16. Weekend bersama Januari

951 125 36
                                    

SELAMAT MEMBACA JANUARI 🖤

Pesan dari Elea : Jangan iri, Janu milik gue!

Sebuah tolok ukur tentang rasa adalah pengakuan cinta dan perhatian.

***

Weekend ini Elea bingung harus melakukan apa. Biasanya ia akan pergi shopping dan hangout bersama Rhea dan Zhane. Tapi sekarang tidak, Elea sudah kehilangan teman serta uang.

Satu jam yang lalu Elea memang sudah siap-siap, gadis bermata hazel itu menggunakan kaus hitam, jaket jeans, rok tartan mini, serta sepatu putih yang dipadupadankan dengan kaus kaki hitam panjang sampai lutut.

Gadis itu melihat pantulan dirinya dari kaca, lalu berputar sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis itu melihat pantulan dirinya dari kaca, lalu berputar sekali. "Emang, Eleanor Zora Damares itu cantik banget, meskipin lagi miskin tetep aja cantik," pujinya kepedean. Tapi emang cantik kok...

"Bentar-bentar, ini gue mau ke mana sih sebenernya?" Gadis itu membuka isi tas selempangnya, di sana terdapat uang pecahan sepuluh ribu, dua puluh ribu, serta yang paling tingga nominalnya lima puluh ribu. "Mana cukup buat shopping," keluh gadis itu.

"Gini amat jadi miskin," Lalu ia memakai tas selempang berwarna coklat tua, dia keluar kamar dan menuruni satu persatu anak tangga. Gadis itu duduk terlebih dahulu di sofa, berpikir tujuan dia akan pergi ke mana.

"Gue telepon Zhane sama Rhea aja, ya?" Gadis itu segera mengeluarkan ponselnya, lalu sedetik kemudian dia sadar bahwa mereka sudah tidak berteman lagi, "lupa gue."

Ting! Ting! Tong! Tong!

"Mbak, ada tamu!" teriak Elea, namun tak ada satupun asisten rumah tangganya yang datang. "Ih siapa sih ganggu aja!" Terpaksa Elea harus memeriksanya sendiri.

Gadis itu membuka pintu rumahnya dan menampakan seorang kurir berjaket hijau. "Permisi Mbak, apa ini rumah Ibu Anara? ada kiriman GoSend dari—"

Gadis itu langsung mengambil paper bag berwarna coklat itu. "Makasih ya, Pak. Udah dibayar, kan?" tanya Elea yang memotong ucapan kurir itu, dia tahu ini dari Grandmanya, karena dia selalu membuat kue untuk Elea. Kue sagu keju kesukaan Elea.

Setelah kurir itu pergi Elea yang masih setia berdiri di depan pintu mempunyai ide brilliant. Gadis itu segera menutup pintu dan memesan taksi online.

Menunggu sekitar lima belas menit, akhirnya taksi online itu datang. Uangnya saat ini cukup untuk naik taksi pulang dan pergi. Tak menunggu lama dia langsung naik ke taksi online itu.

"Sesuai aplikasi, ya, Mbak?" Elea membalas dengan anggukan ramah.

Emang muka gue kayak mbak-mbak gitu? batin Elea kesal, tidak supir taksi online, tidak kurir tadi semua memanggilnya Mbak.

JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang