Bab1

106 9 2
                                    

Buku lusuh nan usang itu terbuka lebar. Menampilkan tulisan yang begitu indah. Jari-jari tangan yang lentik menggerakkan sebuah pena. Udara dingin menyentuh pori-pori kulit yang putih dan bersih.

Ceria Estellene. Gadis berparas cantik itu tengah menulis, merangkai puisi.

"Ceria,"

Panggil seseorang dari dalam rumah suara yang tak asing lagi di pendengarannya. Siapa lagi yang memanggilnya selain Nuryani, ibunda tercintanya. Satu-satunya keluarga yang ia miliki sa'at ini.

"Sayang jangan lama-lama berada di luar, nanti kamu masuk angin" ingat sang ibu.

"Iya bu" jawabnya menutup buku lantas dia berdiri dan masuk kedalam rumah.

Masuk ke kamar untuk menyimpan bukunya di lemari. Menguncinya agar tidak ada yang melihat tulisannya.

Ke luar kamar untuk menghampiri ibunya, yang berada di ruangan tempatnya menjahit pakaian.

"Cuci tangan sama kaki dulu sana, terus tidur" titah ibunya yang sedang membereskan pakaian hasil jahitannya.

"Iya ibu sayang" ucap Ceri memeluk ibunya dari belakang.

Ibunya mengusap pipi Ceri, "Ibu juga tidur jangan bergadang gak baik buat kesehatan ibu" ucap Ceri masih memeluk ibunya.

"Iya, sana tidur sudah malam"

"Selamat malam ibu" ucap ceri mengecup pipi ibunya, lalu dia melangkah pergi menuju kamar mandi.

"Malam"

Ceri melakukan rutinitas sebelum dia tidur seperti menyikat giginya, mencuci kaki dan tangannya.

Setelah selesai Ceri kembali ke kamarnya untuk tidur.

Ceri merebahkan tubuhnya di ranjang berukuran kecil miliknya dia menarik selimut biru bermotif bunga.

Matanya yang indah sudah tertutup, dengan dinginnya malam.

Dia tertidur pulas dan siap menyambut esok hari yang cerah dan ceria.

°°°

Malam senin dibawah langit hitam berhiaskan bulan, muda-mudi berkumpul di sebuah warung. Tidak terlalu ramai seperti malam minggu. Sebuah lagu diputar oleh pemilik warung lalu dia berjoget mengikuti alunan musik.

"Tarik wa," seru salah satu diantara mereka kemudian berjoget bersama.

Sebuah motor vespa dengan gambar batik di bodynya berhenti di sana, cowok dengan postur tubuh ideal. Memiliki iris mata berwana biru dengan bulu mata yang lebat dan lentik serta alis tebal yang tertata rapih. Cowok itu membuka helmnya memperlihatkan rambutnya yang hitam ikal dengan bandana bermotif batik bertengger melingkar di kepalanya, senada dengan jaket coklat bermotif batik yang ia pakai. Kedatangannya disambut riuh oleh mereka yang ada di sana.

Di Sekolahnya cowok itu dijuluki sebagai the king of batik. Bagaimana tidak, dia selalu memakai pakaian bermotif batik kemanapun dia pergi. Lihat saja sekarang!

Arthur Anatole namanya. Bule berdarah asli Francis itu adalah seorang ketua band di sekolahnya. Band itu bernama You're Not Alone atau YENA yang memiliki arti bangkit dan kamu tidak sendirian. YENA beranggotakan 5 orang dan ke lima orang itu adalah Monika sebagai Vokalis, Arthur sebagai Gitaris, Gg sebagai Basic, Seta sebagai Drummer dan Irul sebagai Keyboardis. Akan tetapi Untuk saat ini mereka tidak memiliki vokalis, dikarenakan Monika sang vokalis pindah sekolah ke London beberapa hari yang lalu, padahal bulan depan mereka akan mengikuti audisi untuk mendapatkan sebuah kontrak rekaman selama lima tahun dan Monika malah pergi. menyebalkan!

ARTHUR & CERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang