05

1.8K 360 18
                                    

Part panjang, jadi ku ingatkan untuk vote terlebih dahulu🥺💗

Maaf juga up nya jam segini haha
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seharian ini kau sama sekali tak bisa fokus pada materi yang diterangkan pengajar di kelasmu. Kau hanya memikirkan siapa yang kau temui di perpustakaan kemarin. Pasalnya sudah sangat jelas yang kau temui kemarin adalah Jinae. Tapi ia memang berlagak aneh dengan hanya menutup bibirnya sembari membaca buku.

"Kau masih memikirkannya? Jujur aku juga takut. Karena makhluk itu meyerupai diriku." Ucap Jinae

Kalian memilih mengasingkan diri ke kantin begitu kelas pertama selesai.

"Sial. Jadi rumor itu benar? Ada arwah gentayangan yang menakut-nakuti semua wanita yang dekat dengan Jun." Gumammu

"Bagaimana ini? Apa tidak sebaiknya kau akhiri saja hubunganmu dengan Jun sunbae, toh kau sendiri kelihatannya tidak menyukainya. Jadi untuk apa dipertahankan? (Y/n) aku takut kau jadi korban selanjutnya." Keluh Jinae.

"Aku tidak bisa pergi begitu saja, kau masih ingat kan perkataanku tempo hari? Bahwa aku hanya takut pada Tuhan. Selama aku tak takut, aku tak akan mati. Kau tenang saja." Ucapmu menenangkan Jinae padahal dalam hati kau mengakui bahwa kau sedikit takut.

"Baiklah, aku akan mencoba mempercayaimu. Tapi jika kau perlu bantuanku, jangan sungkan untuk menghubungiku, kapanpun itu. Kau paham?"

Kau tersenyum tipis dan mengangguk sebagai jawabannya. Tak lama setelah itu Jinae berpamitan untuk pergi karena kelasnya sebentar lagi akan dimulai. Kau dan Jinae memang berada di tahun yang sama, tapi jadwal kuliah yang kalian ambil berbeda, sehingga sangat jarang kau bisa dapat satu kelas yang sama dengannya.

Kepergian Jinae membawa sebuah pesan yang masuk ke ponselmu. Tanpa membuang waktu kau buka ponselmu yang menampilkan pesan dari seseorang yang membuatmu menghela napas. Entah mengapa hidupku akhir-akhir ini hanya berputar pada laki-laki itu.

Si gila Jun mengirimu pesan yang menanyakan apakah kelasmu sudah selesai. Dan kau tak berniat untuk membalasnya. Jujur saja, meski beberapa kali berdebar saat di dekatnya, kau tak membolehkan perasaan itu berkembang lebih jauh. Kau hanya harus ingat bahwa kau tengah berada dalam dua misi yang mempertaruhkan harga dirimu dan nyawamu.

Sampai tak lama orang yang kau abaikan itu datang menghampirimu. Sudah dipastikan orang-orang di kantin menjadikan kalian bahan pembicaraan. Entahlah, kau juga bingung sampai kapan mereka bosan membicarakan kalian.

"Aku sedang tak ingin diganggu." Ucapmu langsung.

"Setidaknya beri kabarmu padaku. Aku hanya ingin memastikan kau masih hidup." Ucapnya

Kau memutar bola matamu malas.

"Kau tenang saja, aku tak akan mati." Balasmu

"Aku hanya tak ingin kau mati konyol. Oh iya, kau sudah makan?"

"Aku sudah makan ataupun belum, tidak ada hubungannya denganmu. Jika kau mau makan disini, aku bisa pindah." Ucapmu

"Kau lupa apa yang ku katakan kemarin? Keselamatanmu adalah reputasiku. Dan aku tak mau dengar kau mati karena kelaparan." Ucapnya.

Laki-laki ini selalu saja memiliki alasan untuk membuatmu menuruti keinginannya. Menyebalkan sekali. Seolah-olah kau sudah kalah darinya.

"Aku sudah makan, kau saja yang makan."

Jun menaikan bahunya kemudian mulai membuka kotak bekalnya yang memperlihatkan dua kimbab utuh ditambah dengan mie hitam yang kelihatannya sangat lezat.

Just A Rumor [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang