"Tuhan memberikan kesempatan bukan untuk mengulang kesalahan, melainkan memperbaiki semua yang salah."
AleaLesham°•°•°•°
Dokter keluar dari ruang operasi setelah beberapa jam dan memindahkan Rava keruang perawatan. Alea mendapat kabar bahwa luka patah tulang Rava tidak terlalu serius dan pendarahannya tidak terlalu hebat. Ia hanya butuh pemulihan.
Kini Alea berada di samping Rava yang masih menutup mata, balutan perban terlilit dikepala dan kedua tangan juga kakinya.
"Maafin aku, karena aku kamu jadi gini." Alea mengelus kepala Rava yang membuat kekasihnya itu terbangun.
Rava mengerjapkan mata, tangannya berusaha membelai lembut pipi Alea.
"Jangan nangis." Suara purau yang berat itu membuat Alea tersentuh.
"Aku gapapa kok." Beberapa detik Rava melanjutkan perkataannya.
"Maaf." Kedua tangan Rava menjewer telinganya sendiri sambil tersenyum. Membuat Alea langsung mengambil kedua tangan pemuda itu dan menciumnya.
°•°•°•°
Seminggu pasca kecelakaan itu, Luara menyesal ia merasa bahwa dia sedang merusak rumah tangga orang. Sedangkan Alea hanya tersenyum dan meyakinkan Laura untuk tidak mengulanginya lagi.
Rava masih menggunakan kursi roda, bahkan ia bekerja dirumah dan selalu menunggu Alea pulang kuliah untuk membuatkannya sup ayam.
"Aku pulang." Ujar Alea sambil membuka pintu kamar.
Ia mendapati tempat tidurnya bertabur kelopak bunga mawar merah dan juga boneka teddy bear besar yang membawa ucapan "I Love You Alea"
Di dekat jendela ia melihat Rava yang sudah berdiri tegap membelakanginya sambil menggenggam sebuket bunga.
Rava berbalik dan menghampiri Alea. Kini air mata Alea terjatuh karena terharu.
"Selamat ulang tahun Alea Raithama, Aku mencintaimu." Rava yang berlutut dihadapannya sambil membuka kotak perhiasan yang berisi kalung dengan liontin permata merah yang indah.
"Ra.." Alea langsung memeluk Rava sambil berlutut. Ia menangis tanda bahagia karena melihat Rava yang sudah bisa berjalan lagi juga kejutan istimewa ini.
Rava menarik tubuh Alea untuk berdiri. Kini ia memasangkan kalung tersebut dengan mata yang terus menatap manik coklat Alea.
"Kamu cantik." Rava mencium kening Alea begitu dalam.
"Aku mencintaimu Ra.." Ujar Alea yang memeluk Rava dengan erat.
"Sekarang kamu mandi sana, udah bau acem." Rava menggoda Alea.
"Dih dasar yaudah aku mandi dulu. Eh aku kok ga liat Arkhan ya. Ar kemana?"
"Dia ikut sama bibi pulang kampung, lagian kan anak itu udah kek anak kandung bibi. Besok juga hari sabtu jadi dia liburan akhir pekan disana."
"Ohh okee.."
"Sayang, pake baju itu ya." Rava menunjuk baju berwarna merah yang tergantung digagang pintu lemari. Baju yang tipis dan potongan yang minim, tau kan baju kaya gimana??
"What? Bajunya haram itu.."
"Kan yang liat suami, gak haram kok. Halal malah dapet pahala."
Alea menekuk bibirnya dan mengambil baju itu. Setelah selesai mandi ia menatap baju itu.
"Hah.. padahal bukan kali pertama tapii.. bajunyaa.. ihhh... Rava..." teriaknya kecil yang terdengar oleh Rava.
Rava langsung menjauh dari pintu dan duduk diatad tempat tidur saat terdengar kunci pintu kamar mandi terbuka.
Matanya terbelalak melihat keeksotisan tubuh Alea ini.
"Waw, impressive!""Rava..." Alea yang kesal dengan wajah memerah menghampirinya dan hendak menyubitnya namun Rava malah membuatnya jatuh di tempat tidur dengan dirinya yang berada diatas tubuh mungil Alea.
"Tau bulan ga?"
"Yang di langit."
"Tau madu ga?"
"Yang dihasilin lebah."
"Tau bulan madu ga?"
"Rava..." Rava mencium leher Alea yang wangi seperti bayi itu. Lembut.
Mereka berdua dirumah, udah halal juga jadi bebaskan mau ngapain.-author.
KAMU SEDANG MEMBACA
RALEA'S STORY [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW, VOTE & COMMENT] ⛔Warning 17++⛔ Ketika takdir tak bisa disangkal, pertemuan mereka mengisahkan sebukit cerita yang begitu ngarai. Ketidaksengajaan berubah menjadi cinta penuh asa. Alea Lesham Shabilla, gadis sederhana dan...