'Sun'day

3.7K 438 207
                                    

"Jika kau ingin diantar, Ibu akan menelpon Pak Kim dan menyuruhnya mengantarmu sayang." Kata seseorang dari seberang telepon. Minghao meletakkan keranjang pakaian yang akan ia jemur lalu memperbesar volume panggilan. Mengobrol dengan sang ibu sambil menjemur pakaian di jemuran lipat yang di letakan tak jauh dari dapur.

"Tidak usah bu, lagipula jarak Gedung Latihan dan Apartemen Jun-ie tidak begitu jauh." Seungkwan melirik Minghao sembari memotong omeletnya yang sudah matang. Agaknya si pemilik poni tipis itu terkejut, ternyata rumor Xu Minghao Si Pewaris Tunggal Yu Grup yang manja itu hanya bualan belaka, Minghao juga tampak terampil melakukan pekerjaan rumah tangga.

Eh mana mama satu lagi? Jika kalian penasaran di mana Wonwoo sekarang, si mata rubah itu tiba-tiba buru-buru berangkat latihan voli. Saat Seungkwan bertanya kenapa, Wonwoo hanya menjawab 'Aku ingin mati saja!'

"Tapi anginnya sangat kencang, Minghao... Ada banyak pohon tua di dekat apartement Jun. Bersiaplah, Pak Kim akan segera berangkat." Seungkwan melirik, menajamkan telinganya untuk mendengar suara ibu Minghao.

"Ahh ibu.. Jun-ie yang akan mengantarku." Kata Minghao tanpa banyak berpikir.

"Oh benarkah? Jun sedang tidak sibuk kan?" Ada nada antusias yang terdengar dari suara Nyonya Xu.

Seungkwan lagi-lagi melirik, wah rupanya Minghao suka membohongi ibunya... jelas-jelas Jun baru saja berangkat ke Hachi setelah di hubungi oleh sekretaris ayahnya. Minghao melirik Seungkwan dan meringis kecil.

"Salam untuk Jun dan jangan lupa undangan ulang tahun Jisoo akhir bulan." Seungkwan sekali lagi meli-

Seungkwan sayang stop melirik atau matamu akan juling sebentar lagi, okay?

"Baiklah, sampai bertemu akhir tahun bu." Ujar Minghao sebelum terdengar suara sambungan telepon yang terputus. Yang Seungkwan dengar dari Jun, orang tau Minghao tinggal di Amerika dua tahun terakhir karena itu gadis berambut madu itu sering menginap di apartment Jun karena tidak suka tinggal sendirian di rumahnya yang besar.

Acara menjemur cucian sudah selesai, Minghao duduk di kursi meja makan sembari memandangi Seungkwan yang tengah mengaduk sesuatu di dalam panci.

"Omong-omong tentang Hong Jisoo, kau mengenalnya? Yah aku juga mengenalnya tapi maksudku..."

"Jisoo, Jeonghan, Mingyu dan aku berasal dari SMP yang sama. Sedikit akrab karena kami pergi ke tempat les yang sama tapi karena kesibukan sekarang kami hanya sekedar saling menyapa, ibunya pengawas di Federasi Gymnastics Korea dan aku sering bertemu Jisoo saat kami masih kecil." Kata Minghao. Seungkwan baru tau fakta jika Para Petinggi Osis Kyungin pernah satu SMP dengan Minghao.

"Jisoo itu... sebelas dua belas dengan Jihoon ya, pendiam... agak aneh mengetahui masa depannya akan berakhir dengan laki-laki seperti Seokmin." Minghao terkekeh. Seokmin ya... Entahlah.

"Entahlah, kita tidak tau bagaimana takdir berjalan." Kata Minghao. Benar juga, kita tidak pernah tau bagaimana takdir bekerja, coba bayangkan saja Seungkwan yang masih bingung menentukan penggunaan would atau will saja bisa menikah dengan seorang bule!

"Kau tau rumor tentang keluarga Hong Jisoo?" Minghao bertanya dan Seungkwan merasa menemukan teman bergosip yang pas. Seungkwan mengingat-ingat, rumor... ahh yang itu ya? Rumor tentang hubungan keluarga Jisoo yang tidak harmonis itu ya? Rumor itu sempat menjadi bahan gunjingan di setiap sudut SMA kyungin.

From 2030Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang