Suasana ruang bercat coklat itu tampak sepi. Sebab hanya ada satu pria didalamnya yang juga sedang berkutat dengan pensil elektrik dan komputernya.
Pintu terbuka,seorang wanita berambut panjang masuk dengan wajah tertekuk. Sang adam melepaskan kaca matanya dan menatap wanitanya yang menatapnya kesal.
'Kenapa Raya ??' Gerak pria itu.
Wanita didepannya memutar kedua bola matanya kesal. Berkacak pinggang dan memasang wajah merajuk.
"Kenapa ?? Kamu masih bisa nanya kenapa setelah hampir 3 hari didalam sini. Makan terlambat,tidur terlambat juga dan bahkan sama sekali nggak ketemu sama aku. Kamu udah mulai nggak peduli sama aku Sa dan kamu masih nanya kenapa ??" Ujar wanita itu marah.
Raya Swastamita. Putri tunggal pemilik perusahaan mebel terbesar di Jakarta. Tunangan pria berkaos hitam yang sekarang bangkit dari duduknya dan merangkul pinggang sang wanita erat.
"Nggak usah deket-deket,aku marah sama kamu..." Balas Raya mendorong tubuh pria berkaos hitam itu pelan.
Sang adam tersenyum maklum.
'Saya minta maaf Raya,maaf karena terlalu fokus sama pekerjaan saya. Maaf karena nggak memperdulikan kamu,maaf juga karena nggak bisa mengatur waktu antara kerja sama kamu...' Gerak Sawala.
Raya mendengus dan membelakangi Sawala,semarah itu ?? Batin Sawala. Pria itu merangkul Raya dari belakang dan mencium rambut tunangannya lembut. Membalikkan badan Raya dan menatap Raya tepat dimanik matanya coklat itu.
'Jangan marah,kamu mau kemana ?? Makan malam ?? Fitting baju ?? Atau kemana ??' Ungkap Sawala.
Raya luluh. Mengaitkan tangan pada tangan kanan Sawala.
"Makan,jalan-jalan,habis itu fitting pakaian. Pokoknya hari ini kamu punya aku Sa..." Balas Raya semangat.
Sawala mengangguk dan mencium dahi Raya pelan. Membuat wanita berambut panjang itu memerah malu.
'Pertama biarkan saya matiin komputer dulu oke ?? Kamu siap-siap nanti habis ini kita berangkat oke ??' Gerak Sawala.
Raya berjingkrak senang. Memeluk Sawala sejenak dan mencium pipi kiri Sawala dan berlari pergi. Sawala terkejut lalu menggeleng pelan,selama beberapa bulan dia tinggal dengan keluarga Demian,Sawala faham jika Raya itu manja dan kekanakan. Mungkin karena itu awalnya Demian tidak menyetujui hubungannya dengan Raya.
"Mau kemana Sa ?? Kayaknya tuan putri seneng banget ??" Ujar Lex yang baru saja memasuki ruang kerja Sawala.
Sawala menggedik.
'Dia merajuk karena saya sibuk bekerja. Dia bilang mau makan,fitting baju dan jalan-jalan. Terserah saja,daripada nanti dia marah dan menangis...' Gerak Sawala.
Lex mengangguk.
"Buruan gih,tu anak satu kalau udah punya kemauan bakalan susah diajak kompromi..." Balas Lex.
Sawala mengangguk. Lex dan Sawala berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah.
"Terus gambaran rumah part 12 kemarin udah sampai mana ?? Soalnya bakalan dibangun akhir bulan ini kan ??" Tanya Lex.
Sawala nyaris saja akan menjawab jika Raya tidak menyenggol Lex menjauh dari tunangannya.
"Apaan sih lho nanya soal pekerjaan sama Sawala,dia itu mau keluar sama gue..." Balas Raya.
Lex mengangkat kedua alisnya.
"Terus apa masalahnya sama gue ?? Gue jelas berhak nanya sama Sawala karena dia ilustrator gue..." Balas Lex tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
WICARA (Completed)
FanfictionFollow dulu sebelum baca !! *** Dia Sawala. Pria tampan,berhidung mancung, berpenampilan sederhana namun sayang dia suka menyendiri. Kenapa ?? Sebab dia berbeda. Bagi kebanyakan orang mungkin Sawala kurang tapi bagi Raya,Sawala adalah yang terbaik...