SELAMAT MEMBACA JANUARI🖤
Pesan dari Elea ; Lagi gak mood, jadi baca aja deh.
13. Satu Persatu Pergi
Semua akan bermakna, saat semuanya telah pergi.
***
Malam ini anak Forneos memilih berkumpul di Warjok (Warung Pojok). Warung yang buka 24 jam nonstop seperti warung madura. Warung ini sudah ada sejak dua puluh tahun yang lalu, tak ada yang berubah, hanya saja pemiliknya pria berusia 35 tahunan, menggantikan bapaknya yang sudah meninggal tujuh tahun lalu.
"Bang Jono, kopi pait, ya!" teriak Jous, mata lelaki itu fokus pada Orion yang tampak melamun, dia menyendiri, tidak seperti biasanya. Aneh juga lelaki itu tak memalulam panggilan vidio dengan pacarnya.
Jous menyenggol sikut Ronan berniat bertanya. "Kenapa tuh si Oon?"
"Gak tau, paling lagi Oon sama cinta, kayak yang gak tau si Orion aja. Udah cuekin aja, kalo lo tanya yang ada semaleman lo digentayanin sama dia curhat mulu," ujar Ronan, karena lelaki ini pernah jadi sasaran Orion, alhasil Ronan telat masuk kelas dan tak mengikuti ujian.
"Tapi mending tanya deh kalo kata gue, nanti gantung diri dia. Wah gak siap gue kehilangan orang Oon," ujar Jous.
Max itu menyeruput cangkir kopinya. Sembari manatap Orion di pojok sana. "Orang patah hati gak akan mau diganggu, apalagi dikasih saran atau nasehat. Bukan di denger, yang ada jadi orang paling dipojokan pikirnya."
"Sejauh apapun si Oon berantem atau bahkan putus, gak nyampe seminggu udah baikan lagi. See, mau taruhan, gak?" ujar Max, dia sudah tahu keadaannya. Orion memang selalu begitu.
Ronan menggeleng. "Gak seru taruhan kalo endingnya kita udah sama-sama pada tau. Gue mau taruhan tentang Janu," bisik Ronan agar tidak terdengar oleh Januari. Lelaki itu memang tengah duduk memisahkan diri, karena ia sedang mengobrol dengan Farren, dia datang ke sini seorang diri untuk mengambil mobil adiknya.
"Ide bagus. Tapi gue gak yakin, lo pada tau kan sebenci apa Janu sama Elea?" kata Jous ragu.
Max mengeluarkan smark kecilnya. "Lo gak tahu makna benci jadi cinta? Batu aja bisa ancur kalo kena tetesan air terus terusan, apalagi Janu. Gue pasang dalam satu bulan mereka pacaran, at least deket deh."
"Dua bulan, deal!" seru Ronan.
Tak mau kalah Jous pun memasang taruhannya. "Enam bulan, gue pasang." ujarnya, "Ini kesempatan bagus, karena jarang banget loh, Max berkontribusi dalam hal beginian."
"Hanya gabut, gue bingung cara ngabisin duit gimana," katanya.
"Yang kalah harus traktir dua bulan penuh," Max dan Ronan mengangguk setuju.
Dalam pertemanan tidak ada taruhan, rasanya seperti bubur kurang garam. Hambar.
***
"Apaan, masih pagi marah-marah!" Bukannya merasa bersalah, Elea malah balik memarahi lelaki di depannya ini. Tak terima dirinya dimarahi tanpa tau alasannya.
Orion menghela nafasnya kasar. "Lo kok gak bilang kalo kemaren filmnya horror??" ujar Orion kesal.
"Heh Oon! Lo gak liat emang judulnya, orang normal kalo mau nonton cari tau dulu genre filmnya apa. Emang dasar Oon!" Elea balik kesal.
Orion mengacak rambutnya. "Ya tapi seenggaknya lo bilang, Rhea marah karena filmnya horror! Lagian judulnya gak ada horror horrornya, apaan Jembatan Manis!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Januari
Teen FictionJanuari, laki-laki dengan rahang tegas berslayer hitam terikat lengan kirinya. Januari Bintang Leo, laki-laki berzodiak Leo yang bernama Januari. Januari, ketua geng Forneos yang sudah berdiri empat tahun sejak masa kejayaannya. Ini tentang Januari...