Malam kedua Jae menginap di rumah sakit, sebenarnya dia sudah diperbolehkan pulang hari ini. Tapi bocah itu malah memaksa menginap semalam lagi.
"Yak! Aku tidak punya banyak uang, biaya di rumah sakit ini tidak murah tau... Aku bisa diusir nenek dari rumah jika minta uang lagi! Besok kau sudah harus keluar, lagipula para bocah itu membuat telingaku sakit karena terus menanyakan keadaanmu!" Chan melipat tangannya di depan dada, ia melirik Jae yang malah sama sekali tidak terganggu dengan gerutuannya.
"Papaaa... nanti akan Jae ganti uangnya kalau Jae sudah besar dan sudah bekerja, okay?" Eeh bukan begitu Jae...
"Hey kenapa kau bicara begitu? Kau membuatku merasa bersalah tahu..." Sesal Chan. Kata-kata Jae barusan seketika membuatnya merasa buruk.
"Apa... aku... apa aku papa yang buruk di masa depan?" Chan mengalihkan matanya, memandang langit yang gelap tanpa bintang. Bagaimana jika nyatanya ia bukanlah papa yang baik? Bagaimana jika ia adalah seseorang yang tidak bertanggung jawab?
Bagaimana jika... ia sama seperti ayahnya yang tidak pernah ia temui selama hidupnya?
'Tidak, aku tidak seperti pria brengsek itu.'
"Tidak ada yang lebih baik darimu pa... dan maaf membuat uang papa habis, aku hanya ingin lebih lama bersama mama."Ujarnya sebelum jatuh tertidur. Chan menengok ke arah brankar di sebelah Jae, Park Xiyeon sedang tertidur dengan wajah damainya. Gadis itu tampak tak terganggu dengan suara Chan dan Jae yang gaduh.
Masih jam sepuluh malam dan rumah sakit sudah sepi karena pasien harus beristirahat. Chan tidak bisa tidur, ia sudah mencoba memejamkan matanya tapi sayangnya tidak berhasil. Hanya kesunyian yang ada di kamar itu. Chan bangkit, menyambar remot televisi dan menyalakannya dengan volume kecil agar tidak menganggu dua pasien yang sedang lelap di ruangan itu. Rasanya ia tidak akan bisa tidur sampai besok pagi.
Aktris dan model Park Xiyeon, di larikan ke rumah sakit karena ulah haters.
Tangan Chan berhenti memencet tombol remot di chanel nomor 11. Nama Xiyeon menarik perhatiannya dengan cepat.
"Menurut keterangan dari agensi, Park Xiyeon mengalami shock Anafilaksis yang menyebabkannya pingsan dan kejang-kejang di lokasi syuting dikarenakan mengkonsumsi makanan yang menyebab alerginya kambuh. Dari hasil penyelidikan, seorang yang mencurigakan tertangkap kamera cctv sedang memasuki ruang yang Park Xiyeon tempati selama syuting, dugaan terbaru seseorang itu adalah haters yang sengaja ingin mencelakai aktris berusia tujuh belas tahun itu..."
Mata Chan tidak bisa untuk tidak spotan menoleh ke arah Xiyeon. Gadis yang dua hari ini selalu menghabiskan waktunya bersama Jae itu sedang bergelung di atas brankar. Chan menyadari satu hal, Jae benar-benar menjadi super cerewet saat bersama Xiyeon, dia bertanya tentang banyak hal, minta di suapi dan dia juga bercerita tentang adik kecilnya yang cantik, Lee Yumi yang imut dan manis.
'He is momma boy... benar-benar anak mama.'
"Seseorang yang sebaik itupun... punya banyak pembenci."
Hening beberapa saat.
"Dasar sok tau." Mata Xiyeon terbuka. "Aku itu bukan orang yang baik tahu...." Tersentak, Chan tersentak dalam duduknya saat tiba-tiba suara Xiyeon yang lembut mengalun. Mata keduanya bertemu. Disana, Xiyeon berbaring miring di brankarnya dan Chan memandang gadis itu dalam keremangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
From 2030
FanfictionSeventeen Genderswitch | School-life Sesuatu terjadi dan membuat Dan dkk terjebak di masa lalu. Bagaimana jadinya jika mereka bertemu dengan orang tua mereka yang masih murid SMA? Pasti seru kan? Ayo kita simak! ••• "Papa Seok memang sudah tidak no...