1. AdiTita

10K 390 17
                                    

"Adit!!!" Teriakan itu mampu membuat orang sekitar Adit menoleh padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adit!!!" Teriakan itu mampu membuat orang sekitar Adit menoleh padanya.

Seorang gadis berlari mengejar Adit, tapi Adit tetap saja melangkah menuju kelasnya. Mengabaikan teriakan dari gadis cempreng itu.

"Aditt!! Ih, tunggu dong!"

"Adit! Gue cape!"

Namanya Tita Nabila, biasa di sapa Tita. Gadis cempreng, manja dan polos yang sudah hampir dua tahun ini mengejar Adit, cowok dingin dan ketus, yang merupakan ketua geng dari Fortem.

"Adit!" Kali ini Tita berhasil menarik tangan Adit. Cowok tinggi itu langsung saja berhenti. Dia menoleh pada Tita yang masih ngos-ngosan karena cape mengejar Adit.

"Lo buru-buru amat sih. Lo mau ke kelas? Bareng sama gue, yuk!"

Tita berkata dengan mata berbinar. Sedangkan Adit malah menatap Tita dingin dan tajam. Tita kan jadi gak tenang kalau kayak gini. Merasa salah tingkah kalau di tatap Adit lekat kayak gini.

"Kelas kita beda," kata Adit ketus.

Tita menyengir lebar, menampilkan deretan giginya yang rapi nan putih.

"Gak apa-apa, tapi kita, kan, searah."

"Terserah," jawab Adit, dan langsung saja pergi meninggalkan Tita.

"Ih, Adit! Tunggu! Katanya bareng, kok duluan!" Tita langsung mengejar Adit mencoba menjajarkan langkah mereka. Tapi kaki Tita terlalu pendek untuk mengikuti langkah Adit yang lebar.

"Adit, lo udah sarapan?" tanya Tita dengan nafas sedikit memburu karena berlari kecil agar bisa berjalan beriringan dengan Adit.

Adit tidak menjawab. Dia hanya diam dan melangkah cepat. Seakan dia sedang berjalan sendirian.

Tita yang lelah akhirnya berhenti. Dia memandang punggung Adit yang mulai menjauh darinya.

Apa kita memang tidak bisa berjalan bersama dan saling beriringan?

*******

"Kantin, yuk!" teriak Bayu pada keempat temannya.

"Mau masuk, Somplak!" celetuk Irgi.

"Ah.. males gue belajar, gurunya Pak Anton. Galak dia mah, gue telan ludah aja sampe susah, tegang gue, sampe punya gue ikut tegang."

"Museum lo!" sungut Irga.

"Mesum, Nyet, bukan museum," protes Dilan kesal.

AdiTita (Po Ke2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang