16

22 1 0
                                    

"Assalamualaikum." Adit memberikan salam kepada orang di rumahnya.
"Walaikumsalam. Adit." mamanya terkejut melihat anaknya sudah ada di depan pintu. Dia langsung memeluk anak yang dirindukannya itu. "Kenapa tidak kasih kabar dulu, kalau mau pulang nak?"
"Maaf bu, sebenarnya, Adit pulang karena tugas akhir tahun Adit ada di Indonesia."
"Oh ya? Syukur deh, ibu bisa melihatmu setiap hari lagi."
"Kak Adit." seorang anak kecil, berlari dan memeluk Adit. "Kenapa baru pulang kak? Aku kan sudah kangen lama banget."
"Ya maaf, bagaimana kalau habis ini, kita jalan-jalan?"
"Asiiikk. Setuju."
"Nak, apa kamu tidak mau istirahat dulu?" ibu memberinya secangkir teh hangat.
"Cuma dua jam saja bu, kasihan Alvin, dia sudah rindu sama aku." Alvin kegirangan mendengarnya. Dia pun langsung digendong sama Adit.
"Kakak, aku jalan saja ya?"
"Baiklah."
Mereka mengunjungi mall yang ada di dekat rumahnya. Dua jam itu, Adit berusaha menyenangkan keponakannya, yang sudah lama tidak bertemu itu.
"Makan dulu yuk?"
"Iya, Alvin juga sudah lapar kak." Adit memesan soto, sedangkan keponakannya memesan nasi goreng. "Tumben tidak bakso kak?"
"Lagi kangen soto, hehehe."
"Hei. Lo Adit kan?" seseorang menyapanya
"I.. Iya, siapa ya?"
"Ini gue, Rinjani, temannya almarhum Rhea."
"Ahh.. Rinjani, iya-iya, gue ingat. Apa kabar lo?"
"Baik, lo sendiri?"
"Baik juga, duduk dulu," Adit memberikan kursi yang di sebelahnya. "Ini ponakan gue."
"Gue kira anak lo."
"Bukanlah, sudah lama ya kita tidak ketemu."
"Iya, sudah hampir tiga tahun kayaknya."
"Eh gue pergi dulu ya. Jangan lupa, mampir ke rumah mantan lo."
"Iya, lo gak makan dulu?"
"Gak, sudah ditungguin pacar gue."
"Have fun ya."

****
Rasa lelah karena perjalan, tidak mematahkan semangatnya Line dan Clow, untuk berjalan-jalan di sekitar tempat tinggalnya itu. Mereka mengunjungi tempat-tempat yang baru menurut mereka.
"Line, kamu tidak haus?" Clow memainkan ponselnya, sambil mengibaskan tangannya, karena kegerahan. Line masih asik berfoto di sekitar Monas (monumen nasional). "Line."
"Eh iya Clow, kenapa?"
"Kamu tidak haus?"
"Haus. Yuk beli minum."
Mereka berkeliling mencari jajanan yang ada di sekitar Monas itu. Semua jajanan yang dijual menarik perhatian mereka. Kerak telor, ya mereka tertarik dengan jajanan kerak telor, yang terlihat ramai pembeli.
"Bang, kerak telornya satu." suara itu tak asing di telinga Line dan Clow.
"Adit." ucap mereka bersamaan.
"Uluuhh uluuhh, ini siapa? Adiknya kak Adit ya?" Clow menggoda Alvin yang ada di sampingnya Adit.
"Iya kak."
"Vin, ini kak Clow dan kak Line, teman kakak."
"Hallo kakak, namaku Alvin."
"Hallo."
"Kalian tertarik sama jajanan ini ya?"
"Iya Dit, tadi kita lihat ramai banget, pasti enak."
"Kak, aku lelah." keluh Alvin.
"Sini, kak Line gendong."
"Terima kasih Line. Maaf jadi merepotkan."
"Tidak apa Dit, dia mau belajar gendong adikmu, siapa tahu nanti dia bisa gendong anakmu dan Line." Line menginjak kakinya Clow. "Auh sakit tahu, Line."
"Hahaha. Bisa aja kamu tuh. Yuk kita keliling Monas dulu."

Detektif Qaroline (I remember it) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang