Wicara 16 : Renjana

307 37 2
                                    

Renjana adalah salah satu kata indah dari kumpulan beberapa kata indah dalam bahasa Indonesia yang berarti 'Rasa hati yang kuat'

***

Sawala tidak pernah merasa gelisah didalam kehidupannya setelah dia memutuskan hengkang malam itu. Tapi malam ini,dia kembali merasakan perasaan itu. Perasaan dimana dia dituntut untuk kuat akan segala yang keluar dari mulut orang yang akan dia hadapi nanti.

Sawala menoleh kala merasakan tepukan dibahu kanannya.

"Gue nggak tahu apa yang bakalan ditanyakan sama Om Demian hari ini tapi satu hal yang selalu gue pahami dari beliau. Om Demian akan melakukan segalanya untuk Raya,jadi jawab aja semua pertanyaannya dengan tulus. Dia pasti bakalan faham.." Jelas Lex.

Sawala mengangguk pelan. Dia cemas, tidak pernah ada orang yang bisa dengan mudah memahami oranglain bahkan dirinya sendiri. Dia takut terluka.


20 menit dalam perjalanan menuju restoran privat yang dipesan oleh papa Raya sama sekali tidak memberikan hasil baik bagi Sawala. Bukannya tenang,dia malah semakin cemas,takut dan bingung.

Apakah mereka akan berakhir ?? Apakah ini alasan kenapa Raya menolak cincinnya kemarin ??

Lex mengantarkan Sawala dalam sebuah ruang berbeda dengan interior super mewah. Apakah resto ini milik keluarga Raya ?? Apakah papa Raya sengaja membawanya kemari untuk menyadarkannya agar tidak mengharap lebih pada putrinya ??

Sawala menggeleng pelan. Dia tidak bisa berpikiran buruk. Dia sudah bertekad,apapun yang akan terjadi hari ini dia akan menerimanya. Sawala pernah membaca satu buku dengan satu kutipan mirip seperti hari ini 'Lebih baik menerima fakta yang pedas dan menyakitkan dibanding harapan yang semu,tidak nyata dan membawanya jatuh ke jurang secara perlahan dan dalam'

"Tidak perlu setegang itu Sawala.."

Sawala menoleh dan mendapati lroa berjas coklat mewah. Mereka kaya itu adalah pikiran yang terpatri dalam otak kecil Sawala yang membuatnya semakin mengecil dan hangus. Dia menderita akan rasa yang terhalang segalanya.

"Saya mengundang kamu bukan untuk berdiri dalam diam dan berpikir secara ngambang. Saya mengundang kamu kemari untuk membicarakan hal yang sangat penting bagi saya juga mungkin penting bagi kamu...." Jelas pria paruh baya itu.

Demian Hers Swastamita.

Pria paruh baya itu meletakkan jas mewahnya disamping kursinya yang kosong. Menatap Sawala yang masih berdiri dan menyuruhnya duduk dengan gerakan matanya. Sawala tidak nyaman,dia tidak biasa.

"Biasakan saja nak,saya tidak akan melakukan apapun padamu. Jangan khawatir. Hanya sedikit pertanyaan,tapi sebelumnya kita makan dulu..." Ujar Demian santai.

Sawala diam,dia bingung harus bereaksi seperti apa. Bagaimana jika dia akan dibunuh ?? Melihat bagaimana banyak sekali pengawal diluar ruangan mereka membuat Sawala sangat was-was. Bahkan Lex yang membawanya kemari saja hanya bisa mengantarkan Sawala sampai pintu tidak diijinkan masuk.

"Apa kamu takut ??" Ujar pria itu.

Sawala mendongak. Mengambil ponsel pemberian Lex dan menulis disana.

'Saya tidak khawatir jika harus mati. Saya telah melakukan segalanya tuan,saya sudah mencoba membangun hidup saya sendiri,saya sudah bisa bertahan hidup dan bahagia sendiri dan jika memang saya akan mati hari ini,saya juga sudah mengutarakan rasa saya pada orang yang saya suka....'

Demian diam,menatap tulisan panjang diponsel pria didepannya.

'Saya tahu saya akan dibuang. Tidak pernah ada orang yang sudi bersama dengan tuna wicara disisa kehidupannya. Saya juga tidak akan menyesal jika mati,sebab Anda adalah orangtua dari wanita yang saya sukai...'

WICARA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang