04

1.7K 324 19
                                    

Terhitung, hari ini adalah hari keempat kau menjadi kekasih Wen Junhui. Kabar itupun sudah tersebar kemana-mana, bahkan Jinae terus menagih penjelasan darimu, karena merasa tak terima. Dia menjadi sahabatmu, tapi dia bukan orang pertama yang mendengar kabar itu darimu.

Kau hanya menghela napas pelan. Tak pernah terbayangkan olehmu, menjadi kekasih seseorang akan semenyebalkan dan semelahkan ini. Pasalnya bukan hanya Jinae yang menanyakan hal tersebut, bahkan orang-orang yang tak pernah dekat denganmu juga mulai menginterogasimu. Memuji keberanianmu untuk berkencan dengan seseorang yang dijauhi oleh wanita seumuranmu.

Tak terkecuali Seolin, yang hari ini dengan sengaja membawa mobil laborghini biru metalik miliknya dan sukses menjadi pusat perhatian. Lebih tepatnya pancingan, agar kau segera memenuhi taruhan kalian.

"Haha! Kau serius?! Aku tak menyuruhmu untuk menjadi kekasihnya. Aku hanya minta-"

"Tutup mulutmu. Tugasmu hanya menunggu, bukan mengomentari caraku untuk mendapatkan apa yang kau mau." Kesalmu

Wanita itu menurunkan kaca mata hitamnya sampai ia bisa melihatmu dengan gaya sombongnya.

"Ya ya, terserah padamu saja. Toh konsekuensinya kau yang akan tanggung. Aku hanya ingin mengingatkan jika kau belum dengar rumor itu." Ucapnya sambil tersenyum senang.

"Sialan. Kau memang sengaja melibatkanku dengan laki-laki itu kan? Aku tau, kau bukan wanita mesum pengoleksi foto bugil para lelaki. Kau hanya mempermainkanku." Ungkapmu

Ia hanya menaikkan bahunya sembari membenarkan letak kaca mata hitamnya lagi.

"Aku harus menyadarkanmu karena kau sudah melampaui batas kesabaranku. We're not on the same level. So I just help you to know your position, bitch. You better get your self ready, cause I'll prepare lot of condoms for my people as well." Ucapnya diakhiri dengan tawa nyaring di akhir kalimat.

Wanita ini benar-benar sinting. Dia sangat totalitas dalam merendahkan martabat orang lain. Tapi kau menghadapinya dengan senyum. Tak akan kau biarkan dia merendahkanmu setelah ini.

"Bukan aku yang harusnya bersiap-siap, tapi kau. Pastikan wadah yang akan kau gunakan sudah cukup untuk menampung air matamu nanti. Karna lamborghini kesayanganmu itu, akan menjadi milikku. Lihat saja. I'll be ready to see you cry like a river, baby. And one thing that you said it right, we're not on the same level... cause i'm higher than you, bitch." Balasmu yang kemudian melangkah meninggalkannya.

Tak lupa menabrakan bahumu padanya agar ia tahu dengan siapa ia berurusan. Kau bukan lagi (y/n) yang dulu pernah menjadi mainannya. Tidak akan kau biarkan ia berdiri di atas penderitaanmu. Tidak lagi.

Setelah meninggalkan Seolin dengan perasaan puas, kau berakhir di kantin kampus dengan segelas teh hangat yang dapat menenangkan pikiranmu setelah menghadapi gorila betina tadi.

Tapi nampaknya teh saja tak akan cukup untuk menghadapi laki-laki yang tengah melangkahkan kakinya ke arah mejamu. Perlu kesabaran ekstra untuk menghadapinya.

"Kau sudah makan?" Tanyanya yang langsung mengambil duduk di depanmu. Di belakang sana dapat kau lihat orang-orang tengah membicarakan kalian berdua. Ash! Sialan sekali, padahal kau tak berniat menjadi pusat perhatian. Kau benci, lebih tepatnya.

"Sudah. Kau sendiri?" Tanyamu.

Semenjak menjadi kekasihnya, kau tak lagi memanggilnya Sunbae. Kau rasa tak perlu menghormati laki-laki brengsek yang hanya ingin menidurimu itu.

"Belum. Tapi aku membawa bekal. Aku mau kau menyuapiku."

Kau mendelik ke arahnya. Jelas saja terkejut. Laki-laki ini semakin menyengsarakanmu dengan menjadikanmu bahan omongan orang.

Just A Rumor [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang