Arthur dan Ceria kini berada diatas motor yang melaju dijalan yang berhiaskan lampu-lampu jingga dibawah langit hitam. Udara dingin menemani perjalanan mereka.
Ada perasaan aneh dalam hati Arthur saat ia memboceng Ceri apa lagi cewek itu bersandar dipunggungnya, tangannya melingkar diperutnya.
"Ceri jangan tidur nanti jatuh" kata Arthur sedikit berteriak agar bisa didengar Ceri.
"Iya kak aku gak tidur" sahut Ceri matanya terasa berat, ia mengantuk.
"Cer rumah lo dimana" tanya Arthur.
"Itu kak didepan sana belok kiri nanti ada rumah warna biru" jawab Ceri memberi tau.
Akhirnya mereka sampai didepan rumah Ceri. Ceri turun dari motor dan melepas helmnya namun susah.
"Sini gue bantuin" ujar Arthur kemudian ia melepas helm dari kepala Ceri.
"Gampang gini juga. Jangan-jangan lo sengaja ya biar bisa modus sama gue," tuding Arthur.
"Kak Arthur apaan sih siapa yang modus coba" kata Ceri.
"Lo lah yang modus masa gue"
"Aku gak modus kakak aja yang pengen dimodusin, huh dasar jones" Ceri berlalu meninggalkan Arthur.
"Makasih kak udah nganterin aku" Arthur berbicara seolah dia Ceri yang sedang mengucapkan terima kasih padanya. "Iya sama-sama" setelah itu ia kembali mengemudikan motor sportnya.
Saat Ceri membuka pintu ia teringat bahwa ia belum mengucapkan terima kasih pada Arthur. Ceri berbalik didapatinya Arthur sudah melaju dijalanan sana. Ceri tersenyum manis, "Makasih kak udah nganterin aku"
°°°
Satu sekolah sekarang sedang heboh membicarakan Damian. Pasalnya, ia kesekolah menggunakan seragam siswi. Ini semua gara-gara semalam kalah balapan dengan Arthur. Cowok itu menyuruhnya untuk menggunakan seragam perempuan kesekolah. Terpaksa Damian menuruti keinginan konyol Arthur karena cowok itu mengancamnya.
"Wih ada banci,"
"Damian eh maksudnya neng Ami. Mau ikut Abang gak,"
"Neng Ami cantik banget sih. Jadi pengen nabok,"
Seru teman-temannya Arthur. Sementara Arthur, hanya tersenyum mendengar ejekan teman-temannya. Sejak tadi mereka menunggu kedatangan Damian di parkiran sekolah. Mereka sengaja berdiam diri disana hanya untuk memojokkan Damian.
Damian melengos dengan rasa malu. Disepanjang koridor menuju kelasnya, banyak yang menatapnya dengan tatapan jijik, meledeknya, bahkan ada yang menyumpah serapahhinya. Keterlaluan!
Damian mengepalkan tangannya, wajahnya merah menahan amarah. Ingin rasanya ia merobek-robek mulut mereka. Tunggu saja!
Damian memasuki kelasnya dengan membara, matanya berapi-api. Dia melempar tasnya ketembok, "Sialan lo tur, gue bales semua perbuatan lo,"
"Dami, lo gila apa? pake nurutin kemauannya si Arthur," celetuk salah satu temannya. Paul.
"Terpaksa" jawab Damian singkat dan penuh amarah.
"Dia harus dikasih pelajaran biar gak ngelunjak" ucap Paul.
"Caranya,"
Paul membisikan sesuatu ditelinga Damian. Damian tersenyum licik.
"Brilian,"
°°°
Semoga saja Arthur ada dikelasnya, dengan terburu-buru Ceri membawa plastik ditangannya, menuju kelas Arthur untuk menanyakan kenapa Arthur memberikan kotak bekal yang salah dan bukan miliknya. Mungkin kotaknya sama persis dengan punyanya, tapi Ceri bisa membedakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHUR & CERIA
Ficção AdolescenteCeria! sesuai dengan namanya gadis itu selalu ceria. Berawal dari sebuah kotak makan mempertemukannya dengan seorang pria yang menurutnya paling menyebalkan. Pertemuan mereka terus berlanjut hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta. Namun apakah hu...