Seokmin sengaja bilang pada Al jika ia sibuk hari ini. Benar-benar sibuk hingga tak bisa menemui anak lelakinya itu. Okay Seokmin, aku tahu kau sibuk sekali hari ini. Sibuk menemani J-I JI, S-double O SOO, Jisoo a.k.a istri di masa depan a.k.a Mamanya Al, Lavender dan Lily. Aku tidak protes sih, tapi kalau sampai ketahuan oleh sulungmu, pasti ia akan marah seharian.
"Mama Jihoon, papa tidak mampir?" Al bertanya pada Jihoon.
"Seokmin mungkin sibuk Al, coba hubungi dia dengan ponselku." Jihoon menyerahkan ponselnya pada Sulung Seokmin.
'Astaga... Ponselnya jelek sekali.' Al membolak-balik ponsel berbandul gantungan berbentuk bunga daisy itu. Tolong ya keturunannya Lee Seokmin, Lee Alan yang tampan... ini kan memang masih 2013, jadi wajar doong jika ponselnya belum sebagus di tahun asalmu!
"Hai pa!" Serunya riang saat Seokmin mengangkat panggilan itu.
"Papa tidak ke Apartement Papa Jun? Jangan bilang papa lupa kalau papa sudah janji membelikanku Kue coklat!" Tapi kenyataanya Papa Seok memang lupa tentang janjinya akan kue coklat. Akhirnya ia harus menerima teriakan tidak terima si sulung dan sambungan telepon yang terputus setelahnya.
Natal segera datang, tiga hari lagi dan kemeriahan sudah amat terasa. Pohon Natal yang di pesan Mingaho sudah sampai di apartemen Jun sore tadi. Si ribbon princess itu memesan dua, yang satu besar dan yang satu kecil.
"Yang besar untukmu dan yang lainnya, yang kecil untuk anak-anak." Katanya saat ia menelpon Jun saat pohon natal itu tiba. Minghao masih berada di rumah orang tuanya hingga malam natal, membuat Shen merajuk karena tak di ajak.
"Aa baiklah." Jawab Jun sebelum sambungat telepon itu terputus. Ia menatap tak minat pohon yang berada di pojok ruangan, berpikir jika kedua pohon itu benar-benar menghabiskan ruang. Para kurcaci itu saja sudah menghabiskan banyak ruang, ditambah lagi ini. Huft, tapi mau bagaimana lagi, mau berdebat dengan Minghao pun akhirnya ia yang akan mengalah.
"Yaaay pohonnya sudah sampai!" Sulung Kim yang bersorak, sekedar informasi, Natal adalah hari perayaan kesukaan Dan selain ulang tahunnya.
"Bisa kita hias pohonnya sekarang pa?" Tanyanya pada Jun, di tangan kecilnya sudah siap sekotak lampu-lampuan dan gantungan lucu warna-warni, siap menghias pohon setinggi 1,2 meter itu.
"Bisa." Kata Jun dan Jasmine yang bersorak paling nyaring.
Jun kira dengan mengizinkan para kurcaci itu menghias pohon natal setidaknya akan membuat mereka sibuk dah tidak membuat gaduh. Tapi sayangnya yang terjadi malah kebalikannya. Bahkan sekarang Jasmine sedang berdebat dengan Jae tentang warna yang lampu hias yang akan mereka gantung selanjutnya.
"I can do the fuck i want Jasmine!"
"Mama Xiyeon, Jae!"
"Jae I wonder where did you learn those bad words?!" Xiyeon berkacak pingang dengan kening mengkerut, teriritasi akan sang sulung. Jae bahkan masih anak-anak dan dia sudah mengenal kata-kata itu dan bisa jadi dia tau lebih banyak hal. Mungkin itu hal yang biasa di dengar di masa depan, tapi Xiyeon tetap menganggap itu tidak sepantasnya.
"Papa sering mengatakannya saat bermain game, ya kan pa?"
"Huh tidak heran kenapa aku dimasa depan menyita game konsolnya."
Xiyeon tidak tahu saja jika dia di masa depan terkadang juga mengumpat jika marah akan sesuatu hal. Xiyeon lagi-lagi berkunjung hari ini, Chan bilang jika Jae rindu dan sang model remaja itu langsung meluncur ke Kompleks Apartement Seoul Forest.
"Wonwoo akan sampai sebentar lagi. Kalian ingin titip sesuatu kids?" Seungcheol berkata dari tempatnya berbaring sembari berbalas pesan dengan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
From 2030
FanfictionSeventeen Genderswitch | School-life Sesuatu terjadi dan membuat Dan dkk terjebak di masa lalu. Bagaimana jadinya jika mereka bertemu dengan orang tua mereka yang masih murid SMA? Pasti seru kan? Ayo kita simak! ••• "Papa Seok memang sudah tidak no...