21

19 0 0
                                    

"Kalian tidak bisa seenaknya membawa anjing lain ke rumah saya. Anjing saya takut melihat anjing kalian." Bu Susan terlihat marah, waktu melihat para detektif membawa anjing pelacak.
"Anjing ini akan membantu kita dalam pencarian barang bukti bu." Ucap Line dengan tenang
"Tidak boleh. Saya katakan tidak boleh ada anjing di rumah ini, selain anjing saya."
"Kenapa tidak diperbolehkan? Apa ibu menyembunyikan sesuatu?" Tanya Adit
"Saya tidak menyembunyikan apa pun, dalam kasus ini. Paham anda."
"Kalau begitu, kenapa ibu marah?" Tak terduga sebelumnya, sebuah pisau mendarat di lengan Line. Line merintih kesakitan, melihat itu, Rinjani langsung merescue Line dari tempat kejadian. Para detektif muda itu mundur perlahan, meninggalkan bu Susan sendirian di tempat itu.
"Sial. Dia sudah mulai berani main senjata tajam."
"Ini tidak bisa dibiarkan Dit, keselamatan kita terancam disini, kita panggil komandan saja."
"Tidak Xcel, kalau kita libatkan komandan, nilai kita akan jelek." Adit merasa frustasi menghadapi ibu Susan. "Oh ya, mereka berdua dimana?"
"Di rumah tetangga depan." Ucap Clow
Mereka menuju ke rumah yang menampung Line dan Rinjani. Terlihat, Rinjani begitu cekatan dalam memberikan pertolongan pertama pada Line.
"Andai dia ingat semuanya Rin." Batin Adit
"Lukanya sudah diobati?" Adit membuka percakapan
"Sudah lumayan tertangani, setidaknya bisa menghambat perdarahan yang selanjutnya. Tapi kita harus tetap membawanya ke klinik terdekat, karena takut ada infeksi." Jelas Rinjani. "Bagaimana kelanjutannya yang tadi?"
"Kita memilih mundur dulu Rin, karena dia bawa senjata, takut nanti ada korban lagi." Ucap Adit.
"Gue yakin, dia terlibat dalam kasus ini."
"Tapi sekarang kita tidak bisa kesana lagi, Xcel. Kita harus membuat rencana."
"Kali ini, kalian tanpa Line, tidak apa-apa kan? Gue takut, kalau Lukanya tidak segera diobati di klinik, nanti lukanya tambah parah."
"Its ok Rin, lo temenin dia ya."

****
Para detektif muda itu sedang menjalankan rencananya. Tio dan Andre menahan tubuhnya bu Susan, agar dia tidak mengganggu rencana mereka. Adit mendobrak pintu ruang belakang, yang sebelumnya dicurigai, kalau korban disekap di sana.
"Sial, kosong."
"Sudah saya katakan, kalau saya bukan pelakunya." Bu Susan melepas paksa sekapan Tio dan  Andre. "Keluar dari rumah saya sekarang." Mereka pun dipaksa keluar oleh bu Susan.
"Gue yakin, kalau dia pelakunya."
"Kita tidak menemukan korban di dalam Dit, jadi bu Susan tidak bersalah."
"Clowi kemana?"
Mereka mencari Clow ke sisi rumah, terlihat Clow kesusahan menahan anjing yang dibawanya.
"Lo ngapain disini Clow?"
"Anjing yang membawa gue kesini Dit." Adit melihat anjing itu sedang menjilati bungkus sosis yang ditemukannya.
"Dasar anjing."
"Sudah ketemu titik terang?" Tanya Clow
"Nihil, di dalam ruangan itu tidak ada siapa-siapa."
"Gue lapar, kita makan di warung depan yuk." Ajak Tio kepada teman-temannya. Mereka menerima ajakan Tio, karena memang waktu sudah menunjukan jam makan siang.
"Bagaimana lukamu? Sudah mendingan?"
"Sudah. Thanks ya Rin, lo sudah menolong gue tadi."
"Sama-sama."

Detektif Qaroline (I remember it) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang