06

1.7K 372 15
                                    

Hampir 2k words, jadi tolong vote dan commentnya ya^^
Orang pinter pasti tau caranya menghargai orang lain
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kau pikir setelah berdoa semalaman sampai tertidur, kau tak akan mendapatkan gangguan lagi. Tapi ternyata kejadian semacam itu sudah kau rasakan selama seminggu terakhir. Jujur saja, meskipun awalnya kau pikir kau tidak akan takut, tapi kejadian- kejadian mistis nan tak masul akal yang terus kau rasakan benar-benar mengikis keberanianmu.

Hingga kemarin kau benar-benar tak bisa tidur karena lampu tidur dekat nakasmu tiba-tiba saja mati lalu menyala kembali. Semalaman kau hanya membaca doa dan terjaga sepanjang malam.

Kau juga belum mengatakan apapun pada Jun karena tak ingin ia menganggapmu lemah. Terlebih lagi, gangguan semacam ini masih bisa kau tahan.

"Ini baru dua minggu tapi rasanya aku sudah ingin cepat-cepat pergi darinya." Gumammu seorang diri.

Pagi ini Jun sudah pergi ke kampus sementara kau hanya berdiam diri di apartementnya karena hari ini kau hanya memiliki satu jadwal kelas, tapi dosenmu mengabari bahwa kelasnya akan dipindah ke hari lain karena suatu alasan.

Beruntung matahari pagi ini bersinar cerah sehingga mampu meredam rasa takutmu. Tapi cerahnya matahari tak mampu membuatmu memejamkan mata untuk beristirahat.

Alhasil kau memilih untuk memasak sesuatu yang mungkin bisa kau makan. Melihat lemari pendingin Jun hanya ada telur dan daging olahan, kau pun memilih untuk membuat sup telur dan menggoreng daging olahannya.

Kau memasak dengan tenang, hingga masakanmu sudah jadi dan siap disantap. Namun sialnya gangguan itu lagi-lagi datang. Saat kau baru saja menyendok sup panas buatanmu itu, dari sudut matamu kau dapat melihat sesuatu yang dengan cepat melewati kamar Jun menuju ke seberangnya, yaitu kamarmu.

Kau pikir di pagi hari yang cerah seperti ini, makhluk tak kasat mata itu tak akan berani menunjukan dirinya. Tapi kau salah. Justru karena kehadiran merekalah, pagi cerah ini terasa begitu mencekam bagimu.

Kau menelan salivamu berat. Tak berani menolehkan kepala ke arah kamarmu. Bahkan untuk beranjak dari meja makan saja kau tak berani.

Pasalnya pagi ini, gangguan dari makhluk yang entah apa itu semakin menjadi-jadi. Selama seminggu terakhir gangguannya hanya sampai menjatuhkan barang-barang di kamarmu, tapi pagi ini kau diperlihatkan wujudnya. Meskipun kau tak melihatnya dengan jelas, tapi kau tahu bahwa sosok yang mengganggumu selama ini memanglah wanita dengan gaun merah panjang yang menjuntai.

Rasa laparmu menguap seiring meningkatnya detak jantungmu. Ditambah dengan hormon adrenalinmu yang bekerja maksimal saat ini.

Jujur, kau tak tau apa yang harus kau lakukan. Jangankan makan, bernapas saja rasanya sulit. Persendianmu terasa kaku hingga berlari saja rasanya mustahil.

Sialnya, gangguan dari makhluk itu semakin menjadi saja. Pintu kamar Jun yang sejak tadi tertutup, tiba-tiba terbuka saat tepat saat perhatianmu memang tertuju pada ruangan itu. Tak ada yang lebih membuat bulu kudukmu merinding, selain melihat bagaimana pintu itu tiba-tiba terbuka dengan lebar seolah-olah ada seseorang yang tengah mendorongnya. Pasalnya pintu itu terbuka saat gagangnya seolah-olah ditekan oleh sesuatu.

Ceklek!

Krieeeett...

Matamu masih menatap pintu itu dengan takut. Sampai tiba-tiba pintu itu tertutup dengan sangat keras seolah-olah ada sesuatu yang membantingnya.

BRAK!!

"AAAAAAAAAA!"

Kau berteriak dan saat itu juga kau putuskan untuk keluar dari apartement Jun dengan sisa keberanianmu. Kakimu sebenarnya sangat lemas, tapi kau tak mau terkurung sendirian di apartement itu. Setidaknya tidak dengan arwah gentayangan itu.

Just A Rumor [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang