2. Jaket hitam milik Januari

1.2K 139 46
                                    




"Karena mau sampai kapanpun lo nggak akan pernah milikin gue."

-Januari Bintang Leo-

***

Kakinya melangkah pelan saat memasuki rumah bak istana dengan nuansa coklat keemasan itu. Senyumnya tak henti-henti juga, betapa senangnya dia bisa memakai jaket si pria dingin yang selalu memakinya dengan kata-kata yang kasar.

Langkahnya terhenti saat sepasang suami istri memanggilnya. Elea menghela nafas, dia pasti akan di tanya ini itu oleh Mommy-nya perihal seragamnya yang kotor oleh noda saos.

"Baru pulang—ya ampun Elea baju kamu kenapa?" tanya Anara—Mommy Elea.

"Baju kamu kenapa Elea?" Galang—Daddy Elea, menatapnya dari atas sampai bawah.

Elea duduk di antara orangtuanya, dia menyimpan tasnya di atas meja. Menatap Galang dan Anara secara bergantian. Ini sudah saatnya dia meminta hal yang berarti dalam hidupnya, hal yang melebihi apapun dibanding dengan tas dan barang barang mahal yang pernah ia minta.

"Elea mau Daddy beli orang," ucap Elea tiba-tiba. Membuat Anara tersedak air teh yang sedang ia minum.

"Beli orang?" ulang Anara takutnya dia salah dengar.

Gadis itu mengangguk. "Iya, Elea mau orang itu jadi milik Elea, jadi Dad dan Mom beli orang itu buat Elea." ucapnya yang ia lontarkan itu seperti membeli baju di butik.

Galang dan Anara saling bertatapan, dia heran karena setiap hari anak bungsunya ini selalu meminta hal yang kadang sulit untuk dikabulkan. Bahkan permintaannya ini mustahil dikabulkan.

"Elea, kamu kok mintanya aneh-aneh sih," ucap Anara, dia merasa kesal karena suaminya selalu menuruti apa kata Elea, jadi anak itu selalu bersikap seperti ini.

"Kenapa kamu harus beli orang?" tanya Galang, pikiran Galang kali ini bila bisa membuat anaknya tak sedih dia akan membeli orang itu. Toh dia mempunyai banyak uang, juga uang yang dia punya itu untuk membahagiakan keluarga.

"Karena Elea cinta sama dia, Elea cape ngejar dia. Elea gamau dia sama orang lain."

Lagi-lagi orangtuanya di buat melongo oleh Elea. Gadis itu emang bodoh tapi bagaimana dia bisa berpikiran bahwa membeli orang adalah cara terbaik untuk cintanya terbalaskan?

"Nggak, kalo kamu cinta nggak gini caranya Elea. Itu namanya bukan cinta tapi kamu obsesi pengen dapetin dia," kata Anara. Dia tak habis pikir pada anaknya, juga kenapa Elea harus mengejar lelaki yang tak cinta padanya. Elea cantik, sangat cantik malah.

Gadis itu mencabik kesal, lalu berdiri menjinjing tasnya. Dia merasa tertolak, Elea tak habis pikir pada Daddynya, bisa-bisanya lelaki itu tak memberi jawaban pasti ya atau tidak. Bagaimana pun juga Elea harus berhasil, permintaannya harus terealisasi.

"Beliin Elea dua tas, kalo kalian mau Elea besok sekolah!" ucap gadis itu sebelum pergi menuju kamarnya.

Galang akan selalu membelikannya, tapi Anara tampak tak setuju dengan ini. Karena dari awal mereka salah mendidik Elea, seharusnya Elea tidak selalu dituruti, meskipun mereka sangat bekecupan. Dan yang terjadi, Elea seperti sekarang.

"Ini gara-gara kamu ya!" bentak Anara, "jangan boros Galangggg."

"Sayang, uang kita banyak. Nggak akan abis tujuh turunan, apalagi cuma buat beli tas seharga puluhan juta. Satu motor di showroom aku aja harganya lebih dari itu." Bisnis keluarga Damares, Galang kembangkan, dulu dia ingin membuka showroom mobil. Tapi dia tidak mau saingan dengan adik iparnya, jadi Galang membuka showroom motor yang harganya tidak bisa di bilang murah.

JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang