Tiga Minggu sudah pria tuna wicara itu terlelap di ranjangnya damai. Dua Minggu juga wanita berambut panjang itu duduk disampingnya,mengatakan segala hal yang dia alami setelah memutuskan kembali ke kotanya.
"Sa... Lelap banget nggak capek tidur terus ?? Udah hampir satu bulan Sa..." Hela wanita itu sedih.
Pria berparas bak dewa Yunani karena ketajaman rahangnya itu mengelus pundak sahabatnya pelan.
"Biarin aja Ray,lho kan tahu berapa la dia tidak merasakan kenyamanan dalam hidup ?? Biarin Sawala istirahat sampai dia puas dan selepasnya dia akan selalu bersama lho..." Ujar pria itu___Lex.
Raya menghela nafas kasar.
"Gue takut dia..." Ucapan Raya dipotong oleh Lex.
"Shh... Lho nggak bisa ngomong gitu. Gue aja yakin kalau Sawala itu kuat,dia pasti bisa bangun. Dia pasti sembuh,bukannya dokter bilang dia adalah pria yang kuat karena menahan segalanya sendirian ?? Harusnya lho juga bisa percaya sama dia..." Jelas Lex.
Raya menatap cincin yang terpatri indah dijari manisnya. Dia mengambil cincin itu dari kamar Sawala kala papanya memutuskan untuk membawa Sawala tinggal bersama dengan keluarga Raya.
"Apa Rema baik-baik aja Lex ??" Ujar Raya tiba-tiba.
Lex menatap sahabatnya tidak percaya.
"Lho bahkan masih memikirkannya disaat dia adalah alasan kenapa calon lho ada disini sekarang ??" Ujar Lex tampak tidak suka.
Raya menggeleng.
"Gue nggak bisa munafik Lex. Sebelum sama Sawala,gue pernah begitu bahagia sama dia meski nggak berakhir baik,gue nggak bilang kalau gue suka lagi sama dia hanya saja. Lho tahu ?? Gue merasa bersalah karena ketika dia masuk penjara gue sama sekali belum kesana..." Ujar Raya memegang tangan kanan Sawala.
Lex mendengus.
"Kenapa lho selalu peduli sama orang yang udah jelas jahat bukan hanya sama lho,tapi sama Sawala juga. Kenapa lho masih peduli sama iblis kayak dia ?? Rema sama keluarga memang pantes dapetin itu..." Balas Lex santai.
Raya menggeleng.
"Seburuk apapun mereka,gue yakin. Setelah Sawala bangun nanti,dia pasti bakal minta papa buat bebasin mereka,Sawala bukan mereka Lex. Dia anak Tuhan,kasih sayang Tuhan sama Sawala besar Lex dan gue jamin dia nggak akan rela keluarganya membeku dan disiksa dijeruji penjara..." Jelas Raya dan mencium tangan kanan Sawala.
Lex menghela nafas.
"Lho bener. Dia berbeda,hatinya terlalu murni. Dia pasti memiliki banyak sekali kelapangan didalam dadanya hingga dia rela tanpa pikir panjang memaafkan orang yang membuat salah padanya..." Ujar Lex.
Raya tersenyum,setetes air mata luruh.
"Lho tahu Lex,dia pernah bilang sama gue. 'Hanya dengan ikhlas segalanya akan terasa ringan. Kamu tahu Raya, saya juga beberapa kali berpikir egois mengenai apa yang orang perbuat sama saya tapi kemudian saya sadar. Tidak akan pernah bisa kita bahagia dan tenang jika hidup dengan penuh amarah dan kebencian,saya ingin bahagia Raya dan karena itu saya memutuskan untuk memaafkan segala hal salah yang pernah orang perbuat sama saya juga menerima segala yang Tuhan berikan sama saya...' Bukankah dia sangat murni Lex ??" Ujar Raya pada Lex.
Lex mengangguk pelan.
"Kenapa Rema harus marah sama dia ?? Kalau dia jadi kakak gue,mungkin gue bakalan jaga dia. Dia cerdas,berhati murni dan sangat mudah beradaptasi. Tuhan memang seadil itu Ray,dia menciptakan kekuarangan dengan kelebihan juga..." Ujar Lex.
Mereka berdua tersentak pelan kala pintu kamar Sawala terbuka dan Demian masuk.
"Papa tahu kalian menyayangi Sawala dan ingin dia segera sadar. Tapi jangan terus bersedih didepan dia,dia juga akan merasakannya. Percaya saja sama dia bahwa dia akan segera kembali bersama kita..." Ujar Demian dan memeluk putrinya lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
WICARA (Completed)
FanfictionFollow dulu sebelum baca !! *** Dia Sawala. Pria tampan,berhidung mancung, berpenampilan sederhana namun sayang dia suka menyendiri. Kenapa ?? Sebab dia berbeda. Bagi kebanyakan orang mungkin Sawala kurang tapi bagi Raya, Sawala adalah yang terbaik...