7. Pulang Bareng

28 7 0
                                    

Tak terasa sudah dua minggu semester dua dimulai, dua minggu pula Killa bersekolah di SMA Satria Bangsa. Hampir lupa. Dua minggu pula lamanya Killa berusaha mengejar Reno Febiansyah namun selalu gagal. Tak henti-hentinya MaKilla selalu berusaha untuk mengajak Reno pulang bersama, dan tak hentinya pula Reno menghindar.

"Hari ini pasti bisa pulang bareng Reno! Pasti!" tekadnya yakin, bahkan ia telah meminta kakaknya untuk tak menjemputnya nanti.

Killa melangkahkan kakinya mantap memasuki kelas. Pukul 06.40, namun kelasnya sudah mulai tampak ramai. Killa meletakkan tasnya setelah menyapa beberapa teman yang dilewatinya. Bahkan Desi pun sudah duduk anteng ditempatnya.

"Des!"

Desi menoleh. Mengernyit saat Killa memegang kedua tangannya.

"Apa?" tanyanya bingung.

"Doain gue, biar hari ini bisa pulang dianter Reno"

Desi menghela nafas. Ia kira apa. Hampir tiap hari Killa memohon agar dirinya mendoakan seperti ini.

"Iya gue doain, tapi inget Kil jangan terlalu ngarep, lo tau Reno kaya apa, udah banyak hari lo ngejar tapi dianya masih cuek"

Killa mengernyit sebentar, namun langsung berganti senyuman "Kali ini beneran, gue yakin kali ini bisa pulang bareng"

"Gini, gue ingetin. Lo boleh berharap akan ekpektasi lo, tapi inget. Jangan sepenuhnya lo berharap. Misal nih yaa, lo berharap cukup 99% aja, sisain 1% buat lo kecewa, karna realita ga ada yang tau"

Desi menyeletuk lumayan panjang. Sebenarnya ia ingin mengatakannya sejak lama. Ia cukup prihatin akan Killa yang selalu berusaha mengejar Reno namun selalu di abaikan.

"Iya Des, gue inget. Tapi lo juga mesti inget karna gue akan merubah 1% itu menjadi realita yang gue harapin!" tekad Killa.

*****

"Nih Mak utang Ilham 1 minggu" ujar Ilham sambil memberikan beberapa lembar uang.

"Halah, bentar lagi juga ngutang lagi"

Ilham menyengir.

"Ini namanya nggak ngutang Mak, ini namanya Ilham bayarnya borongan satu minggu sekali"

"Ngeles aja kamu Ham"

"Mak Ilham pesen 1 porsi batagor yaa gapake saos" ucapnya mengalihkan.

Mak siti hanya menanggapi dengan anggukan pembelinya ini, mau bagaimana pun pembelinya ini tetap membayarnya walau 1 minggu sekali.

"Makasih Mak Siti yang cantik jelita, ini bayarnya borongan lagi yaa" Ilham menerima mangkuk yang di sodorkan oleh Mak Siti. Sedangkan Mak Siti hanya mampu menggelengkan kepala atas pembelinya yang 'special' tersebut.

Ilam mendekati meja yang sudah terisi kedua sahabatnya. Hari ini mereka sedang ingi memakan soto makannya Ilham saja yang memesan batagor.

"Lama amat bro" Doni.

"Biasa, Mak Siti kayanya ngefans sama gue, ditahan mulu gue di sana"

"Palingan bayar utang" sahut Reno sebelum memasukkan sendok sotonya.

"Ih bebeb kok tau?"

Reno segera melayangkan botol kecap yang tertutup rapat ke Ilham,yang berhasil ditangkap. Ia dibuat merinding oleh kata-kata Ilham barusan. Sedangkan Doni hanya terbahak-bahak.

Amit-amit. Batinnya.

"Hai Reno. Boleh gabung ga?" tiba-tiba sudah ada Killa di hadapannya membawa semangkuk makanan, dan ada sahabatnya yang mengekor dibelakangnya. Kalau tidak salah namanya Desi, mantannya Abdul.

MAKILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang