2013?

3.1K 433 37
                                    

"Aw..." Shen mengusap bokongnya yang dengan tidak etis mencium lantai keras.

Entah apa yang terjadi, saat Al menyebutkan keinginannya, tubuh mereka terasa melayang dan tiba-tiba mendarat dengan tidak etis di tempat beraroma pie ini. Mereka masih sibuk mengusap bokong mereka yang nyeri, kecuali Jae yang mendarat dengan kepala terlebih dahulu membuat sulung Chan dan Xiyeon itu mengaduh paling keras. Astaga Jae..

"Kita dimana?" Sooyeon berkata, membuat semuanya mendongak dan memandang tempat yang sama sekali asing bagi mereka. Ini tampak seperti penampakan ruang tengah sebuah rumah, ada televisi dan sofa disana. Mata Alan menjelajah ke seisi ruangan dan terpaku pada kalender yang tergantung disana.

2013

"Jihoon memang tidak peka..." Suara itu terdengar berbarengan dengan suara pintu yang terbuka.

"Benar. Yang diketahuinya hanya belajar, belajar dan Chanyeol." Sahut suara lain.

Samar-sama suara itu semakin mendekat dan Hyun menajamkan pendengarannya saat nama sang mama di sebut. Insting para bocah itu membuat mereka buru-buru berlari ke belakang sofa dan bersembunyi, bersumpal-sumpal sembari menahan suara agar tidak ketahuan.

"Jihoon balikan lagi dengan Chanyeol?"

"Hn." Hyun tahu jelas jika yang bergumam barusan adalah sang ayah. Jelas itu suara ayahnya. Hyun mengenalnya walau itu hanya gumaman singkat.

"Sudah lupakan itu semua, Soonyoung-ah. Ayo kita bermain PS saja." Itu suara Wonwoo, dan telinga Dan langsung berdiri mendengarnya.

'Mamaaa...'

Sofa yang menjadi tempat persembunyian para bocah itu bergoyang pelan, menandakan jika seseorang baru saja duduk disana.

"Jun akan datang sebentar lagi, kalian ingin menitip apa? Dia sedang di supermarket." Seseorang yang duduk di sofa itu berkata. Itu Seokmin yang baru saja berbicara, ia tengah berbalas pesan dengan Jun di room kakaotalk mereka.

"Es krim. Es krim stroberi, bilang pada Papa Jun jika Jasmine pesan yang paling besar Papa Seok." Celetuk Jasmine tanpa sengaja. Ish ini karena ia tak makan es krim selama tiga hari karena tidak ada es krim kesukaan Jasmine di Desa Damyang, hingga tanpa sadar ia mengutarakan keinginannya pada Seokmin remaja yang duduk di sofa tempat mereka bersembunyi.

"Baiklah, es krim stroberi ukuran jumbo ya?"

Eh...

Hanya kesunyian yang tersisa, Soonyoung yang duduk dilantai, Seokmin yang setengah berbaring dan Wonwoo yang baru saja kembali dari dapur dengan membawa berbagai macam makanan ringan saling berpandangan. Mereka seperti saling berbicara lewat tatapan mata. Mereka sadar jika itu bukan suara salah satu dari mereka bertiga. Dan Papa Seok? Apakah hantu di apartement Seokmin ini sudah menganggap pemuda berusia 17 tahun itu sebagai papanya?

Hiiiih Seokmin jadi merindiiing...

"Siapa itu?" Soonyung beranjak dari duduknya dan mendekat kearah sumber suara. Sedangkan Seokmin hanya bisa kaku di tempat duduknya karena ia ketakutan bukan main. Ia sedang berpikir untuk pindah apartement setelah ini.

"Hehe... hai pa..." Hyun meringis saat Soonyoung menemukan mereka tengah bersempit-sempitan di belakang sofa. Mata tajam itu semakin menajam.

"Siapa kalian?" Sepertinya Soonyoung sedang dalam mood yang tak baik, suara dingin itu membuat ketujuh bocah kecil itu mengkerut takut.

"Papa Soon jangan marah dulu, kami hanya-" Perkataan Shen di potong begitu saja hingga sulung Jun itu terdiam setelahnya.

"Siapa yang kau sebut papa bocah?"

From 2030Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang