"Tak pernah terlintas dibenakku, engkau menjadi milikku."
RavaShyam°•°•°•°
2 tahun berlalu...
Satu tahun kelulusan Alea, kini ia berkuliah disalah satu universitas negri dan juga Arkhan yang sudah masuk sekolah dasar. Alea kini tengah memasang dasi adik kesayangannya itu."Nah udah beres, sekarang kita sarapan ya sayang."
"Iyaa teh..." Arkhan lari meninggalkan Alea sendiri di kamar, kakaknya itu hanya tersenyum.
Alea mengambil handuk yang ada di atas tempat tidur Arkhan, tiba-tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang yang tak lain adalah Rava.
"Pagi calon istri.."
"Aduh Raa.. bikin kaget, pagi jugaa.." Alea melepas tangan Rava. "Mandi sana, aku mau ke dapur."
Rava hanya mengangguk dan berjalan malas kembali ke kamarnya.
Kini mereka bertiga ada di meja makan, Artha dan Ratna sedang pergi keluar kota karena urusan kerja. Keheningan berlangsung lama, setelah sarapan mereka mengantar Arkhan dengan mobil menuju sekolahnya.
"Dah Arkhan, yang rajin yaa semangat!!" Ucap Alea setelah mencium pipi Arkhan di depan gerbang anak tersebut.
"Iya teh, dah assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Arkhan berlari menuju kelasnya dan Alea kembali ke dalam mobil.
"Raa, hari ini ada kelas?"
"Ngga, kenapa? Kamu ada kelas?" Rava hanya fokus dengan kemudinya.
"Ngga juga, soalnya dosen nya lagi ada urusan penting."
"Yaudah kita nonton aja dirumah, aku juga lagi kurang sehat." Setelah berbicara itu, telapak tangan Alea sudah ada dikening Rava.
"Eh iyaa. Yaudah kita istirahat."
Sesampainya dirumah, Rava tak banyak bicara ia langsung pergi ke kamar sedangkan Alea membawa kompresan dan juga obat demam. Alea langsung ke kamar Rava, disana sudah ada Rava yang terbaring dengan selimut tebal membalut.
"Duduk dulu yaa, minum obat."
Rava menurut dan ia mengambil segelas air juga obat yang diberikan Alea. Alea duduk disamping tempat tidur Rava.
"Aku gak mau dikompres, sini naik ke tengah." Alea tak bisa menolak dan memarahi Rava yang tak mau dikompres. Ia duduk di tengah tempat tidur Rava sambil bersender.
Rava menenggelamkan wajahnya dileher Alea dengan tangan yang memeluk pinggang gadis itu. Tangan Alea mengelus lembut rambut Rava.
Keheningan berlangsung lama, hingga Rava tertidur dipelukan Alea.
"Raa.. tidurnya ya bener dong, biar enakkan badannya."
Rava menarik Alea tidur bersamanya, ia masih setia dengan leher Alea. Rava mulai tertidur pulas dan Aleapun ikut mengantuk karena terus membelai rambut Rava.
°•°•°•°
Alea terbangun, ia melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Ia juga tak mendapati Rava di kamarnya.
"Aduh, harus jemput Arkhan." Alea menyibakkan selimut dan menuruni tangga, diambang pintu ia sudah melihat Arkhan yang digendong Rava.
"Teteh..." Arkhan memeluk Alea.
"Sayang, sekarang langsung ganti baju yaa terus makan siang."
"Iya teh.." Arkhan menghampiri bibi dan pergi menuju kamarnya.
"Raa maaf ya aku ketiduran, sekarang udah mendingan?"
"Aleaa, gapapa kok. Aku sengaja ga bangunin kamu, soalnya kamu pules banget.. aku udah mendingan sayang." Rava memeluk kepala Alea.
Alea nyaman dengan hal itu dan kini sudut bibirnya tertarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
RALEA'S STORY [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW, VOTE & COMMENT] ⛔Warning 17++⛔ Ketika takdir tak bisa disangkal, pertemuan mereka mengisahkan sebukit cerita yang begitu ngarai. Ketidaksengajaan berubah menjadi cinta penuh asa. Alea Lesham Shabilla, gadis sederhana dan...