Adit duduk di atas motornya bersama teman-temannya, matanya panjang mencari-cari sosok yang ingin dia temui saat ini.
Senyumnya terlukis di wajah tampannya, saat Caca melewatinya. Saat ini Caca tidak sendiri, ada Tita di sana. Hanya saja Caca tidak menyadari keberadaan Adit. Sedangkan Tita sudah sadar lebih dulu.
"Ca," panggil Adit. Caca menghentikan langkahnya.
Adit tersenyum pada Caca sembari melambaikan tangannya. Caca jadi tidak enak hati dengan Tita.
"Ta, tungguin ya, gue di panggil Adit dulu," kata Caca tanpa memikirkan bagaimana kondisi hati Tita.
Tita hanya mengangguk dengan senyum terpaksa.
"Lo ikut aja, yuk. Gue gak enak, banyak temen-temen Adit."
"Eh, engga-"
"Ayo, Ta." Caca menarik tangan Tita.
Adit mengernyit, saat melihat Tita juga ikut berdiri di hadapannya.
"Gue panggil Caca, bukan lo," kata Adit. Tita hanya menunduk.
"Ih, Adit, gue minta temenin Tita, kita mau ke toko buku."
"Lo mau ke toko buku?" Di balas anggukkan dengan Caca. "Gue anter, ya?"
Caca menoleh pada Tita. "Tapi gue udah janjinya sama Tita."
"Bisa di langgar, kan?" Caca menoleh pada Tita.
"Gak apa-apa kok, Ca, Tita pulang aja kalau gitu."
"Nah, bagus kalau lo sadar." Caca memukul lengan Adit pelan.
"Apa?"
"Ayo, buruan kalau mau ke toko buku," kata Caca. Adit langsung memakai helmnya. Caca naik ke motor Adit.
"Gue duluan ya, Ta."
"Iya," sahut Tita tak berminat.
Seperginya Caca dan Adit. Tersisa Tita, Irga, Bayu, Denis, Dilan.
"Ta, Caca itu sahabat lo dari kecil, kan?" Irga turun dari motornya, menghampiri Tita.
"Hah? Iya."
"Dia tau lo suka sama Adit?" tambah Bayu. Tita mengangguk.
"Terus bisa-bisanya dia balik bareng Adit, sedangkan dia tau lo suka sama Caca. Lo yakin Caca itu sahabat lo?" Anggap saja Bayu itu seperti mengompori Tita.
Tita tersenyum pada Irga dan Bayu. "Tita lagi belajar lupain Adit, kok, Bay. Kalau Aditnya suka sama Caca, Tita bisa apa?"
"Tapi seharusnya Caca bisa hargai lo dong, Ta." Irga mendengus. "Gue jadi gak respek lagi sama Caca. Teman kok makan teman."
"Udah ah, Ga. Tita gak terima sahabat Tita di jelek-jelekin sama Irga. Yang penting Caca bahagia kok."
"Ah, Tita, bener-bener cewek idaman," kata Bayu.
"Kalau aja lo sukanya sama gue, Ta, mungkin dari dulu gue udah terima lo," sambung Irga. Tita hanya tersenyum.
"Ta, Sisi udah pulang?"
Tita menggeleng. "Belum, dia lagi piket." Dilan manggut-manggut.
"Ta, pulang bareng gue, yuk."
Tita menoleh pada Denis. "Enggak, Den, Tita naik taksi aja. Ya udah, Tita pulang dulu ya. Dadaaa."
***
Di perjalanan menuju rumah Caca. Mereka sudah pulang dari toko buku, saat ini Adit hendak mengantar Caca pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AdiTita (Po Ke2)
Roman pour AdolescentsIni cerita tentang Tita yang mengejar cinta Adit. Tapi Adit malah mengejar cinta Caca, yang tak lain adalah sahabat Tita. "Tita suka Adit, tapi Adit-nya suka Caca. Jadi, Tita harus mundur atau melangkah? Nyatanya orang yang Tita cintai malah memper...