lagi pengen double update gatau kenapa. wkwkwk. semoga kalian menikmati ceritanya yaaa, jangan bosen wkwkw
*****
Reno memakai jam tangannya. Minggu pagi ini ia akan pergi ke café di pusat kota. Awalnya dia sudah janjian dengan Sindy untuk menemani gadis tersebut mencari pakaian, namun batal. Karena Reno sudah terlanjur bersiap-siap dia pun akhirnya mengajak Ilham, Doni dan beberapa teman basketnya.
Segera Reno menyambar kunci motornya yang tergeletak di meja ruang tamu.
"Kak Reno ikuut" rengek Adel adik perempuan Reno.
"Kakak mau main sama temen kakak Del"
"Ya Adel ikut main kak" adel terus menarik-narik lengan jaket bomber kakaknya.
Reno membungkuk, menyejajarkan tingginya dengan adiknya yang berumur sepuluh tahun tersebut. Tangannya tergerak untuk mengelus kepala adiknya. Ia tersenyum tipis melihat muka adiknya yang memelas.
"Ya? Adel males sendirian" ucapnya dengan bibir manyun.
"Kan ada Bi Inah"
"Bi Inah lagi sibuk kak, yaa ikut ya?"
Ah iya Reno ingat kemari Bi Inah mengatakan akan menanam sayur-sayuran, supaya bisa hemat juga. Reno mengangguk.
"Ya udah sana ganti baju"
"Yeeee" Adel bersorak dan mencium sekilah pipi kakaknya.
Reno tersenyum melihat adiknya, Reno menghela nafas lumayan berat. Tak tega juga jika menolak permintaan adiknya itu. Ayahnya sedang dinas keluar kota selama seminggu, mungkin akan pulang lusa. Ia teringat sosok bundanya yang sudah hampir 2 tahun ini meninggalkan mereka. Sungguh kasian ia melihat adiknya itu ditinggal bundanya saat Adel sedang membutuhkan sosok ibu.
Terasa berat baginya mengingat masa dimana bundanya sakit sakitan. Bundanya berusaha terlihat tegar namun sering terlihat menahan sakit.
Biasanya sebulan sekali di hari minggu ia, Adel dan ayahnya akan mengunjungi makam ibundanya, harusnya hari ini jatah nya, namun ayahnya terpaksa pergi dinas.
"Ayok kak"
Reno menggandeng tangan adiknya menuju ke motornya. Tadi ia sudah ijin dengan Bi Inah yang tengah menanam biji sayur di halaman rumah.
Reno pun melesatkan motornya dengan kecepatan sedang, takutnya Adel nanti masuk angin.
"Kak kak!" Adel menepuk punggung kakaknya.
"Kenapa?" tanya Reno melirik spion.
"Itu penjualnya kasian ya dorong gerobak"
Reno menolehkan kepalanya ke arah yang ditunjuk Adel. Disana ada seorang bapak-bapak yang tengah mengelap keringatnya sambil mendorong gerobak dagangannya.
Reno berdehem menanggapi. Ia sedikit merasa aneh dengan situasi ini, seperti pernah mengalaminya. Tak ambil pusing ia segera memfokuskan pikirannya, takut terjadi hal tak diinginkan.
*****
Reno memasuki café dengan menggandeng adiknya. Ia mengedarkan pandangannya mencari teman-temannya. Ia segera mengajak Adel mendekati sebuah meja setelah melihat lambaian tangan Doni.
"Lo yang ngajak lo yang telat" cerocos Ilham.
"Sorry" ujarnya sambil memperlihatkan tangannya yang sedang menggandeng Adel. Teman-temannya menoleh ke anak kecil yang tengah tersenyum lebar.
"Eh Adel yang manis dan cantik ikut?" tanya Doni sambil menarik tangan Adel untuk duduk disampingnya. Doni menggeser Ilham untuk memberi tempat untuk Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKILLA
Romance"Permisi, boleh kenalan?" sapa Killa tanpa malu "Ya ampuuun, cogan emang beda yah, ngangkat alis sebelah aja gantengnya nambah banyak." "Siapa?" "Hah?" "Anak baru?" Killa mengangguk menanggapi. "Oh" "Oh?! Kok Cuma oh? Reno ga inget? Kita pernah ket...