Motor KLX berwarna merah hitam itu berhenti di depan rumah minimalis berlantai dua. Tita turun dengan perlahan, mengingat motor Adit yang tinggi. Jangan lupakan tubuh Tita yang pendek.
"Makasih," kata Tita. Senyumnya mengembang begitu saja saat melihat Adit tengah menatapnya.
Sepertinya Tita lupa dengan niat awalnya untuk move on dari si ketua geng Fortem itu.
Adit menatap Tita dengan tampang datar, tapi tidak sedetikpun beralih.
"Ya udah, Tita masuk dulu, ya." Tita melambaikan tangannya, sebelum dia melangkah menjauh dari Adit.
"Ta," panggil Adit, yang sukses membuat Tita tersenyum senang.
Tita menoleh. "Iya, Adit?"
"Jaket gue," katanya datar.
Tita gelagapan. "O-oh, iya. Maaf Tita lupa." Tita segera mengulurkan tasnya pada Adit. "Pegangin dulu," kata Tita.
"Lo perintah gue?"
"Ck." Akhirnya Tita menyimpan tas itu di jok belakang.
"Nih." Tita mengulurkan jaketnya pada Adit yang langsung di terima cowok galak itu. Kemudian mengambil tasnya dan berlalu begitu saja.
"Ta," panggil Adit lagi. Membuat Tita mendengus.
"Apa lagi sih, Adit?"
"Jangan lupa makan." Setelahnya Adit pergi dari sana.
Jangan tanyakan bagaimana Tita sekarang. Tiga kata yang di ucapan Adit berhasil membuat jantungnya berdetak cepat, bahkan dia merasakan ada kupu-kupu yang bertebaran di perutnya.
Tita melompat kegirangan. "Ya ampun, Tita gagal move on!" pekiknya tak menghiraukan pandangan orang yang menatapnya aneh.
"Tita!" Panggilan itu membuat Tita tersadar kalau sedari tadi dia belum bertemu dengan Ira.
"Bunda!" serunya lalu berlari dan memeluk Ira erat.
"Kamu ke mana aja? Bunda khawatir sama kamu," kata Ira sembari memeriksa keadaan Tita.
"Bunda, Tita baik-baik aja, kok. Tapi Bunda harus tebak dulu, siapa yang tadi anter Tita pulang." Tita terlihat riang.
"Siapa?"
"Adit, Bunda! Adit tadi anter Tita pulang. Ya ampun Tita senang banget, Tita berasa di kasih harapan lagi sama Adit."
Ira tersenyum lembut, baginya kebahagiaan Tita adalah kebahagiaan untuknya juga.
"Bunda ikut senang dengarnya, Tita. Ya udah sekarang kita masuk dulu, yuk, badan kamu bau, kamu mandi dulu, abis itu makan. Jangan sampai telat. Ingat, kamu baru sembuh sakit."
"Siap, Bundaku sayang." Sebelum masuk ke dalam, Tita menyempatkan mengecup pipi Ira.
Tanpa mereka sadari dari kejauhan ada yang memperhatikan mereka. Orang itu tersenyum, melihat Tita yang tersenyum bahagia, cukup mempengaruhi dirinya. Kemudian orang itu pergi dengan motor besarnya.
***
Saat ini Adit sudah ada di basecamp Fortem. Di sana sudah ada anggota inti dan yang lainnya.
Denis bangkit dari duduknya saat dia melihat Adit datang. "Gimana sama Tita?"
"Dia baik-baik aja."
"Tita gak di apa-apain 'kan?"
Adit terdiam, mengingat kembali bagaimana perlakuan Danu pada Tita.
Baru pertama kali ini Adit melihat Danu bersikap lembut. Dan itu hanya dengan Tita.
"Waktu Tita hampir di culik, Danu ikut?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AdiTita (Po Ke2)
Roman pour AdolescentsIni cerita tentang Tita yang mengejar cinta Adit. Tapi Adit malah mengejar cinta Caca, yang tak lain adalah sahabat Tita. "Tita suka Adit, tapi Adit-nya suka Caca. Jadi, Tita harus mundur atau melangkah? Nyatanya orang yang Tita cintai malah memper...