[ix] Trauma

1.5K 169 220
                                    

Bisakah aku?

keluar dari lubang gelap ini?

keluar dari lubang gelap ini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bintang kecil ─ started

**

Langit nampak semakin gelap, padahal jam masih menunjukkan pukul tujuh pagi, mendung menyelimuti kota Jakarta. Kejadian yang menimpa Jansen waktu itu mengingatkan Darren pada insiden bertahun tahun silam yang di lakukan oleh amber terhadap Alice.

Jansen mengalami trauma.

Amber pernah secara sengaja mensayat lengan atas Alice yang mana peristiwa itu di lihat langsung oleh Jansen, lukanya masih membekas sampai sekarang. Darren sering melihatnya ketika Alice sedang sibuk bergelut dengan alat alat masaknya di dapur.

Darren jelas tahu betul, siapa yang melakukan itu pada Jansen, tapi ayahnya yang terlalu sayang pada Amber─tck! tidak pernah sekalipun menyadari bahwa Amber telah menyakiti batin Alice maupun Jansen.

Sejak hari itu─Darren sering bahkan hampir setiap hari mampir ke rumah Lawrence, atas permintaan─em, lebih tepatnya permohonan Jansen pada Darren, laki laki itu jelas tidak bisa menolak permintaan adiknya sendiri.

Di sisi lain─Alice terluka. Wanita itu akhir akhir ini jauh lebih murung dari biasanya, udah jarang nguyel nguyel Darren kalau cowok itu pulang sekolah, sering pulang malam dengan alasan lembur padahal karena hatinya sakit melihat Darren selalu pulang malam di antar oleh Sophia atau Lawrence. Parahnya─Darren tak menyadari hal itu.

Di samping itu semua, sikap Lawrence pada Jansen juga sedikit berubah, pria itu jadi lebih perhatian pada anak laki lakinya, selalu memprioritaskan apa saja yang berhubungan dengannya, apalagi akhir akhir ini Jansen sering drop, atau tiba tiba demam. Ya.. walaupun kadang─pria itu masih menjadi seorang ayah yang egois.

"dad..."

Suara Jansen mengalihkan perhatian Lawrence dari laptop nya pada anak nya yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya. "Ya??"

"Eum.. hari ini─aku pulang malam, boleh enggak?"

"Sure, why not? but why?"

"Jansen mau ketemu mama.." Ucapnya sembari menggigit bibir bawahnya gugup.

Lawrence baru menarik napas ingin menjawab, namun Sophia telah lebih dulu mengambil start.

"No you can't."

Jansen maupun Lawrence langsung menoleh ketika bias suara Sophia memasuki gendang telinga mereka. Wanita itu berdiri di dekat pintu ruang kerja Lawrence bersama Amber yang tampak melipat kedua tangannya di depan dada.

Jansen menjawab ketus seperti biasanya, "No one asked your opinion, I asked my father, not you."

Jansen kembali menatap Lawrence, menagih jawaban yang sempat tertunda karena kehadiran Sophia dan Amber.

BROTHERWhere stories live. Discover now