Chapter 15

1K 67 1
                                    

||Aku sudah sangat sering terluka, bahkan hampir mati. Jadi aku sudah kebal atas
semua nya||


Malam ini Dira sudah berada di rumah. Setelah infus nya habis ia memaksa untuk pulang. Tapi obat yang biasa ia minum di tambah dosis nya. Dokter Daniel memaksa nya agar selalu meminum obat itu.

Sekarang Dira sedang berbaring sambil menatap langit kamar nya. Tiba-tiba hp Dira berdering. Padahal sekarang sudah pukul 23:15. Dira melihat hp nya ternyata dari Gitdan.

"Halo nona di markas akan ada penyerangan"

"Siapa yang berani menyerang markas ku?" Kata Dira dengan nada marah.

Setelah itu sambungan ia matikan. Dira menuju rak buku nya. Mengambil salah satu buku dan rak itu berbalik menampilkan barang-barang ke kuasaan Dira sebagai Queen dalam dunia gelap.

Dira membawa senjata samurai emas nya. Sudah lama dia tidak menggunakan itu. Karena ini malam hari Dira memutuskan membawa motor nya agar lebih cepat sampai. Ia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.

Sampai nya di markas anggota Dira sudah berkumpul. Di sana juga ada Novi dan Gesya. Gak berapa lama musuh yang di maksud datang. Membawa sebanyak-banyak nya anggota. Dira tersenyum Devil menatap nya.

"Dira kan masih sakit" kata Novi dalam hati.

"Aku rasa kita tidak memiliki masalah" kata Gitdan.

"Memang, aku datang ingin merebut peti itu dari kalian"

"Cih..jangan coba-coba mengambil nya" kata Dira menatap sinis.

"Aku tidak perlu mendapat persetujuan dari mu"

Dia pun memulai untuk menyerang. Dira pun mengangkat samurai nya yang membuat Gesya kagum dengan Dira. Dalam sekali tebasan banyak yang mati. Ia sedang berhadapan dengan sang pemimpin nya.

"Kau lumayan juga dalam bertarung"

"Kau terlalu berani mencari masalah pada ku"

Karena tubuh Dira yang lemah ia berhasil terlukai oleh pisau musuh. Dengan cepat ia harus membunuh lawan. Kalau sampai pisau ini ada racun nya dalam hitungan menit dia bisa mati.

Dengan cepat Dira menebas kepala nya. Setelah itu Dira langsung berlari menuju lab percobaan nya. Ia mengambil suntik lalu mengambil darah nya. Memeriksa darah itu. Setelah ia tau pisau itu memiliki racun Dira segera mencari penawar dari racun itu. Ia sudah mempelajari racun-racun yang sering di gunakan untuk membunuh.

Bahkan Dira dalam peroses membuat racun sendiri. Saat ketemu ia langsung menyuntikkan nya di lengan nya. Tubuh nya sudah semakin melemah. Mungkin racun itu mulai menyebar.

"Gitdan jadi kan mayat-mayat itu makanan peliharaan ku dan jangan ganggu aku di lab"

Setelah memberi tau Gitdan, Dira berbaring di atas tempat tidur percobaan di lab. Ia pun memejamkan mata nya. Menahan sakit dari racun itu.

"Gitdan, Dira di mana?" Tanya Novi yang khawatir.

Karena Dira yang lari setelah membantai para musuh. Gitdan dan para anggota lain sibuk membereskan para mayat yang berserakan. Mereka juga harus membersihkan bekas darah yang ada.

"Ada di lab. Kata nona jangan mengganggu nya. Lebih baik kalian bantu membawa mayat-mayat ini"

Mereka pun mengangguk lalu membantu yang lain membereskan mayat-mayat yang ada. Setelah selesai Novi dan Gesya pergi ke ruang lab. Mereka hanya melihat Dira dari depan pintu. Karena pintu lab itu kaca jadi mereka bisa melihat.

"Dira kenapa?" Tanya Gesya.

"Nona mungkin terkena racun dari pisau musuh tadi"

"Astaga! Apa Dira bakal baik-baik aja?" Tanya Novi.

"Tenang aja nona banyak menyimpan penawar racun jenis apa aja. Sudah biasa dalam dunia gelap seperti ini. Mungkin sedikit lama untuk memulihkan tubuh tapi gak usah khawatir. Nona Dira itu orang yang paling kuat yang pernah aku temui" jelas Gitdan.

"Kalau boleh tau Dira masuk dunia gelap ini karena apa?" Tanya Novi.

"Biar nona sendiri aja yang cerita sama kalian. Sekarang ikut aku untuk latihan" ajak Gitdan.

Mereka pun pergi ke ruang latihan meninggalkan Dira sendirian.

🍁🍁🍁

Pagi ini mata kebiruan itu mulai terbuka secara perlahan. Dira langsung menarik nafas panjang. Meski saraf-saraf nya masih sedikit sakit tapi sudah mendingan. Saat terkena racun seperti itu saraf-saraf akan lumpuh di buat nya. Tapi untung lah Dira belum sampai merasakan kelumpuhan pada saraf nya.

Setelah itu ia langsung pergi ke ruangan nya. Ia melihat peti itu di kamar nya. Membuka pelindung dari peti itu. Kata nya teka-teki itu ada di bawah peti.
Dira melihat teka-teki nya di sana.

"Dia tidak terlihat dan tidak bisa di sentuh. Tempat tinggal nya berada di hutan cina. Temukan dia di sana"

"Apa maksud nya?"

Dira memutuskan peti itu akan ia bawa ke rumah nya. Kalau di sini juga tidak aman. Setelah itu Dira pergi keluar ruangan nya. Hari ini ia memutuskan tidak akan pergi ke sekolah.

"Gitdan antar aku dengan mobil mu. Suruh beberapa anggota untuk berjaga-jaga di rumah ku dan perketat penjagaan markas tau-tau ada penyerangan saat aku tidak di sini" perintah Dira.

Seperti nya akan banyak yang menyerang markas nya untuk merebut peti itu. Gitdan langsung pergi menuju mobil nya.

"Nona senjata-senjata kita sudah siap di kirim keluar" jelas Gitdan yang masih fokus menyetir.

"Langsung kirim kan saja"

"Baik"

Sampai nya di rumah Dira langsung pergi ke kamar nya. Menyembunyikan peti itu di ruangan yang aman. Setelah itu ia memutuskan untuk mandi.

Jangan lupa vote dan komen yah:)

The Queen Darkness [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang