BAB XX

127 33 1
                                    

Disarankan sambil mendengarkan lagu,
'Because of You - Lee Hyun'

***

When the right man walks into your life and loves you the way you deserve to be loved, you whole perspective on life will change.

-o-

Di jalan Simni Cherry Blossom, kawasan Kuil Ssanggyesa. Mereka berdua berjalan berdampingan dan saling berpegangan tangan. Sang lelaki tidak henti-hentinya menatap sang wanita di sampingnya yang begitu riang. Senyum di wajah wanita itu bila diibaratkan seperti bunga-bunga sakura yang baru saja bermekaran, menambah kecantikan di wajah manisnya.

Mereka sedang menikmati waktu berdua, berjalan santai sembari menikmati angin musim semi di antara pohon cherry di sepanjang jalan yang panjangnya sekitar lima kilometer. Sangat jarang kendaraan yang lewat, menambah ketenangan.

"Apa kau sangat bahagia? Senyuman di wajahmu terus saja merekah," ucap laki-laki itu dengan senyumnya.

Wanita itu menoleh dan menunjukkan senyumnya hingga matanya menyipit, lalu mengangguk. "Iya, aku sangat bahagia. Pemandangan di sini sangat indah," sahutnya.

Sang lelaki ikut tersenyum. "Kau benar. Syukurlah kalau kau suka. Kita ke sini di waktu yang tepat, kau tahu? Sekarang bunga-bunga sakura sedang bermerakan dan kau akan melihatnya berterbangan bagaikan salju," ucapnya sembari mengayunkan tangannya yang menggenggam wanita itu.

"Benarkah? Kalau begitu kita beruntung sekali bisa menyaksikan kejadian yang jarang terjadi. Ayo, aku ingin melihatnya dan juga menikmatinya," sahut wanita itu riang.

Sang lelaki semakin mengeratkan genggamannya pada tangan mungil wanita itu. Seyum merekah hingga menunjukkan gigi kelincinya terpancar di wajah tampannya. Sesekali laki-laki itu melirik sang wanita di sampingnya yang terus saja mengoceh tentang apa saja yang ia lihat.

Namun tiba-tiba tangan laki-laki itu seperti ditarik dan otomatis membuat ia berhenti melangkah. Ternyata sang wanita yang melakukannya.

"Ada apa?" tanya laki-laki itu sedikit khawatir karena wanita yang sekarang ada di hadapannya itu diam saja dengan raut wajah seperti menahan sakit.

"Kau baik-baik saja? Atau kau lelah? Baiklah, kita istirahat sebentar, hm?" tanya laki-laki itu sekali lagi. Ia mulai sedikit panik.

Wanita itu menggelengkan kepalanya pelan dengan satu tangan yang memegang perutnya. "Aku baik-baik saja Mark," jawabnya sembari tersenyum —pura-pura mungkin.

Laki-laki itu —Mark Lee, menyerngitkan dahinya. "Jangan berbohong, aku tahu kalau kau sedang menahan sakit. Ada apa sebenarnya?" ucapnya masih khawatir.

Wanita itu —Kim Dahyun, menggelengkan kepalanya lagi. "Sungguh aku baik-baik saja. Tamu bulanannku datang, jadi sedikit melilit di bagian perut," jawabnya berbohong.

"Benar? Baiklah, ayo duduk di sana. Aku akan membelikan minum untukmu," ujar Mark sembari memapah Dahyun untuk duduk di kursi pinggir jalan itu. Lalu sedikit berlari untuk membeli minum.

Dahyun duduk di kursi dan membuka tasnya lalu mengambil beberapa obat dari dalam botol ukuran kecil. Itu pemberian dari Lino untuk berjaga-jaga kalau merasakan sakit. Tiga butir obat sudah ada di dalam mulut wanita itu dan tidak butuh waktu lama, Mark kembali dengan membawa air mineral dalam kemasan dan diberikan padanya. Dengan cepat Dahyun meneguknya.

"Bagaimana? Apa sudah lebih baik?" tanya Mark.

Dahyun mengangguk. "Sudah. Ayo kita lanjut berjalan. Aku ingin ke tempat yang kau bilang tadi, di mana banyak bunga sakura berterbangan," ucap wanita itu.

Never Cease | Mark Lee ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang