BAB IV

298 67 1
                                    

Aku harus bahagia atau sedih? Aku pun tidak tahu. Semoga hal positif selalu memihak padaku, terlepas dari sakit hati
—Lee Know.

-o-

Dahyun sedang berada di ruangan Lino. Ia ingin menanyakan perihal Mark Lee pada lelaki itu. Sebenarnya Dahyun hanya penasaran dengan kisah cinta pertama Mark. Maklum saja, karena Dahyun mulai menaruh rasa pada Mark.

"Oppa! Jawab pertayaanku tadi, aish!" seru Dahyun karena kesal dengan Lino yang telah mengabaikannya.

Lino tak menanggapi bukan karena tak suka, tapi ia sedikit cemburu mungkin? "Apa, hm? Kau 'kan sudah tahu jika aku dan Mark memang bersahabat sejak lama. Lalu apa lagi yang harus kujawab?" sahutnya sembari memejamkan mata. Ia sedang menyenderkan punggungnya di kursi meja kerjanya.

"Kalau itu aku tahu. Maksudku, sejauh mana Oppa mengenal Mark? Karena, dia seperti sedang mengalami patah hati. Aku pernah memergokinya sedang melamun memandang sebuah foto di gallery ponselnya." Dahyun mengingat kejadian di mana awal pertemuan mereka. Mark sangat acuh saat itu, dan lebih memilih fokus pada sebuah foto lalu mengabaikan pertanyaan Dahyun.

Lino menghela napasnya. "Kau menyukainya ya?"

Deg!

Dahyun langsung gelagapan karena pertanyaan Lino. "A-ani. Aku hanya penasaran saja."

Kau tidak bisa berbohong dengan baik di depanku, Dahyun-a. Batin Lino.

Lino menganggukkan kepalanya. "Hmm, baiklah. Aku akan menceritakannya. Tapi, kau tidak boleh menyukainya. Karena kau sudah dijodohkan olehku."

Sekadar informasi, Dahyun dan Lino memang sudah di jodohkan oleh orang tua mereka masing-masing. Awalnya Lino menolak, tapi setelah bertemu dengan Dahyun, ia mulai menyukainya. Tapi, sejauh ini Dahyun hanya menganggap Lino sebagai kakaknya, tidak lebih.

Wanita itu selalu menganggap ucapan Lino hanya bercandaan, jika lelaki itu membicarakan perihal perjodohan. Karena Lino selalu bilang 'aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat dan aku menentang perjodohan ini', itu sebelum ia mulai menyukai Dahyun.

"Aish Oppa! Kau selalu saja membicarakan hal itu. Aku tahu, kau menggodaku 'kan. Kau tidak pernah menganggapku sebagai wanita di matamu," sahut Dahyun sembari mengerucutkan bibirnya.

"Aku hanya bercanda. Jadi, benar kau menyukai Mark?" ucap Lino sembari fake smile pada Dahyun.

Kau bahkan belum juga sadar sampai detik ini, bahwa aku telah menaruh hati padamu. Batin Lino.

"Aku bilang tidak. Aku hanya ingin tahu. Ya sudah kalau tidak mau memberitahuku," ucap Dahyun terkesan seperti merajuk.

"Baiklah, akan aku beritahu. Kau harus menguatkan hatimu setelah mendengarkan ceritaku," sahut Lino.

Dahyun menyerengitkan dahinya mendengar ucapan Lino. "Maksudmu Oppa?"

"Dengarkan saja, ya?" Dahyun mengangukkan kepalanya sebagai jawaban.

Lino pun mulai menceritakan bagaimana Mark sangat mencintai Karina.

---

Beberapa tahun silam.

Mark dan Lino berbeda sekolah. Mereka bersahabat karena hobby yang sama, yaitu dance. Mereka berlatih di satu tempat dance club.

"Oke guys! Cukup sampai di sini. Kita lanjut minggu depan," ucap pelatih Dance.

"Baik hyung," sahut Mark sembari mengatur napasnya.

"Mark, kau langsung pulang?" tanya Lino.

Never Cease | Mark Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang