Arthur menginjakkan kakinya di rerumputan hijau yang ada di taman belakang sekolah. Cowok itu berjalan menuju kursi taman dengan seorang gadis duduk di atasnya.
"gue cariin di kantin ternyata Lo disini," ujar Arthur seraya duduk di kursi.
"Kak Arthur ngapain nyari aku?" Tanya Ceri polos. Cewek itu sedang membaca novel yang di pinjamnya dari Rhea. Ceri menutup bukunya dan melihat lawan bicaranya.
"Lo lupa sama kesepakatan kita, mana nasi goreng gue, gue laper," pinta Arthur yang perutnya berbunyi minta di isi. Sedari tadi ia berada di kantin tanpa memesan apapun, ia menunggu Ceri dan temannya. Tapi Ceri tak kunjung datang hanya kedua temannya saja yang ada. Arthur memutuskan untuk menyusul ceri ke taman, karena menurut temanya ceri berada di sana.
"Nasi gorengnya aku kasih ke kak Damian," jawab Ceri jujur. Ceri memang memberikan bekal yang hendak di berikannya ke Arthur itu pada Damian. Karena Damian sendiri yang meminta dan Ceri memberikannya karena ia merasa bersalah pada cowok itu.
"Kok, Lo kasih kedia. Kan yang minta gue, gimana sih Lo," protes Arthur tidak terima.
"Maaf ,abis aku sebel sama kak Arthur," jujur Ceri. Itu benar. Ceri kesal karena cowok itu telah membohonginya.
"Kenapa jadi gue," Arthur mengerutkan keningnya. Memangnya apa yang Arthur lakukan pada Ceri, sampai Ceri sebal kepadanya.
"Karena kak Arthur, ngasih aku kotak bekal yang bukan punya aku," Ceri berbicara dengan nada kesal.
"Kok, Lo tau itu bukan punya, Lo," Arthur tidak mengerti kenapa gadis di hadapannya bisa tahu. Padahal ia membeli kotak yang sama persis. Tidak ada perbedaannya. Kemarin Arthur memang membeli kotak bekal yang sama persis seperti punya Ceri, sebelum Arthur memberikannya pada Ceri, arthur membawanya ke kelas dan menyamakan kotak itu.
"Jelas tahu. Di kotaknya gak ada ukiran nama aku. Kenapa sih, kak Arthur gak balikin kotak bekal aku yang asli?" Ceri sedikit menaikan pita suaranya. Ia sangat kesal pada Arthur.
"Kan gue udah bilang kotaknya, gue buang jadi gue beli kotak yang sama persis biar Lo gak nangis," jelas Arthur berbohong dan tidak ada rasa bersalah sedikitpun.
"Kak Arthur tega banget sih, sama aku, sama kak Damian juga," Ceri teringat dengan Damian yang memakai seragam perempuan ke sekolah adalah karena Arthur. Cowok itu tega, apa di hatinya tidak ada rasa iba terhadap orang lain.
"Gak usah bawa-bawa dia, gue males dengernya," ucap Arthur kesal mendengar nama itu di sebut-sebut.
"Iya maaf, aku ke kelas duluan ya kak," Ceri bergegas pergi takut kalau cowok itu marah. Kata orang Arthur kalau sudah marah menyeramkan.
"Iya," jawab Arthur, tapi sedetik kemudian ia memanggilnya kembali. "Lek tunggu,"
"Kak Arthur manggil siapa?" Tanya Ceri karena sedari tadi hanya ada mereka berdua.
"Lo lah, masa setan," Arthur berdiri dan merogoh sakunya.
"Ada apa lagi kak?"
"Nih buat neraktir Lo sama temen-temen Lo," Arthur menyerahkan uang dari dalam sakunya.
"Gak usah kak," tolak Ceri. Jujur ia tidak menginginkan apapun dari Arthur. Saat kemarin menerima tantangan Arthur itu hanya sekedar penambah semangat untuk Ceri. Dan pelajaran bagi Arthur agar tidak meremehkan orang.
"Udah ambil sana. Tapi ingat besok bawa nasi gorengnya, jangan Lo kasih sama orang lain," ujar Arthur lembut. Ini untuk pertama kalinya ia menurunkan oktaf saat berbicara.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHUR & CERIA
JugendliteraturCeria! sesuai dengan namanya gadis itu selalu ceria. Berawal dari sebuah kotak makan mempertemukannya dengan seorang pria yang menurutnya paling menyebalkan. Pertemuan mereka terus berlanjut hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta. Namun apakah hu...