[xxi] See You In Another Life

1K 117 214
                                    

Goodbye is bittersweet
but this is not the end
I'll se your face again.

One direction • walking in the wind

─ One direction • walking in the wind ─

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Brother ─ started














note : agak lebih panjang

dari biasanya .◜‿◝
















**

Seandainya.

Satu kata mengandung berjuta penyesalan.

Seandainya Teresa berangkat ke London lebih cepat, ia juga akan tiba lebih cepat dan bisa segera bertemu dengan Darren. Namun nasi sudah menjadi bubur, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menerima kenyataannya.

"Lo mau ya anter gue ke rumah sakit? please..."

Ale terdengar menghela napas gusar diseberang sana.

"Lo baru aja sampe di London─"

"Oke. Gue bakal kesana sendirian, kalau ada apa-apa lo bakal tanggung jawab ya?"

"Eh? why me???"

"Iya lah! kan lo ada di barisan paling atas daftar terakhir panggilan gue"

Ale berdecak kemudian mengiyakan tanpa berpikir ulang.

Sejujurnya─kalau dikatakan lelah, Teresa sangat lelah melakukan perjalanan dari Indonesia menuju Inggris. Namun ia tidak bisa menunda lagi jika menyangkut Darren, toh ia datang jauh jauh ke London juga untuk Darren.

**

"Doctor, the patient's heartbeat disappears!" [ dokter, detak jantung pasien menghilang! ] Seru si perawat panik saat tidak mendapati adanya detak jantung dan denyut nadi pada pasien.

Sang dokter yang mendengarnya langsung bertindak saat itu juga, menyiapkan defibrillator dan mengaturnya hingga angka 200. Setelah membuka kancing baju Darren bagian atas, ia segera mengarahkan defibrillator ke dadanya yang telanjang.

"200 Joule, shoot!"

Tidak ada reaksi.

Dokter itu menaikkan angkanya sampai 250 Joule, dan kembali mencoba.

"250 Joule, shoot!"

Masih tidak ada reaksi apapun dari jantung Darren.

"come on kid, you can survive .. you can! 300 Joule, shoot!"

BROTHERWhere stories live. Discover now