"Hampa tanpanya risih dengannya."
AleaLesham°•°•°•°
Alea diantar sampai rumah oleh Rava dan disana sudah ada ibu Alea dan Arkhan. Arkhan sedang disuapi oleh ibunya.
"Assalamualaikum bunda.." Alea mencium tangan ibunya.
"Assalamualaikum bunda mertua.." begitupun Rava yang membuat Alea kembali menatapnya.
"Wa'alaikumussalam..."
"Bunda maaf ya pulang jam segini, tadi Rava pinjem Alea sebentar ke toko buku."
"Iyaa gapapa kok, gak terlalu malam ini."
"Kalo malem banget emang gak boleh bunda?" Rava bertanya dengan wajah heran.
"Kalo anak perawan pulang lebih dari jam 7 gak sama orangtua ya gak boleh sayang, karena takut ada hal buruk terjadi."
"Ohh gitu ya bunda, kalo anak cowok?"
"Kalo anak cowok juga sama jangan pulang terlalu larut. Takut kenapa-kenapa juga.."
"Ohh iyaa bunda, Rava pamit dulu ya bunda Assalamualaikum."
"Gak akan mampir dulu?"
"Nggak bunda, soalnya ada urusan."
"Oh yaudah, Wa'alaikumussalam." Rava mencium tangan ibu Alea dan sekarang berdiri menghadap Alea mengulurkan tangannya.
"Apa?"
"Cium tangan."
"Nggak ah.."
"Yaudah.." Rava mengambil tangan Alea dan menciumnya membuat ibu Alea menahan tawa dan Alea kaget.
"Assalamualaikum, dah Arkhan jangan kangen." Rava mengusap kepala Arkhan dan Alea.
"Wa'alaikumussalam.."
Alea hanya menggeleng dan ikut masuk bersama ibu dan adiknya. Ia kembali ke kamarnya dan belajar untuk Olimpiade Sains yang tinggal dua hari lagi.
Saat ia tekun belajar tiba-tiba ponselnya terus berdering dengan nama pemanggil Ravaa🧸🖤 Alea tampak risih karena ia sedang fokus sedangkan ponsel itu terus berdering dengan terpaksa ia mengangkatnya.
"Iihhh jang--" Ucapan Alea selalu terpotong oleh Rava.
"Haloo, Leaa.."
"Wa'alaikumussalam.."
"Assalamualaikum sayang.."
"Iya apa?"
"Jawab dulu dong.."
"Wa'alaikumussalam Ravaaa...."
"Nah gitu Alhamdulillah, vc yuk.."
"NGGAK!"
"HAYUUU!"
"Yaudah iyaa.." Alea terpaksa mengiyakan ajakan Rava untuk video call. Alea meletakkan ponselnya dan sambil mengerjakan soal dari buku yang dibelikan Rava tadi.
"Hai Aleaa.." Rava melambaikan tanganya.
"Haii.."
"Fokus banget belajarnya, buat olimpiade lusa ya.."
"Iyaa.."
"Ada yang bisa aku bantu gak? Aku kan anak IPA jugaa."
"Nggak, cuman butuh ketenangan."
"Yaudah, semangat belajar, jangan dimatiin vc nya.."
Alea hanya mengangguk sambil mengerjakan soal. Keheningan berlangsung lama, Rava menatap Alea dengan senyum yang sesekali terukir di wajahnya.
Rava naik ke tempat tidur dan meletakkan ponselnya pada sandaran, ia tidur telungkup sambil memeluk guling dan masih terus memandangi Alea. Alea hanya fokus dengan tugasnya itu.
"Baru kali ini gue dicuekin sama cewek. Nih anak emang bikin gemes mana dia dikel lagi." Ucap Rava dalam hati.
"Yes! Akhirnya ketemu jawabannya." Alea yang begitu senang langsung bersemu saat mendapati dirinya dipandangi oleh Rava.
"Nih cowok betah banget, kirain udah ditutup vidcall nya. Tapi untung gak ganggu, dasar tukang jump scare, gitu ya ke setiap cewek?" Gumam Alea dalam hatinya.
"Udah ketemu kan jawabannya. Sekarang tidur udah jam sepuluh malem." Ucap Rava.
"Iyaa.." Alea membereskan bukunya dan hendak mematikan video call nya.
"Jangan dimatiin, bawa tidur aja nanti aku yang matiin."
"Tapi.."
"Gak ada tapi-tapi."
Alea merasa terpaksa meletakkan ponselnya bersandar di bonekanya dan ia tidur dengan posisi menghadap ke ponselnya dan menarik selimut.
"Tidurnya merem ya.."
"Iyalah.."
"Mau aku nyanyiin gak?"
"Emang suaranya bagus?"
"Nih ya denger." Rava mulai bernyanyi lagu yang disukai Alea, Alea begitu merasa tenang mendengar suara Rava dan memejamkan matanya.
Alea tidur dengan pulas, "Nih anak cantik juga mau lagi tidur sekalipun atau mikir kek tadi." Ucap Rava dalam hatinya.
"GoodNight.." Rava mematikan ponselnya dan mulai memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
RALEA'S STORY [COMPLETED]
Fiksi Remaja[SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW, VOTE & COMMENT] ⛔Warning 17++⛔ Ketika takdir tak bisa disangkal, pertemuan mereka mengisahkan sebukit cerita yang begitu ngarai. Ketidaksengajaan berubah menjadi cinta penuh asa. Alea Lesham Shabilla, gadis sederhana dan...