BAB XI

139 40 1
                                    

Haruskah aku mengalah? Haruskah aku menyerah dengan perasaan ini? Haruskah?
—Lee Know.

-o-

Kelanjutannya...

"Baiklah, maaf jika aku mengganggu waktumu. Aku langsung pada intinya, aku akan membuka hatiku untuk Dahyun mulai saat ini. Jadi aku ingin meminta izin darimu, untuk mendukung keputusanku," sahut Mark.

Lino terkejut tapi dengan cepat ia menetralkan raut wajahnya dari keterkejutan. "Kau mulai menyukai Dahyun? Kau serius dengannya?" tanyanya.

"Aku akan mencobanya, dan aku akan serius memperhatikan Dahyun mulai sekarang."

"Tapi... Aku dan Dahyun —"

"Hai Mark!" sapa seseorang, membuat Lino tidak melanjutkan kalimatnya.

Mark menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Ningning sedang tersenyum ke arahnya.

"Hai Ning. Kau sedang apa di sini?" tanya Mark sembari menyerengitkan dahinya.

"Kukira kalian sudah janjian untuk bertemu," sahut Lino.

"Annyeong Lino-ssi," sapa Ningning.

"Ani, aku tidak janjian dengannya. Hanya saja, aku ingin bertemu dengan Dahyun. Aku ingin meminta maaf langsung padanya, karena semalam sudah meninggalkan dia di apartemen Mark," sapa Ningning sekaligus menjelaskan tujuannya ke Cafe rumah sakit.

"Aah, kau semalam ke apartemenku juga? Pantas saja Dahyun bisa masuk ke dalam, ternyata datang bersamamu," ucap Mark.

Kenapa mereka membahas itu. Astaga, baru saja aku ingin melupakannya. Dahyun-a, kenapa kau membuatku tidak fokus. Batin Lino.

"Hm, kau membuatku khawatir semalam karena tidak bisa dihubungi. Ya sudah, aku ajak Dahyun untuk ke sana. Pulang jam berapa dia semalam?" Ningning duduk di kursi samping Mark, depan Lino.

"Baru saja kuantar dia ke apartemennya dan ke rumah sakit," sahut Mark santai.

"MWORAGO?" teriak Ningning dan membungkam mulutnya sendiri karena sadar sudah membuat pengunjung Cafe lain menoleh ke arahnya.

"Kecilkan volume suaramu, Ning!" seru Mark.

"Mian. Bagaimana bisa? Dahyun semalam menginap? Aish! Jinjja!" sahut Ningning.

"Hm, semalam Dahyun menginap. Aku tidak dalam keadaan baik semalam untuk menyetir, jadi aku tidak bisa mengantar dia pulang. Salahmu karena meninggalkannya!" ucap Mark membela diri.

Mark mabuk semalam? Dahyun bilang, 'bangun tidur sudah ada Mark di sampingnya,' aigoo kepalaku pusing memikirkannya. Batin Lino.

"Kau mabuk? Aigoo! Mark! Kau tidak macam-macam dengan Dahyun 'kan?" tanya Ningning sedikit berteriak.

Pertanyaan Ningning mewakili isi hati Lino.

"A-ani! Aku tidak macam-macam dengannya. Sungguh!" sahut Mark sedikit gugup tapi dengan cepat ia menetralkan raut wajahnya.

"Kau serius Mark? Awas saja kalau kau berani macam-macam dengannya! Kau lihat, penjaganya di depanku. Habis kau, kalau macam-macam dengannya!" ucap Ningning sembari menaikkan sebelah alis matanya ke arah Lino.

Never Cease | Mark Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang