Killa menyeret Desi menuju ke kantin. Langkahnya terayun lebar-lebar, ia tak bisa menunggu lebih lama lagi. Ia harus segera manemui seseorang. Killa benar-benar tak bisa menahannya, kesabarannya telah habis. Sedangkan Desi dengan pasarah mengikuti Killa dari belakang.
Killa mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin, dengan segera menghampiri seseorang setelah menemukan keberadaannya. Kantin saat ini sepi karena sekarang memang masih jam pelajaran. Hanya beberapa anak dari kelasnya saja yang mengisi kantin.
"Killa mau ngomong" ujar Killa menggebu, ia kini sudah ada dihadapan orang yang dicarinya, ia harus segera mengatakannya.
"Iya?" balasnya sambil bingung.
"Susu kotak ini dua berapa?" tanya Killa pada neNek warung samping batagor Mak Siti. Tangannya menunjuk susu kotak rasa strawberry kesukaannya.
"Sepuluh ribu kalo yang itu, neNek kira apa bikin degdegan aja kamu neng" jawab neNek sambil sibuk menata jajanan.
"hehehe ya maap Nek, nih Nek uangnya" Killa mengulurkan selembar uang sepuluh ribuan.
"Oke makasih" jawab neNek setelah menerima uang dari Killa.
Killa celingak-celinguk ia pikir sedari tadi Desi dibelakangnya. Ia berdecak saat melihat Desi tengah berjalan kearah meja sambil membawa mangkuk. Killa pun melangkahkan kakinya menuju Desi. Killa pun langsung mendudukkan diri di hadapan Desi.
"Lo ga beli makan??"
Desi menatap Killa yang tengah menancapkan sedotan susunya, Killa menggeleng setelah meneguk susunya.
"Cuma butuh susu aja"
"Gue udah laper banget anjiir, masa ulangan harian dua kali tanpa jeda, ngelewatin istirahat lagi"
Killa terkekeh melihat Desi yang menggerutu dengan mulut terisi penuh oleh batagor.
"Tuh liat, anak kelas kita pada kaya orang cacingan semua" tunjuk Desi ke sekitar dengan sendok ditangannya. Killa pun ikut melihat ke sekitarnya, benar saja teman temannya yang mendominasi kantin tengah kalap mencari makanan.
"Killa mah cukup minum susu strawberry, nanti stressnya ilang kok" Killa memainkan sedotan susunya "Tapi emang bener sih tu guru masa sampe nuker waktu istirahat"
"Nah kan! Nggak berperikeperutan banget tuh".
Killa hanya terkikik menanggapi sambil meminum kembali susunya. Matanya menatap salah satu susu kotak yang ada ditangannya, sesekali ia mainkan. Ia berniat akan memberikan pada Reno nanti. Pikirannya masih sesekali terbayang kejadian di Mall kemarin.
Killa bangkit dari duduknya, ia melemparkan kotak susu kosong ke tempat sampah yang ada di dekatnya. Setelahnya ia pergi menuju ke kelasnya bersama Desi yang baru saja mengembalikan mangkuk pada Mak siti. Sesekali Killa berceloteh bergosip dengan Desi, ia merasa nyaman bercerita dengan Desi, apalagi Desi juga menanggapi cerita nya dengan baik. Desi juga antusias pada gosip. Seperti dirinya.
Sebelah tangannya yang membawa susu kotak juga sesekali terayun sesuai langkah kakinya. Saat hampir mencapai kelasnya Killa menyempatkan menoleh ke depan kelasnya, memastikan apakah kelas Reno ada guru atau tidak. Bibirnya melengkung ke atas saat mendapati kelas Reno terlihat ada beberapa anak di depan kelas, sepertinya tak ada guru.
Killa sedikit bingung sepertinya kelas XI MIPA 6 kerap sekali kosong, padahal selama ia sekolah di SMA Satria Bangsa kelasnya belum pernah mendapati jamkos. Palingan hanya kemarin saat jam pak Joko, itupun harus tetap di lapangan.
"Des gue mau ke kelas Mipa 6" ucapnya menghentikan langkah.
"Ngapain? Perlu gue anter?"
Killa menggeleng, sudah terlalu sering ia merepotkan dengan mengajak Desi kemanapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKILLA
Romance"Permisi, boleh kenalan?" sapa Killa tanpa malu "Ya ampuuun, cogan emang beda yah, ngangkat alis sebelah aja gantengnya nambah banyak." "Siapa?" "Hah?" "Anak baru?" Killa mengangguk menanggapi. "Oh" "Oh?! Kok Cuma oh? Reno ga inget? Kita pernah ket...