Chapter 9

5 0 0
                                    

"Ini surat keterangannya, pak. Silakan dibaca lagi...."

"Oh iya, udah pak. Terima kasih banyak ya, pak!"

Timothy tersenyum meski warga yang dilayani olehnya sudah berlalu melewati pintu keluar. Setelah itu, Timothy duduk dan menyandarkan punggungnya dengan malas sementara Aldiana masih mengetik sesuatu di komputer pelayanan itu. Pemuda itu tampak penasaran dan mulai mengintip apa yang gadis itu lakukan.

"Apa tuh, teh?" tanya Timothy penasaran.

"Oh, ini ada yang minta surat keterangan domisili usaha. Sebelum bapak yang tadi, dia kesini sambil nitipin berkasnya. Katanya sih nanti mau diambil setelah dari bank." jawab Aldiana tanpa melepaskan pandangannya dari layar komputer. Timothy hanya merespon dengan anggukan pelan.

"Aldi, aku mau tanya perihal data pelaku UMKM."

Suara Surya dari ujung pintu ruang pelayanan terdengar cukup jelas dan membuat Aldiana langsung berdiri dari duduknya. Dia pun menatap lurahnya cukup lama sebagai respon atas permintaan Surya itu.

"Data pelaku UMKM? Ada kok, pak. Gimana?"

"Udah dikirim ke dinas belum? Pak kabag nanyain terus soal data pelaku usaha yang paling terakhir kita rekap. Katanya mau dikirim ke kementerian siang ini." kata Surya sembari mendekati meja pelayanan dan berhadapan dengan Aldiana langsung. Melihat pemandangan itu, Timothy pun langsung menginterupsi.

"Itu data bakalan masuk ke kementerian, lalu gimana lagi, pak? Nanti semua pelaku usaha ini bakalan diapain?" tanya Timothy. Surya pun menatap Timothy lalu mengangkat bahunya.

"Entahlah. Kalo dari suratnya sih, mereka mau mengumpulkan data pelaku usaha satu kota ini yang nantinya akan dikirim ke kementerian. Kalo menurut dugaanku sih, itu berhubungan dengan bantuan dana untuk pelaku usaha."

Aldiana mengangguk pelan saat Surya menjawab pertanyaan itu. Sambil melihat data miliknya, gadis itu menjawab pertanyaan pimpinannya itu.

"Data terakhir yang masuk berjumlah 400 orang, siang ini mau saya kirim via e-mail ke dinas." jawab gadis itu mantap. Dia pun membuka peramban dan mulai mengakses laman e-mail yang dimaksud. Lurah muda itu mengangguk paham.

"Baiklah. Nanti konfirmasi lagi padaku jika sudah dikirim. Sekarang aku mau ke kecamatan dulu. Ada rapat sama Pak Camat."

Aldiana dan Timothy mengangguk pelan sementara Surya melangkah keluar menuju kecamatan. Beberapa saat kemudian, Tirta keluar dari ruangannya dan mampir ke ruang pelayanan dimana Aldiana dan Timothy tengah bekerja.

"Eeeehh, pak Seklur." sapa Timothy santai. "Gimana pak?"

"Hmmmm, pak lurah lagi pergi ya." kata Tirta sambil duduk di kursi pelayanan. Matanya menatap ke arah Timothy dan Aldiana secara bergantian.

"Yaaaah, katanya ada rapat sih. Gak tau rapat apa." balas Aldiana. Ketika mereka tengah berbincang-bincang, seseorang masuk ke dalam ruang pelayanan sambil tersenyum. Beberapa lembar kertas memenuhi kedua tangannya dan terlihat salah satunya akan terlepas dari pegangannya.

"Punten, masih bisa daftar pelaku UMKM gak?"

~000~


Aldiana, Timothy dan Tirta menatap orang yang baru saja datang ke kantor mereka. Orang itu -- seorang pria berusia sekitar 30-40 tahun dengan menggunakan pakaian jins dan kaos polo lama -- membawa beberapa lembar kertas sembari tersenyum pada para pegawai. Dengan langkah perlahan, dia mendekati meja pelayanan dan menaruh berkasnya di atas meja.

"Ada yang bisa saja bantu?" tanya Aldiana sambil berdiri dari bangkunya.

"Begini, bu..." kata pria itu sambil menarik napas panjang. "Hari ini masih bisa daftar pelaku UMKM gak? Kebetulan saya bawa persyaratan punya saya dan teman-teman lain."

Aldiana - The Stories -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang