

"Mohon tunggu di luar kami ingin memeriksa pasien" pinta dokter Daniel.

Setelah Sona keluar Dira memejamkan mata nya. Saat kembali membuka mata ia masih tidak bisa melihat dengan jelas.

"Dok kenapa semua jadi kabur? Gue gak bisa liat dengan jelas" ucap Dira lirih.

"Aku rasa penyakit ini semakin parah, ini akan sesaat. Penglihatan mu akan kembali normal, tapi aku tidak yakin dengan kondisi mu" jelas dokter Daniel dengan tatapan sendu.

"Tolong cegah penyakit ini sebentar lagi, ada urusan yang harus segera aku selesaikan. Hanya sebentar, tak apa aku tak bisa sembuh, karena yang aku butuhkan hanya waktu untuk menyelesaikan urusan ku" gumam Dira dengan pelan yang masih bisa di dengar oleh dokter Daniel.

"Aku akan berusaha sebisa mungkin untuk menyembuka  mu, jangan pernah berpikir seperti itu"

Setelah itu Dira kembali memejamkan mata nya, dokter Daniel menyuntikkan obat bius agar Dira istirahat. Dokter Daniel langsung pergi menghampiri Sona yang sedang mondar-mandir.

"Gimana keadaan kakak saya dok?" Tanya Sona.

"Dia tidak papa dan sekarang ia sedang istirahat, terima kasih sudah membawa Dira secepat mungkin ke sini. Saya permisi dulu" pamit dokter Daniel.

"Syukur deh" ucap Sona bernafas lega.

Maaf part ini gak terlalu panjang, jangan lupa vote dan komen, apa harapan kalian di tahun 2021?

The Queen Darkness [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang