Wicara 11 : Kecewa,Sakit dan Benci

340 40 0
                                    

Sampai siang ini Raya sama sekali belum mendapati kehadiran Sawala. Apakah dia baik-baik saja ?? Ataukah dia sedih ?? Entah kenapa rasa bersalah begitu besar menyeruak didalam dada Raya,bagaimana jika kesedihan Sawala itu karena dia ?? Kenapa ?? Ya jelas karena Raya yang memaksa Sawala bercerita dengan akhir dirinyalah yang menangis diperlukan pria tuna wicara itu.

"Kenapa belum kesini sih Sa ?? Gue khawatir..." Lirih Raya didalam ruang kesehatan panti.

Raya mendongak gelagapan kala dia mendengar seseorang mengetuk pintunya pelan,disana dia melihat Lex berdiri dengan sebuah kantong plastik.

"Ngapain lho ?? Masih pagi udah narih kepala aja dimeja ?? Sejak kapan kepala lho membesar ??" Sindir Lex pada Raya.

Raya menatap Lex tajam.

"Diem lho,ngapain lho kesini ?? Gue masih marah ya sama lho soal hari itu.." Tekan Raya.

Lex memasuki ruang kesehatan dan duduk didepan Raya. Lex menyerahkan sekantung platik makanan kepada Raya.

"Gue nggak akan maksa lho buat maafin gue tapi please terima makanan itu,soalnya gue belinya pake duit bukan pake daun. Sekalian gue mau bilang juga kalau gue sama Rema bakalan balik ke Jakarta nanti malam, lho nggak ada niatan buat ngomong gitu sama dia ??" Balas Lex.

Lex mengamati bagaimana reaksi Raya kala dirinya membicarakan mantan kekasih wanita itu didepannya. Lex memejam kala dengan kasar Raya menyempar makanan pemberian Lex sampai jatuh kelantai dan bagaimana ekspresi wanita itu ?? Datar.

"Oke,gue yang salah karena ngomongin dia. Tapi Ray..." Ucapan Lex terhenti kala Raya menyentaknya kesal.

"Kalau lho datang cuma buat nyuruh gue baikan sama temen sialan lho itu mending nggak usah. Gue juga udah bilang sama papa soal lho hari ini dan ya,mulai bulan depan lho bukan lagi orang yang bakalan disuruh sama papa gue buat jengukin gue karena jelas,lho pasti bakalan bawa parasit itu kemari..." Jelas Raya tajam.

Lex membulatkan matanya terkejut. Apa Raya bercanda ?? Dia tidak akan pernah kemari lagi ?? Lalu bagaimana dia bisa bertemu dengan ?? Lupakan itu dulu dan fokus saja pada pemecatan tidak resmi dari Raya.

"Nggak bisa gitu dong Ray,kan kita sahabat masa iya lho gitu sama gue ?? Tega amat lho.." Ujar Lex terluka.

Raya menatap Lex tidak peduli.

"Gue udah bilang sama bokap gue dari pertama kalinya lho datang kesini,mulai bulan depan bukan lho lagi yang bakal bawa sumbangan panti itu kemari. Dengar Lex,lho dengan keputusan lho yang akan membawa lho dalam masalah dan sekarang lho udah ngerasain itu sendiri kan ?? Jangan pernah berusaha bermain dengan takdir..." Jelas Raya tajam.

Lex memejam,dia kesal. Dia bersumpah akan berhenti berbicara dengan Rema selama sebulan jika dia gagal membujuk papa Raya.

***

Pria bertahi lalat dipucuk hidung itu menghela nafas pelan. Dia bermimpi buruk dan mimpi itu membuat kepalanya berputar dengan keringat terus saja mengucuri tubuhnya.

Jika kalian penasaran akan apa mimpi itu maka Sawala akan mengatakan bahwa itu adalah sebagian dari hal yang pernah dia alami kala itu,jauh sebelum dia setenang sekarang. Sawala memejam erat kala rasanya langit kamarnya berputar dan seperti akan jatuh menimpanya.

Sawala memaksa dirinya bangkit dan berjalan meski sempoyongan. Dia harus menuju satu tempat dimana dia bisa bukan hanya beristirahat tapi juga mendapatkan perawatan yang sesungguhnya. Entah kenapa Tuhan sangat suka membuat dirinya dan Raya bersama.

Sawala diam beberapa meter dari pintu kala dia melihat Raya tidak sendirian didalam ruang kesehatan,melainkan bersama dengan seorang pria. Sawala menyipit kala melihat bagaimana Raya menatapnya tajam dan menunjukkan syarat kebencian yang mendalam.

WICARA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang