Chapter 1

7 0 0
                                    


Aldiana terduduk di kursi dan menatap ke seluruh penjuru dengan canggung. Ruangan pertemuan kelurahan itu tampak horor baginya dikarenakan tembok yang catnya mulai kusam, minim pencahayaan, dan juga gadis itu tengah menjadi tontonan bagi seluruh pegawai kelurahan di depannya.

"Ehm, jadi begini, bapak dan ibu sekalian..." kata Tirta mulai berbicara. "Alasan saya mengumpulkan bapak ibu disini adalah untuk memberitahukan bahwa kita kedatangan pegawai baru terhitung sejak hari ini. Mungkin di antara bapak dan ibu sudah tahu dan mungkin sudah tegur sapa dengannya di kecamatan, tapi biar makin akrab, sekarang perkenalannya lebih detail gitu."

Setelah berbicara begitu, Tirta menatap ke arah Aldiana sembari tersenyum. Wajah gadis itu merona kemerahan ketika dia melihat senyum pimpinannya itu. Dia tampan jika tersenyum, pikir Aldiana yang akhirnya ikut membalas senyumnya Tirta dengan senyuman canggung. Di saat itu juga, Tirta kembali melanjutkan pengarahannya.

"Mungkin bu Aldiana bisa langsung mulai perkenalannya?" kata Tirta sambil mempersilakan Aldiana dan gadis itu menanggapinya dengan anggukan kecil. Agak lama hening, akhirnya Aldiana memulai perkenalannya.

"Assalamualaikum wr.wb dan selamat siang. Mohon izin, pak seklur dan bapak ibu sekalian..." kata Aldiana sambil menoleh sekilas ke Tirta dan seluruh pegawai sebelum akhirnya melanjutkan perkenalannya. "Nama saya Aldiana Chandra Praditha, S.STP. Biasa dipanggil Aldi atau Aldiana. Umur saya 23 tahun. Saya berasal dari Bandung dan sebelumnya saya bekerja di kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat selama setahun. Saya ditempatkan di Sukabumi sejak sebulan yang lalu. Uhm, salam kenal buat semuanya dan mohon bimbingannya selama saya disini."

Begitu Aldiana menyelesaikan perkenalannya, semua pegawai bertepuk tangan -- terutama ibu-ibu yang menyambutnya dengan heboh di kantor kecamatan tadi. Tirta mengangguk pelan lalu menenangkan semua pegawai.

"Ibu Aldiana sudah memperkenalkan diri, jadinya giliran saya yang akan memperkenalkan diri saya dan seluruh pegawai Kelurahan Karamat." kata Tirta yang mengambil jeda sebelum perkenalan. "Ehm, mungkin tadi kita udah kenalan di kecamatan ya, tapi sepertinya akan saya ulangi dengan detail. Nama saya Tirta Wardhana, S.STP, dipanggilnya Tirta biar singkat. Umur 28 tahun, yah dikit lagi mau kepala tiga. Saya asli dari Praya, NTB tapi ditempatkan di Kota Sukabumi. Kira-kira udah lima atau enam tahun saya bekerja disini...."

Umur 28 tahun? Masih muda!, pekik Aldiana dalam hati. Dilihat dari penampilan, jabatan dan umur, Tirta mengingatkannya dengan karakter webcomic kesukaannya yang sama-sama seorang sekretaris lurah dan masih muda. Yang membedakan hanyalah kacamata yang digunakan oleh Tirta dan ekspresinya yang stoic. Aldiana kembali menyimak perkenalan Tirta dan menatapnya intens.

"Kalo status, saya udah berkeluarga." lanjut Tirta. "Istri saya bekerja sebagai PNS tapi juga ketua penggerak PKK Kelurahan Karamat. Anak udah ada dua orang dan masih kecil. Yah, sekian dari saya."

Aldiana syok ketika mengetahui jika Tirta sudah menjadi seorang ayah karena dia mengira jika Tirta masih lajang atau berpacaran. Berarti Tirta menikah di umur berapa? Namun Aldiana menepis pikirannya itu karena memang bukan urusannya.

"Oh, sekarang saya perkenalkan para pegawai satu per satu." kata Tirta singkat. Dia pun mulai memanggil nama pegawainya yang duduk di sisi kanannya.

"Yang masih unyu-unyu itu namanya Timothy Andreas. Dia tenaga honorer daerah disini dan masih kuliah."

Aldiana menatap pemuda bernama Timothy itu sembari tersenyum kecil. Pemuda itu membalas senyum dan membuat Aldiana terperangah. Penampilannya tampak fresh dan masih imut-imut untuk ukuran mahasiswa.

"Sebelahnya Moty ada bapak Kei Sudarsono, kepala seksi pemerintahan kelurahan. Hm, kami biasa memanggil beliau dengan sebutan 'Pakkei', gabungan antara panggilan pak sama namanya."

Aldiana - The Stories -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang