bab10

42 4 0
                                    

Ceri dan kedua temannya berjalan menuju kantin. Mereka tidak sengaja berpapasan dengan Damian. Damian melewati mereka begitu saja dengan wajah yang terlihat masam.

"Vi, Re, kak Damian kenapa lagi?" Tanya Ceri pada Viona dan Rhea. Ceri akhir-akhir ini sering melihat Damian marah-marah gak jelas, dan wajahnya tampak kesal, tidak seperti biasanya. Mungkinkah dia masih tidak terima pada Ceri yang ikut eskul band.

"Mana gue tahu" jawab Viona acuh tak mau pusing memikirkan masalah orang.

"Udah lah gak usah di kepoin, mendingan kita makan" ujar Rhea lantas menggandeng kedua temannya ke meja kosong di sebelah mejanya Arthur.

"Woy lagi ngomongin apa sih serius banget" Ucap Viona seraya menggebrak meja membuat mereka kaget sampai minuman di tangan Gg terjatuh.

"Maneh datang-datang ngagetin" ujar GG lantas ia berdiri untuk membersihkan celananya yang terkena tumpahan,"tinggal tah jadi baseh gara-gara Lo"

"Bahasa Lo ribet banget di campur-campur" ujar Viona bukannya minta maaf karena ulahnya ini malah jengkel dengan cara bicara GG.

"Lo punya masalah mending ngomong baik-baik dari pada bikin orang jantungan" tutur Seta yang sedang memegang dadanya karena terkejut.

"Maafin Viona ya kak. Udah buat kalian kaget." Ucap Ceri mewakili Viona untuk minta maaf. Sahabatnya yang satu itu selalu saja bertindak sesuka hati tanpa memikirkan dampaknya.

"Harap maklum obatnya habis" sahut Rhea yang langsung di hadiahi toyoran oleh Viona di kepalanya.

"Lo pikir gue odgj"

"Ceri mana nasi goreng gue" pinta Arthur menadahkan tangannya pada Ceri. Ia sudah sedari tadi menunggu Ceri dan  menahan laparnya.

Ceri memberikan plastik yang di jinjingnya pada Arthur. Arthur mengambilnya dan langsung membuka isinya. Matanya berbinar begitu melihat isi dari kotak nasi itu. Arthur mencium aroma nasi dan telur mata sapi yang menggugah selera. Arthur menyuap satu sendok nasi ke mulutnya lalu mengunyahnya. Raut wajah Arthur berubah begitu merasakan rasa nasinya.

"Cer kenapa rasanya beda dari yang sebelumnya" tanya Arthur ia memutar badannya menghadap Ceri yang duduk di meja sebelah.

"Itu karena bukan ibu yang masak, tapi aku, emang rasanya kenapa kak?" Kata Ceri menautkan alisnya penasaran. Sebelumnya ibunya yang selalu memasak Nasi goreng untuknya tapi tadi subuh Ceri berinisiatif untuk memasaknya sendiri. Karena ia tidak ingin membangunkan ibunya yang masih tidur lelap.

"Lo coba aja sendiri" Arthur menyodorkan kotak nasi itu pada Ceri. Biar dia saja yang merasakan hasil masakannya.

Ceri mengambilnya lalu mencicipi masakannya, "Maaf Ceri masukin garamnya ke kebanyakan" ungkap Ceri begitu merasakan masakan buatannya yang keasinan.

"Konon katanya kalau masak keasinan yang masak lagi jatuh Cinta" ujar Rhea memberi tahu alasannya seseorang masak keasinan.

"Bener Lo lagi jatuh cinta?" Tanya Viona yang percaya dengan ucapan Rhea.

"Enggak" jawab Ceri. Cewek itu tidak tahu apa ia sedang jatuh cinta atau tidak. Lagi pula ia tidak sedang menyukai lawan jenisnya jadi tidak mungkin Ceri jatuh cinta.

"Masa sih kalau ia juga gak papah." Rhea mendekatkan kepalanya dengan Ceri dan menatap matanya agar cewek itu mengaku. Ceri yang di tatap seperti itu memundurkan kepalanya.

"Bener tuh, kasih tau dong siapa cowok nya. Pasti gue" sahut Seta dengan Pdnya mengaku kalau cowok yang di sukai Ceri adalah dirinya.

"Apaan sih cowok nyahut aja. Sok ke pdan lagi, mana mungkin temen gue suka sama gentong karet kayak Lo" cibir Viona melirik Seta sinis.

ARTHUR & CERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang