Acara weekend dua orang berlain kelamin itu terpaksa gagal sebab kesalah pahaman ini.Sawala yang menjadi bahan utama dari masalah ini tidak tahu harus bersikap seperti apa ?? Dia bingung dan kalut.
'Jika meminta maaf,harus seperti apa ?? Bagaimana caranya ??'
Sawala tidak bisa tertidur,jangankan untuk beralih ke alam mimpi___jika memejamkan mata saja yang terbayang diotaknya hanya wajah penuh kehakiman milik Raya.
Ah,Sawala sepertinya benar-benar jatuh pada wanita itu hingga menyebabkan dia setakut itu. Tapi kenapa ?? Kenapa wanita aneh itu harus datang dan memeluknya dan siapa dia sebenarnya ?? Kenapa Sawala tidak memiliki ingatan apapun mengenai wanita itu ??
Sawala menyerah,dia terduduk ditempat tidurnya dan memilih meraih jaket abu-abu yang tersampir epic dilemarinya.Dia akan menenangkan pikirannya dulu,menggambar sepertinya akan sedikit mengurangi rasa gundahnya.
***
Angin malam ini membuat wanita bercepol acak itu mengeratkan jaket tipis yang dia kenakan.Dia gagal memejamkan matanya dan malah terus mengingat adegan tidak mengenakkan hatinya pagi tadi.
Ah sial,kenapa dia jadi terlihat menyedihkan dengan marah tanpa alasan pada orang yang sebenarnya tidak bisa dia jadikan patokan kemarahan.Memang apa salahnya pria itu memeluk wanitanya ?? Kenapa dia harus tidak suka ??
"Kenapa lho selalu gagal menjaga diri sih Ray ?? Kenapa selalu bersikap idiot dihadapan Sawala ??" Lirih Raya kesal.
Raya berdiri dari duduknya dan nyaris saja kembali kekamar jika saja, sebuah siluet familiar terlihat oleh mata elangnya.
Sawala.
Raya mengendap dan mengikuti kemana pria itu pergi.Ditengah malam seperti ini,kenapa Sawala keluar ?? Raya menganga tidak percaya kala Sawala duduk dibawah pohon dimana biasanya dia menyendiri.
Raya bersembunyi disemak belukar kasar guna memperhatikan apa saja yang pria tuna wicara itu lakukan ditengah malam seperti ini ?? Pertanyaannya,kenapa dia juga ikutan aneh dengan mengawasi apa yang Sawala lakukan ??
"Lho ngapain coba malam-malam gini keluyuran diluar Sa ?? Kalau kenapa-kenapa gimana ??" Lirih Raya.
Sawala masih diam dan memunggungi Raya.Dari sini sebenarnya Raya tidak mendapatkan apapun,tapi jika dia berpindah Sawala akan tahu dan dia tidak mau dianggap sebagai seorang penguntit meski jelas sebutan itu sedikit cocok dengannya.
Sawala masih terus diam disana, seakan tidak ada niatan untuk kembali ketempat tidurnya.30 menit sudah berlalu dan entah apa yang pria berhidung mancung itu kerjakan dimalam gulita seperti sekarang.
Raya menyerah,dia mengantuk,tapi disisi lain dia ingin tahu apa yang Sawala kerjakan.Raya keluar dari semak dimana dia bersembunyi dan menghampiri Sawala.Tanpa aba-aba Raya duduk begitu saja disamping Sawala sampai membuat sang adam terkejut.
"Gue nggak tahu kenapa malah kesini, gue ngantuk dan capek.Tapi gue penasaran sama lho dan apa yang lho lakuin malam-malam gini..." Ujar Raya seakan faham akan tatapan yang Sawala layangkan padanya.
Sawala menunduk dan menuliskan beberapa kata.
'Kenapa malah kesini ?? Saya nggak lagi ngapa-ngapain kok.Cuma nggak bisa tidur aja...'
Tulis pria tuna wicara itu.
"Gue tahu,tapi namanya penasaran bisa apa selain cari tahu ??" Ujar Raya.
Sawala menoleh mendapati Raya tampak berusaha menahan kantuknya.
'Ayo saya anter kamu kembali kekamar kamu,kamu terlihat mengantuk dan lelah..'
Raya diam kala membaca tulisan Sawala dan malah mengalihkan pandangannya kedepan.
"Gue mau cari udara segar.Acara weekend kita batal karena kemarahan gue soal masalah pagi tadi dan ya.." Jelas Raya.
Ucapan terpotong Raya mengundang pertanyaan dibenak Sawala.Dia penasaran kata apa yang akan terucap dari bilah bibir Raya.
"Gue masih marah soal itu..."
Ucapan jujur Raya menyentak alam bawah sadar Sawala.Dia harus meminta maaf sekarang ??
"Lho nggak perlu minta maaf,gue tahu lho juga sama bingungnya sama gue.Toh orang itu juga udah pergi,gue marah karena gue nggak tahu harus gimana.Ingatan itu terpaku pada otak kecil gue dan Sawala..."
Ada jeda panjang disana.
Mereka berdua diam,Sawala menahan diri untuk tidak menulis dan Raya menahan diri juga untuk tidak tertidur.Jujur saja Raya sangat ingin meletakkan kepalanya dan memejamkan mata menuju alam mimpi tapi tidak dalam keadaan seperti ini.
Sawala menatap side profile milik sang hawa kala udara malam berhembus kencang seakan menusuk kulit mereka.Bahkan Sawala bisa mendengar gerutan gigi dari sang hawa,Raya kedinginan.
Entah keberanian darimana,Sawala meraih tubuh menggigil Raya kedalam pelukannya.Mendekap tubuh kurus Raya dengan erat,seakan Sawala takut Raya akan hilang. Raya ?? Dia memejamkan kedua matanya menikmati kehangatan yang diberikan oleh tubuh Sawala.
"Gue....." Gumam Raya pelan.
Sawala menunduk dan mendapati Raya memejamkan kedua matanya dengan bibir membiru.Sepertinya Sawala harus membawa wanita itu kembali kekamarnya jika tidak ingin dia sakit.
"Jatuh sama...."
Lanjutan ucapan Raya tidak terdengar jelas oleh rungu Sawala sebab pria itu sibuk memopong tubuh Raya dan membereskan peralatan gambarnya.Dia harus membawa Raya istirahat dan membawa dia kekamar wanita itu jelas akan sangat tidak dibenarkan.
Alhasil Sawala membawa Raya ke ruang kesehatan milik panti,dia membaringkan Raya disana dan menyelimutinya.Menutup semua akses udara masuk dan memilih mematikan AC diruangan itu agar sang hawa tidak kedinginan.
'Saya tidak tahu kenapa semakin saya bersama sama kamu,semakin saya khawatir.Raya,banyak hal yang telah saya lalui dan termasuk bertemu juga berpisah dengan oranglain..'
Sawala menatap wajah damai Raya ketika memejamkan mata.Wanita yang sempurna,cantik tanpa cela.
'Saya selalu biasa akan kehadiran dan kehilangan seseorang sebab tempat saya tinggal memang mengharuskan saya seperti itu...'
Sawala memejamkan kedua matanya erat.Entah sejak kapan sesak mendatangi dadanya.
'Tapi entah kenapa....'
Sawala tersenyum kecil kala melihat wanita didepannya ini mengerutkan keningnya pelan dan kembali tenang.
'Tapi entah kenapa,saya tidak mau hal itu terjadi sama kamu...'
Sawala membuka kembali buku gambarnya dan menggoreskan pena yang dia miliki untuk menggambar sang hawa.
'Saya ingin egois kali ini,apakah saya bisa ??'
Sawala mengamati bagaimana bentuk kelopak mata Raya dan mulai kembali khusu' dalam gambarnya.
'Saya tidak mau kami pergi Raya...'
Sawala kembali menatap bentuk hidung dan alis Raya.
'Saya mau kamu terus bersama dengan saya,apa saya bisa ??'
Sawala menyerah,dia menutup buku gambarnya dan meletakkan kepalanya dilipatan tangan yang dia letakkan diatas bankar yang sama dimana Raya tertidur.Sawala menatap wajah tenang dan damai milik Raya dan tersenyum kecil,sama seperti Raya yang berada di alam mimpi maka Sawala juga sama.
'Bisakah saya egois dengan terus mengharapkan kamu ada disamping saya Raya ?? Atau mungkin bersama dengan saya,beriringan dan bahagia ??'
Sawala menghela nafas dalam.
'Apakah saya bisa ??'
***
Selamat pagi guys...
Apa kabarnya ?? Semoga baik ya !!
Yuk buruan masih anget,baru angkat dari otak.
Don't forget to share,vote and comment !!!
See you on the next chapter 💚💚💚
Terimakasih 💖💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
WICARA (Completed)
FanfictionFollow dulu sebelum baca !! *** Dia Sawala. Pria tampan,berhidung mancung, berpenampilan sederhana namun sayang dia suka menyendiri. Kenapa ?? Sebab dia berbeda. Bagi kebanyakan orang mungkin Sawala kurang tapi bagi Raya,Sawala adalah yang terbaik...