5. Kamu yang semu

862 112 31
                                    

Hallo apa kabar?

Siap baca cerita Januari dan Eleanor?

Perasaan yang tak kunjung terbalas, menunggu sebuah jawaban semu yang masih abu-abu.

***

"Anjing cari mati lo!" Dengan amarah yang menggebu lelaki berjaket hitam dengan logo tengkorak itu sedang menghajar dua pereman, amarahnya tak terkendali. Januari mampu melumpuhkan dua pereman itu seorang diri.

Tanpa ada luka sedikit pun lelaki itu berhasil menghambisi dua preman itu sampai babak belur, tak peduli mati atau tidak. Karena dua pereman itu berani menyentuh seseorang yang ia jaga, yang ia sayang, bahkan melukainya pun Januari tidak pernah.

"Kamu nggak papa?" tanya Januari pada gadis berjaket merah itu, dia tampak ketakutan dan sedang menangis. Amarah Januari meredam saat gadis itu ketakutan, dia butuh kehangatan Januari. Lelaki segera memeluk gadis itu, rasa bersalah seakan menamparnya. Dia merasa gagal menjaga gadis ini, mengapa bisa dia berkeliaran malam-malam begini.

"Udah, jangan nangis. Maaf, Amee." Januari mengelus belakang rambut gadis itu, paling tidak ini akan membuat gadis itu merasa lebih tenang.

"Maaf..."

Gadis yang dipanggil Amee itu melepas dekapan Januari, lalu mengelap air matanya. Dia tidak mau lelaki di depannya ini merasa bersalah atau hal yang tidak ia lakukan sama sekali. Lelaki itu sudah sangat amat menjaganya.

"Aku gak papa. Tadi cuma kaget aja." ujar gadis itu seakan semuanya tidak ada apa-apa

Gadis kuat, kamu kuat Amee.

Januari tersenyum, lalu memeluk gadis itu kembali. Entah berapa juta rasa sayang Januari pada gadis di depannya ini. Hatinya terasa tenang saat bersama gadis ini. Dia adalah obat dari segala kerinduan yang telah lama terpendam.

Hari ini dia telah lalai, karena gadis ini hampir saja dilukai oleh dua preman tadi. Jika ia telat datang tadi dan terjadi apa-apa pada gadis ini, mungkin Januari tidak akan memaafkan dirinya seumur hidup.

"Jangan pergi sendiri lagi, janji?" ujar Januari, gadis itu mengangguk dalam pelukannya.

"Iya, janji."

***

Hari ini adalah acara bulanan di keluarga Damares. Semua keluarga besar turut hadir dalam perkumpulan ini, yang isinya hanya saling menyapa dan memamerkan keahlian dari anak-anaknya. Jujur Anara sering malas untuk berkumpul seperti ini, karena kedua anaknya akan menjadi perbandingan dari anak lainnya. Tapi Nenek dari Galang yang harus membuat acara seperti ini.

Galang, Anara, Farren, dan Elea sudah turun dari mobil. Mereka berempat memutuskan untuk memakai satu mobil saja. Sudah banyak orang berkumpul di rumah besar bak istana ini. Anara takut, Elea akan membuat masalah. Setiap bulan pasti gadis itu selalu mengacaukan acara. Anara harap anaknya ini bisa mengikuti alur.

"Elea, ingat jangan buat Oma Gina malu lagi. Oma pertama lagi gak sehat," Sebelum masuk Anara memberikan peringatan terlebih dahulu kepada Elea, Oma pertama adalah ibu dari Gina, yang berarti nenek dari Galang.

"Ya Mam." Setelah itu Elea pergi terlebih dahulu, dia tak suka diperintah apalagi digurui, Elea adalah jenis manusia keras kepala yang pernah ada, dia akan semakin menjadi bila diperingati. Karena larangan adalah perintah menurutnya.

JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang