14. Awal Kemiskinan Elea

920 128 25
                                    

SELAMAT MEMBACA JANUARI🖤

Pesan dari Elea ; Info dukun biar gue bisa kaya lagi!

14. Awal Kemiskinan Elea

Aku yakin, sekeras apapun hati kamu, nantinya akan luluh berbalik padaku.

****
Pagi ini adalah hari di mana awal bencana Elea di mulai. Sekolah yang hanya dibekali uang jajan yang mungkin bila sebelumnya nilai itu tidak berharga di mata Elea.

Sudah tidak ada mobil, tidak ada supir, bahkan Kakaknya lebih memilih menjemput pacarnya dibanding dia adiknya sendiri. Lalu sebelumnya ia mengirim pesan pada Januari agar menjemputnya, namun tak ada balasan.

Akhirnya, gadis itu memutuskan untuk naik taksi online. Yang tarifnya sekitar tiga puluh lima ribu. Artinya ia ada sisa lima belas ribu untuk ia makan siang dan entahlah pulang sekolah nanti Elea belum memikirkannya.

Taksi online itu sudah mengantar Elea ke depan gerbang sekolah. Gadis itu turun dari mobil dan berjalan agak jauh untuk menuju koridor, Elea harus melewati parkiran Kencana yang super besar.

"Kak Elea!" panggil Ameera—yang kebetulan baru saja turun dari motor Januari. Gadis itu berhenti sambil menatap Ameera enggan.

"Apa?" ketusnya.

Ameera sedikit menunduk. "Maaf, ya, Kak."

"Lo tau, gara-gara tindakan lo yang bodoh itu buat gue kehilangan kekayaan gue. Mobil, ATM, kartu kredit, semua udah gak ada. Gue miskin sekarang, dan itu karena lo!" Elea tampak memaki-maki Ameera, kekesalannya tampak memuncak.

Ameera segera mengeluarkan kartu ATM-nya lalu ia memberikannya pada Elea. "Yaudah, pake aja. Itu semua uang tabunganku."

Elea menatap remeh gadis itu, dia menepis tangan Ameera sehingga kartu itu jatuh ke tanah. "Simpen aja niat baik lo, sorry gue bukan pengemis." ujar Elea, lalu, "Oh iya, lo bukan temen gue lagi."

Elea segera meleos pergi, dia pun tak ada semangat untuk menyapa Januari yang masih terduduk di motornya. Elea tidak sanggup menghadapi Januari dengan kemiskinan ini.

"Ameera, ini perintah dari kakak, gak usah deketin Elea lagi. Ngerti?"

Ameera diam, padahal dia merasa cocok berteman dengan Elea. "Jansen Ameera, denger, kan?" ucap Januari lagi.

"Iya Kak, aku dengar." Ameera segera pergi terlebih dahulu, dia tahu yang Kakaknya lakukan semata-mata untuk melindunginya, jadi Ameera terima saja. Tapi dia juga merasa sangat bersalah pada Elea. Ameera kira dengan memanggil guru BK akan membantu Elea, dan Ameera menjadi penolong Elea.

Di koridor kelas Elea berjalan seperti biasanya, angkuh dan percaya diri. Sampai akhirnya musuh bebuyutan Elea datang dengan senyuman mengejek.

"Eleanor Zora Damares, gimana hari ini you okay?" tanya Shaq, berniat mengejek.

Elea meredam emosinya, dia tidak boleh terpancing kali ini. Yang ada hukumannya akan bertambah, mungkin ia tidak akan diberi uang saku sama sekali.

Kini, Shaquille tersenyum meremehkan. "Sekarang lo kalah jauh dari gue."

"Gue. Gak. Peduli!" ujar Elea seakan tak terpengaruh, padahal dalam hatinya ia kesal setengah mati. "Minggir!" Elea berjalan dengan menubruk bahu gadis itu.

"Woi! Lo itu udah gak ada apa-apanya!" teriak Shaq kesal.

Elea masuk ke dalam kelasnya, di sana ada Rhea dan Zhane. Melihat kedatangan Elea kedua gadis itu langsung menatap dengan tatapan tak suka. Namun Elea tidak peduli sama sekali.

JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang