Bab3

64 7 4
                                    

Setelah pelajaran terakhir selesai, semua murid berhamburan keluar kelas untuk pulang. Tapi Ceri masih duduk dibangkunya, dia terlihat lesu dan lemas karena dia belum makan dari pagi. Makanan bekalnya diambil oleh kakak kelasnya, jika dia membeli makanan dikantin maka Ceri harus pulang dengan jalan kaki karena uangnya tidak cukup.

"Ceria, lo ngapain masih disitu ayo pulang," kata Viona yang sudah berada diambang pintu.

"Lo gak liat, Ceri lagi duduk," ucap Rhea iseng.

Viona menoleh pada Rhea, "Gue tau nyet,"

"Terus lo ngapain nanya,"

Viona mengeratkan giginya kesal, ingin sekali dia menonjok temannya ini selalu saja membuatnya kesal dengan candaannya yang garing dan jangan lupakan keusilannya juga.

"Bercanda Vio," ucap Rhea. Ia tahu teman satunya ini tidak bisa di ajak becanda dan mudah sekali marah-marah.

Ceri bangkit dari duduknya lantas menggendong tasnya kemudian menghampiri sahabatnya.

"Ayo pulang," ucap Ceri menggandeng kedua sahabatnya.

"Cer, tadi lo kemana ngilang begitu aja," tanya Viona.

"Tadi aku ke toilet buat cuci tangan," jawab Ceri, "disana ada kakak kelas lagi dihukum terus dia malah nyuruh aku bersihin toilet buat gantiin dia,"

"Lo disuruh bersihin toilet sama kakel?" tanya Viona dan Ceri mengangguk.

"Kakak kelas rese banget, seenak jidatnya aja nyuruh orang," kata Rhea tidak suka.

"Lagian, lo mau aja disuruh," ujar Viona.

"kalo gue jadi lo, udah gue hajar tuh orang sampe babak belur," tutur Rhea menirukan petinju.

"Emang berani," tanya Ceri.

"Enggak," jawab Rhea menyengir. Viona menyorakinya.

Ceri berpisah dengan sahabatnya diparkiran sekolah karena rumah mereka tidak searah. Sementara Viona dan Rhea mereka satu arah dan pulang bareng menggunakan mobil jemputan pribadi Rhea. Rhea memang anak dari keluarga berada, tidak seperti dirinya.

"Ceri jangan lupa latihan buat besok,"teriak Viona sebelum ia masuk kemobil.

Ceri mengacungkan kedua jari jempolnya, " Oke" balasnya semangat kemudian melangangkah pergi menuju halte.

Ceria sampai dihalte, disana ada banyak orang yang menunggu bus lewat untuk mereka naiki. Mata Ceri menangkap sesosok cowok yang tengah berdiri dengan memasukan kedua tangannya kesaku celana.

Merasa diperhatikan, cowok itu menoleh ke Ceri, "ngapain lo liatin gue kayak gitu naksir," Cetus cowok tersebut.

"Engga si-siapa yang liatin kakak," kata Ceri sedikit gugup, cowok itu tak merespon.

Ceri sedikit mendongakkan kepalanya melihat name tag cowok itu, tertulis Arthur Anatole.

"Jadi namanya Arthur Anatole " gumam Ceri.

Ceri ingin meminta kembali kotak bekal yang diambil Arthur tadi ketika ditoilet. Namun, dia takut. Setelah cukup lama bergulat dengan pikirannya akhirnya Ceri memberanikan diri untuk bertanya.

ARTHUR & CERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang