Mama Wonu's Smash

3.2K 430 101
                                    

Desember datang. Angin pertanda musim dingin terus bertiup dengan kencang. Suhu belum minus karena salju belum turun. Tetapi jika kau ingin mencoba melupakan jaketmu di musim semacam ini, sudah dapat dipastikan kau akan terserang flu dan meringkuk di dalam selimut seharian.

Toko-toko, caffe, mall dan tempat semacam itu telah bersiap menyambut natal. Lentera-lentera telah dipasang, juga lampu natal yang menambah gemerlap. Beberapa tempat sudah menggantung wreath terbaik mereka didepan pintu. Sama seperti kediaman Keluarga Jeon saat ini, nyonya Jeon baru saja meletakan rangkain daun berbentuk bulat itu di pintu utama rumah mereka.

"Kau ingin hadiah apa untuk natal ini, sayang? Boneka?" Nyonya Jeon bertanya pada Wonwoo yang menyantap roti panggangnya. Gadis bersurai hitam legam itu sudah sejak pagi siap dengan seragamnya, membuat Nyonya rumah keheranan karena tidak biasanya putri cantiknya itu akan serajin ini untuk berangkat pagi, apalagi di udara sedingin ini.

"Ibu aku bukan anak kecil lagi, hadiah apapun itu aku akan menerimanya tapi tidak untuk boneka." Wonwoo memang tomboy dan lincah, suka memanjat pohon dan kebanyakan temannya adalah anak laki-laki, tapi bukan itu alasannya menolak tawaran sang ibu. Alasannya adalah karena pemilik mata rubah itu begitu paranoid dengan boneka dan kawan-kawannya sejak menonton The Conjuring dengan para sahabatnya beberapa bulan lalu. Dan sialnya Soonyoung selalu menakutinya dengan apapun yang ada sangkut pautnya dengan The Conjuring. Membuat jiwa-jiwa penakut Jeon Wonwoo bergejolak bukan main.

"Beri dia kotoran Tommy buuu..." Selang beberapa detik sebelum Bohyuk mengaduh keras karena kakak perempuannya itu menendang tulang keringnya di bawah meja makan dan memberinya tatapan 'kamu mau kupukul?'. Dan kucing gendut berbulu abu yang tengah melingkar di sofa ruang tengah mengeong, sepertinya Tommy juga dengan senang hati akan memberikan kotorannya yang berbau 'sedap' untuk kado natal sang Tuan Putri Keluarga Jeon.

Di lain rumah Seungkwan baru saja keluar dari kamarnya, ia telah siap dengan coat panjangnya. rambut panjangnya ia ikat rendah dengan poni tipis yang mempermanis wajahnya. Ia harus berangkat pagi sekali untuk ke Apartement Minghao- ups makdusnya Jun, ia akan berangkat dengan Wonwoo.

"Kau berangkat pagi, Kwan?" Seungkwan hanya mengangguk sembari menyambar roti dimeja makan sebelum mengecup pipi sang kakak, lalu melesat keluar rumah hingga membuat sang kakak menggeleng heran. Seungkwan memang hanya tinggal bertiga dengan kedua kakak perempuannya di Seoul, kedua orang tuanya tinggal di Busan, mengurusi bisnis mereka disana.

To Wonwoo : 'Aku menunggumu di halte.'

From Wonwoo : 'Jihoon mengabariku jika ia ikut.'

Jasmine dan Sooyeon duduk dengan muka bantal mereka diatas ranjang Jun. Mereka terbangun karena suara aktivitas seseorang diluar kamar, sepertinya itu Minghao. Gadis China itu tengah menyiapkan sarapan besar pagi ini, menunya lumayan sederhana. Hanya pasta dan omelet jamur.

"Mama Hao." Sooyeon menyapa Minghao lalu duduk di kursi meja makan, Jasmine ada di sampingnya. Nyawa Putri dari Boo Seungkwan itu tampaknya belum terkumpul dengan sempurna.

"Hai... kalian bangun lebih pagi dari yang lain." Ya bahkan Jun, Chan dan Seungcheol masih terlelap di tempat mereka tidur masing-masing. Tentang tadi malam... Minghao berharap terbangun dengan Jun di sampingnya tapi itu tidak terjadi saat ia membuka mata. Tapi sudahlah, jangan di pikirkan, karena Minghao sendiri tampaknya sudah tidak terlalu memikirkannya. Ia memang sedikit bingung tetapi ia tidak terlalu sedih, ya bisa disebut Minghao saat ini sedang dilanda kegalauan level satu. Masih ringan.

"Bangunkan yang lainnya cantik, sarapannya sudah siap." Ujarnya, kedua bbocah perempuan itu langsung melesat kedalam Kamar Jun kembali.

Setelah itu Minghao melepas apron yang ia gunakan lalu beranjak mencari keberadaan Jun yang rupanya tidur bersama Seungcheol di kamar tamu. Sejenak memandang wajah tampan tunangannya sebelim menepuk lengan Jun dengan pelan.

From 2030Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang